|7'

161 79 17
                                    

"Jungkook, kau langsung saja naik ke atas. Aku akan menahan Hyoseop Hyung."

Pria dengan pakaian formal nya itu memberi arahan pada Jungkook untuk mengikuti instruksi nya. Dia sudah merencanakan semua ini sejak kakinya sudah menginjak lantai berkilau ini. Memperhatikan terus orang yang diincarnya yang bersama orang yang akan diselamatkan. Terdengar berlebihan tapi memang begitulah.

Jungkook mengangguk dan langsung pergi ke atas. Menuju lantai yang sudah Taehyung suruh.

Kaki panjangnya langsung mengambil langkah seribu ketika tangga darurat. Yang mana tangga itu jarang dilewati siapapun. Jadi cukup aman baginya untuk melewati itu. Jika dirinya menaiki lift sudah bisa dipastikan ia akan dicurigai atau mungkin akan membuat heboh seisi gedung dan membuat rencana nya gagal.

Suasana lorong cukup sepi tapi tak menakutkan. Bukan lorong gelap yang biasa ada di film-film horror dengan suara burung hantu yang menemani setiap langkah. Tapi lorong sepi dengan cahaya terang yang masuk melalui kaca-kaca besar disisi kiri. Memperlihatkan suasana diluar gedung bertingkat dengan awan-awan yang menghiasi langit biru.

"Yeran!" Kakinya langsung berlari cepat menuju seorang wanita yang berjalan sendirian. Wajahnya terlihat bingung ketika Jungkook ada di hadapannya.

"Jungkook?"

"Kau mengenalku?"

"Tentu. Kau kan seorang bintang."

Ada perasaan kecewa ketika mendapat jawaban yang tak sesuai ekspektasi nya. Jawaban yang tak bisa membuat dirinya berkata. Memang benar jika ia seorang bintang. Tapi entah kenapa itu adalah kalimat pertama yang cukup menyakitkan baginya.

"Apa yang kau la--"

Jungkook langsung menarik tangan Yeran dengan cepat. Takut-takut ada orang lain yang melihatnya curiga.

Yeran langsung melepas paksa tarikan tangannya. Menghempaskan begitu saja "Apa yang kau lakukan? Aku ini mau bek--"

"Mulai sekarang kau bekerja di agensi ku."

Matanya terbuka lebar dengan ekspresi terkejut. Begitu mendadak dan tiba-tiba. Orang yang sedari dulu sudah dirinya lupakan dan begitu ia benci kini mengajaknya untuk bersama lagi. Bersama dalam artian sebuah pekerjaan. Benar-benar gila.

"Kau ini bicara apa Tuan? Aku harus segera melakukan latihan." Baru membalik badan, tangannya dicegah oleh Jungkook. Melarang wanita itu untuk pergi sambil menggelengkan kepalanya dengan ekspresi yang Yeran tak mengerti.

Tanpa basa-basi lagi, Jungkook langsung membawa wanita dengan rambut caramel nya itu pergi. Keluar dari gedung yang sebenarnya malas untuk ia datangi jika bukan karena hal mendesak.

Baru beberapa langkah turun dari tangga, keduanya bertemu dengan si pemilik perusahaan. Membuat langkahnya terhenti dan saling bertatap terkejut.

"Kau.."

Tak ingin masalah semakin panjang, Jungkook langsung pergi begitu saja sambil menarik Yeran meninggalkan pria itu terdiam. Sadar jika yang ditemui itu lawan, Hyoseop berteriak memanggil Jungkook. Seolah pendengaran nya bermasalah, Jungkook tidak menggubris panggilan.

Setibanya dibawah, suasana mendadak seperti pasar. Begitu ramai dengan orang yang sibuk berjalan kesana kemari sambil membawa beberapa lembar map. Serta reporter yang ada dimana-mana. Begitu serius mengobrol dan begitu sibuk.

"Hei kau ini kenapa sih." Sungguh Yeran merasa risih dengan sikap pria yang terus menyeretnya seperti anak kucing.

Tadi menarik-narik di tangga, sekarang malah bersembunyi dibalik tembok yang cukup sepi.

HARD TO LOVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang