|25'

70 26 4
                                    

Malam ini rasanya seperti malam terakhir bagi Yeran. Dirinya seperti seorang pencuri yang tertangkap basah saat hendak kabur. Tertahan dalam ruang penuh orang hingga dipukul oleh massa.

Tapi bukan itu maksudnya. Bukan berarti Yeran saat ini sedang dipukuli oleh seseorang yang jelas melihat apa yang dilakukan.

Rasanya seperti di pengadilan saja. Dicap sebagai tersangka oleh hakim agung. Dan pria yang hampir bercumbu ria sebagai saksi serta pria bergigi kelinci itu sebagai korban.

Yeran sendiri pusing saat Jungkook terus menyerangnya dengan semua pertanyaan tiada henti. Seolah dirinya dipaksa menjawab tapi mulutnya sengaja Jungkook kunci.

"Bisa tidak kau bertanya satu-satu? Kau pikir aku ini robot yang merespon cepat," sindir Yeran mendelik Jungkook yang masih menatapnya penuh emosi.

"Baiklah!"

Jungkook menegakkan tubuhnya. Atensinya penuh pada gadis didepannya. Sedangkan Taehyung yang berada di sisi Jungkook terlihat sedang berpikir. Menyusun kalimat apa yang harus ia lontarkan pada adiknya itu. Kalimat sempurna agar tak menyinggung-walau sebenarnya tindakannya sudah mencerminkan apa yang tak diharap.

Jungkook berdeham dengan tatapan tegasnya. "Sejak kapan kalian menjalin hubungan?"

"Sebulan yang lalu," jawab Yeran ringan. Memainkan kukunya yang baru saja dipoles cat bening-mengkilap dan cantik. Menghiraukan Jungkook yang terkesan terkejut berlebihan.

"A-apa?! Hei! Kenapa kau tak memberitahu ku? Kenapa selama ini kau menyembunyikan dari ku? Padahal selama ini aku selalu berusaha ba-"

"Kenapa juga aku harus memberitahu mu? Memangnya kau siapa? Kita hanya hanya seseorang yang pernah bersama sebelum akhirnya berpisah. Kemudian dipertemukan kembali dalam situasi yang menurutku gila!" timpal Yeran kelewat kesal. "Jadi, berhenti bersikap seolah-olah kau itu korban. Menyebalkan."

"Artinya, selama ini perjuangan ku sia-sia untuk mendapatkan mu. Setelah berkali-kali ku lakukan yang terbaik agar kau dapat kembali pada dekapan ku, kau tak menolak. Kau merespon ku secara perlahan. Apa kau tak sadar? Perasaanmu itu masih sama untukku bukan? Walau kau bersikap begitu menyebalkan, seperti benar-benar tak menyukai kehadiran ku, tapi sebisa mungkin aku bersikap lembut padamu. Berusaha untuk tak menyakiti perasaan mu untuk kedua kalinya," jelas Jungkook terlihat begitu kecewa.

Atmosfer ruangan semakin pengap saja ketika kedua pasang manusia itu beradu mulut. Menyanggah omongan masing-masing. Yang padahal kenyataannya memang terjadi diantara kedua orang tersebut.

Saat mendengar penuturan Jungkook, Yeran ikut menegakan tubuhnya. Tatapannya hampir serupa dengan pria didepannya-tajam dan penuh intimidasi.

Kedua kaki yang semula ia lipat, diturunkan. "Apa kau sadar, selama ini aku merespon mu karena kasihan. Kau yang benar-benar berengsek mendadak peduli padaku. Hanya padaku. Padahal jelas sekali kau sudah berkencan dengan yang lain. Aku miris padamu, Jung. Kau haus akan perhatian dariku. Kau mendadak terobsesi padaku. Kau gila, Jeon Jungkook."

Benar-benar seperti gunung yang siap meletus. Rasanya begitu panas dan bergejolak. Taehyung tak bisa diam saja. Ia juga terlibat dalam masalah ini. Ia juga harus turun tangan dan meluruskan semua dengan damai.

Jujur saja, Taehyung bingung harus mendukung yang mana. Sebab keduanya sosok yang begitu berharga baginya. Jungkook yang sudah lama berada disisinya, berdiri sebagai tonggak yang terus membuatnya tetap bertahan. Di sisi lain, Yeran, gadis yang amat dicintainya-walau baru saja menjalin hubungan-gadis itu tetap ia dukung.

HARD TO LOVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang