Kini Elara sedang berusaha membangunkan keempat monyet terkutuk. Kalian tau kan siapa? Yapp benar, dapet duit seratus juta dipotong pajak dua ratus juta jadi kalian hutang ke saya seratus juta. Canda sayang.
Elara sudah capek dengan keempat monyet ini karena setiap mau di bangunin. Jawabnya.
"Ah elah 5 menit lagi."
Itu 5 menit apa 5 jam?!
Elara dengan pasrah melihat kearah jam dinding sudah jam 1 pagi. Gawat! Apa mereka ditinggal aja ya? Sudah terlintas pikiran buruk nan busuk di otak Elara yang berencana agar meninggalkan mereka lalu mengkuncikan mereka dari luar.
"Ra udah pada bangun," tanya Syifa yang membuyarkan pikiran busuk Elara.
"Atuh ini mah susah banget dibanguninnya ihh," Elara sungguh kesal dengan Felix,Nakula,Lucas, dan Edsel kalo dibangunin mah susah banget! Giliran nanti ditinggal marah marah! Kan ngeselin coba.
"Gimana Ra udah bangun?" Ocean muncul dibalik kamarnya lalu berjalan bersama Dara menuju Ocean.
"Boro boro Ce!" Ucap Elara sambil cemberut lalu menendang kecil Nakula.
"Yaudah sini gue yang bangunin, tapi bentar dulu," Ocean kembali ke kamarnya lalu kembali lagi dengan membawa sebuah pengeras suara.
Dara mengernyit bingung. "Lo mau ngapain Ce? Kalo mau bangunin mereka pake pengeras suara kayak gitu emang bakal bangun?"
"Tenang ibu Dara saya sudah mempersiapkan kata katanya."
"ADA CEWEK CAKEP NAN BOHAY WOYY," Teriak Ocean melalui pengeras suara itu. Jangan harap usahanya itu berhasil.
"MANA WOYYY."
"POKONYA BUAT GUE!"
"LUCAS GAK BOLEH DAPET!"
"WAHAI CEWEK BENING BABANG DATENG!"
Dan ternyata berhasil.
Dasar lelaki.
"E-ehh!" Edsel terkejut ketika keempat cewek yang bisa dibilang sahabatnya itu. Menatap tajam seperti ingin membunuh.
Nakula memegang tangan Edsel. Sepertinya Nakula one heart sama Edsel. Sama sama ketakutan soalnya haha.
"Nakula!" Elara memanggil Nakula dengan nada rendah yang super menakutkan. "I-iya Ra."
Gulp
Nakula menelan ludahnya dalam dalam dan melihat ke arah Edsel,Felix dan Lucas pun sama ketakutannya.
"Lucas!" Ocean memanggil nama Lucas sambil menatap tajam. "Ke..nap...a?"
"Edsel sama Felix!" Ucap Syifa dan Dara bersamaan.
Felix sudah pasrah sepertinya mereka akan dimarahi habis-habisan oleh Ocean,Dara,Syifa dan Elara. Eh tunggu Ocean? Dia tidak mungkin marah namun dia akan merasakan tatapan maut khas seorang Ocean.
"Kalian tahu gak ini jam berapa?" Ucap Dara lembut namun dengan tatapan setajam silet. Membuat keempat lelaki itu menoleh kearah jam secara bersamaan.
Nakula sudah membuka mulut bersiap untuk menjawab pertanyaan Dara namun suara keras Elara mendahuluinya.
"Jangan jawab!" Teriak Dara Nakula langsung tutup mulut.
"Kalian tahu gak kalo kita ditinggalin bus gimana?" Dara kembali bertanya.
"Jawab!" Ucap Dara melotot.
Ah serba salah atuh aing pengen jawab nanti malah dimarahin kalo gak jawab nanti dimarahin juga. Batin Nakula bergelut
KAMU SEDANG MEMBACA
Seconds in Hours
FantasyKetika kamu terjebak di dunia yang entah dimana- Ini bukan kisah tentang romansa remaja yang membuat kamu berguling guling di kasur. Atau kisah horor yang membuatmu merinding sendiri karena membayangkannya. Ini kisah tentang Solidaritas.Tentang kede...