“Udah tau hidup cuma sekali.
Tapi sombongnya kaya punya kesempatan ribuan kali.”By : sknisa20
✨ Happy Reading ✨
Kekacauan dari lapangan berlanjut sampai depan ruang UKS. Gunawan Irawan alias Awan, terus saja menyudutkan Dimas. Sedangkan John berusaha melerai keduanya agar tidak terjadi keributan akibat bola basket mengenai kepala Kanya, yang notabene merupakan anak kepala sekolah baru mereka. Akibat tidak ada yang tahu-menahu status Kanya, beberapa siswi menjadi ketakutan merasa pernah melakukan pembullyan saat Kanya pertama kali masuk sekolah.
Meski di depannya terjadi keributan, Kenzi tetap berekspresi datar seolah tidak terjadi apa-apa. Ia menyandarkan punggung pada dinding depan ruang UKS, dimana Kanya sedang di tangani di dalam.
Pertama kali seumur hidupnya Kenzi menggendong seorang perempuan. Berpikir ingin jatuh cinta saja tidak pernah saking sibuknya mengurus kehidupan pribadinya yang tak pernah menemukan jalan keluar. Di tambah, kehilangan sosok ibu sejak kecil membuat hatinya membeku. Enggan merasakan perasaan cinta.
Seseorang wanita berumur sekitar empat puluh tahun, berjilbab, sekaligus lengkap memakai seragam guru berwarna coklat tua melangkah tergesa-gesa. Empat bulan lalu, sekolah SMA Adiyaksa baru saja mengumumkan pergantian kepala sekolah, dan Bu Liza terpilih sebagai penggantinya. Yang ternyata lebih mengejutkan lagi anaknya menjadi salah satu murid di sana.
Awan tiba-tiba mencegah langkah Bu Liza, ia mencium tangan Bu Liza dengan sangat hormat. “Bu...sebagai siswa teladan yang baik hati dan tidak sombong yang ketampanan mampu menembus langit sampai planet mars, saya mohon dengan kelapangan hati ibu yang sangat baik hati. Dengan ini saya minta maaf sebesar-besarnya melebihi besarnya cinta saya terhadap sekolah ini,” Awan mengangkat kepalanya yang semula tertunduk.
“Saya, Gunawan Irawan alias Awan mengakui kesalahan saya di depan Ibu. Tapi saya mohon ibu tidak menghukum saya mengenai status saya sebagai anak kelas dua belas yang——”
“Sudah-sudah, ibu maafkan. Siapapun yang bersalah ibu maafkan, sekarang tolong berikan ibu jalan. Ibu harus lihat kondisi Anya...” sela Bu Liza mengakhiri ucapan Awan yang kelewat berlebihan.
Kenzi mengembuskan napas berat. Sesudah Bu Liza masuk ke dalam ruang UKS ia pun memilih pergi, di susul Dimas. Ternyata yang melemparkan bola basket sampai membuat Kanya cedera adalah Awan, karena Dimas gagal menangkapnya jadi gadis itu menjadi sasaran.
“Ken, gue lupa bilang. Kemarin bokap kasih tau gue di kafenya lagi ada lowongan kerja paruh waktu. Lo berminat? Lumayanlah gajinya juga.” tutur Dimas. Keduanya berakhir duduk di dalam kelas.
Laki-laki itu menoleh dengan tatapan kosong, “Apa gue pernah ceritain masalah hidup gue sama Lo, Dim?” tanya Kenzi dingin.
Dimas menggelengkan kepalanya, selintas ia pernah mendengar dari mulut Kenzi sendiri bicara di telepon mengatakan ia akan mencari pekerjaan. Kebetulan Dimas teringat Ayahnya pernah mengatakan membutuhkan pekerja paruh waktu di salah satu cabang kafe miliknya.
“Gue pikir Lo butuh itu, Lo bisa hubungi gue kapanpun Lo mau.”
“Sebegitu menyedihkan hidup gue,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Aku Salah?
ДуховныеKesalahan, siapa yang tidak pernah melakukan kesalahan di dunia ini? Orang suci sekalipun pasti pernah melakukan kesalahan. Kehilangan, kalian tau bagaimana rasanya di tinggalkan? Berjumpa pada sebuah perpisahan yang tak pernah berujung pertemuan l...