***
Dua hari sebelumnya...
Yuri menatap pantulan dirinya di depan cermin besar. Hari ini gadis itu memutuskan untuk ke salon dan mengganti warna rambutnya. Coklat gelap sudah terlalu membosankan untuknya, Yuri ingin mengganti warna rambutnya kembali hitam dan berkilau. Gadis itu tersenyum memandangi wajahnya sendiri di depan sana dengan rambut yang masih dalam proses pewarnaan.
"Maafkan kami Go Ara-ssi, tapi untuk saat ini memang tidak ada tempat kosong."
Yuri melirik kedua orang yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Yuri mengenali sosok cantik dengan rambut hitam lurus yang berjalan dengan arogannya itu. "Memangnya siapa yang sudah membuat penuh tempat ini? Apa aku juga harus memesan terlebih dahulu?"
"Sekali lagi maafkan kami."
Go Ara mendekati Yuri yang menatapnya lewat kaca. "Apa orang tuamu kaya? Atau kau adalah seorang artis?"
"Ne?" Yuri terkejut saat gadis itu berbicara padanya.
"Jika kau hanya orang biasa, beraninya kau membuat penuh tempat ini dan membuatku harus mencari salon lain."
Yuri yang awalnya tak ingin perduli merasa kesal karena ucapan Ara. Gadis itu bangkit dan berbalik menatap gadis itu. "Apa kau pikir hanya orang kaya dan artis saja yang boleh kemari? Aku punya uang dan aku mampu untuk bayar, lalu apa aku tidak layak ada di sini?"
"Kau mengacaukan jadwalku, dan itu mengganggu ketenanganku kau mengerti?"
"Ya ampun orang ini, dengar ya aku sudah di sini sejak tadi, kau baru tiba dan mengoceh, apa kau pikir kau bisa melakukan apa saja karena kau terkenal?"
Ara memperhatikan Yuri dari atas sampai bawah membuat Yuri semakin tersinggung. "Tentu saja, dan jika kau berniat menjalani hidup sepertiku maka kau harus menyerah sekarang juga karena orang sepertimu tidak akan bisa hidup sepertiku, kau mengerti?"
Seseorang berbisik ke telinga Ara.
"Sudahlah kita cari tempat lain saja, semua orang mulai melihatmu."Go Ara yang mendengar hal itu melirik ke sekeliling dan benar saja, beberapa orang yang berada di dalam tempat itu kini menatapnya dan berbisik.
"Benar dia gadisnya? Yang waktu itu mengaku dilecehkan oleh Choi Siwon."
"Oh ya ampun, kenapa dia harus marah-marah seperti itu?"
"Apa menurutnya hanya karena dia seorang artis maka kita tidak boleh kemari?"
Go Ara mendengar semua ocehan orang-orang itu, dia tak suka tatapan dan juga saat mereka berbisik membicarakannya.
"Kajja Ara-ya, kita tidak bisa menghindari Presdir Lee jika dia tahu hal ini."
Ara menatap wajah Yuri yang masih ada di hadapannya. Gadis itu seperti tak kenal takut dan bisa memukulnya kapan saja dia mau. Ara menatap asistennya yang sejak tadi berada di sebelahnya.
"Baiklah, kita pergi saja."
Keduanya melangkah pergi meninggalkan tempat itu, seorang pegawai yang tadi menjadi pendengar membungkuk saat Ara dan asistennya berjalan keluar dari tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM'S( Dreaming) Complete
FanfictionSetiap orang berhak untuk mempunyai mimpi dalam dunia ini, karena jika kita tak mempunyai mimpi dan tak berani untuk memimpikan itu, hidup akan terasa hambar dan tak terarah. Ini adalah kisah empat orang pemimpi yang mempunyai tujuan hidup mereka m...