02. cocok jadi Ayah?

20 1 0
                                    


"YA AMPUNNN MILANNN!!! KAMU PIPISSSS?!!!!" Teriak Revana yg Melihat lengan Dan baju Revano basah.

•√•

"HUWWAAAAAAAAA!!!!" Teriak dan tangis Milan semakin Menjadi, Menarik Rambut Revano kuat.

"Aduhhh—duhh!!" Ringis Revan saat Rambutnya di jambak kuat oleh Milan dan Milan yg memberontak, Revana yg melihat itu segera mengambil Revano lalu segera membawa Milan Ke kamar mandi.

'Sialan, sakit banget jambakannya' batin Revano, lalu mengusap-usap kulit kepalanya.

"Revan? Ayo ke kamar mandi, cuci tangan k-kamu, maaf ya.." Ucap Revana menunduk, sambil terus mengelus-elus punggung Milan yg sudah berhenti menangis.

"Ck, ya gapapa. Cepetan ke kamar mandi! Bau!" Dengus Revano kesal segera menuju Kamar mandi diikuti Revana.

Dikamar mandi..

Revano yg sedang mencuci lemgannya yg terkena Pipis Milan.

"Em.. Baju Revan juga basah ya? Nanti Reva pinjemin baju Ayah deh, maaf bnaget sekali lagi:(" Ujar Revana sembari Memandikan Milan yg asyik bermain dengan gelembung di bathtub.

"Iya." jawab singkat Revano. Namun tiba-tiba Revano membuka hoodienya menyisakan Kaus putih polos.

"HEH?! NGAPAIN!!!" Teriak Revana menutup mata lalu menunjuk Revano.

Revano tidak menjawab, langsung membasuh bajunya.

"Gue masih make baju kali. Mesum amat pikiran lo." jawab Revano datar setelah membasuh hoodienya.

Revana langsung kikuk, dan membuka matanya. Benar Revano masih memakai baju dalam. "E-eh.. Ki-kirain gitu, hehe.."
Ia pun segera mengangkat Milan yg sudah selesai mandi, dan membalutnya dengan handuk.

"Aduhh.. Perut Reva tiba-tiba sakit, Revan bisa tolong bawa Milan kekamar? Plis.." mohon Revana.

"Hm iya." Revano pun segera keluar Kamar mandi dan menuju kamar Milan yg sudah diberitahu sblmnya.

•√•

"Milan.. Pake baju dulu." Seru Revano saat Milan ingin ia pakaikan baju malah kabur dan berlarian walau terkadang oleng karena belum seimbang.

"Nda mauuuu, gelaahhh!" Ujar Milan masih berlarian tanpa memakai pakaian   membuat Revano Memijat pelipisnya yg pusing. Ia tidak bisa membayangkan kalo ia memiliki anak nanti. Uh pikiran macam apa itu?!

"MILAN! PAKAI BAJUNYA! KAKAK BUANG NIH BONEKANYA!" Teriak Revana didepan kamar. "KALO BELUM PAKAI BAJU PAS KAKAK MASUK, KAKAK PASTIIN BONEKA KAMU JUGA KAKAK BUANG!" Lanjutnya.

Milan Mendengus Kesal, "abang cepetan Pakein baju na, nanti Tata malah!" Ujar Milan berbisik.

Revano pun terkekeh, galak juga Cewek itu. Padahal kalo bicara padanya terlihat lembut dan Polos. Cocok jadi seorang ibu.

Ia pun segera memakaikan minyak bayi, bedak, pakaian dalam, baju piyama Bermotif Lebah pada Milan, dan terakhir Menyisir rambut Milan, dan memberi sedikit minyak wangi anak. Selesai!

"Cantik!" Puji Revano mencubit kedua pipi Milan.

"udah belum?!" Revana bersuara lagi.

"UDAAAAHHH!!!" Teriak Milan.

Revana pun masuk, ternganga. Demi apapun sesempurna itu Revano mengurus adiknya? Bahkan ia fikir lebih jago Revano dalam mengurus seorang adik.

"YA AMPUN CANTIKNA ADEKK KAKAK!!!!!" Heboh Revana memeluk adiknya lalu menyedot pipi gembul adiknya dan di unyel unyel gemas.

Milan mendengus kuat-kuat mencoba menjauhkan Mulut kakaknya dari pipinya, namun tetap Saja Revana menyedot pipinya semakin kencang.

"THAKITTT TATAAAAAA!!!!!!" Teriak Milan kesal.

"Eh? YA AMPUN MAAP😭" Ucap Revana mengusap Pipi adiknya yg memerah dsn bekas gigitannya akibat gemas.

Revano sejak tadi hanya memandang, dengan datar dan sedikit memasang wajah jijik saat Revana menyedot pipi Milan.

"Eh? Makasih ya Revano, udah mau bantu ngurus Milan. Hehe Reva berterima kasih banget.. Revan Udah cocok banget deh jadi ayah dari anak anak Reva," Ucap Reva dengan pipi bersemu.

"Ngaco aja idup lo." Balas Revano mendecak. Namun dadanya berdetak kencang dari biasanya. Entahlah.

"Hihi, yaudah ayo makan, Bunda bentar lagi pulang kok," Ujar Revana agllu segera Pergi ke meja makan di susul Revano yg mengandeng Milan yg
berjalan.












Okeh selesai. Pi boong:v

Lanjutan kemarin^,^

Jan lupa vote gais👁👄👁

Revano & RevanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang