Aku pikir aku telah melupakanmu, namun nyatanya, aku tidak pernah sedetik pun tidak memikirkanmu. Hanya kamu dan kamu.
-Dilra
•••
“Hallo, kamu Taeyong kan?” sapa Dilra ramah pada pria tampan yang ada di depannya.
Namun, pria itu tidak menoleh sama sekali, melainkan assik menyeruput kopi hangatnya, mengabaikan gadis cantik ini. Dilra, masih berdiri tegak dengan senyuman yang tidak pernah luntur.
“Taeyong..” panggilnya pelan.
“Ya udah aku duduk disebelah kamu y--”
“--Pergi.” ujar dingin Taeyong.
Dilra menggeleng kukuh, “Kamu nggak inget sama aku? Aku Dilraba, kamu suka panggil aku Dilra atau dear--eh tunggu” belum selesai Dilra bicara, Taeyong sudah berdiri begitu saja.
Dilra menahan lengan Taeyong yang sudah ingin maju melangkah, Taeyong menolehnya, menatap sinis, sangat sinis, bahkan dia hanya menatap dengan mata ekor matanya saja.
“Aku Dilra! Sahabat kamu waktu kecil, apa kamu nggak inget? Apa kamu lupa? Kamu Lee Taeyong kan?”
“Kok kamu diem? Apa jangan-jangan.. Kamu lagi mencoba nginget aku ya? Aku nggak marah kamu lupa, asal kita bisa bareng lagi kayak dulu.” cerocos gadis ini tanpa spasi, bicara cepat dan jelas.
Taeyong yang tadi hanya menatapnya dari pinggir, kini berubah menjadi ke depan wajah Dilra, dia meletakkan kopi miliknya di atas meja, rasanya sudah tidak nafsu.
Keningnya mengerut seketika.
“Lo sehat?”
“Iya, alhamdulillah.” jawab gadis ini cepat dengan senyum yang makin melebar, dia bahagia bisa dekat seperti ini dengan Taeyong.
Kali ini tempatnya di perpustakaan, bukan di lapangan. Biasanya jam sebelum masuk kelas, perpustakaan sudah ramai, bahkan, ada beberapa yang memperlihatkan Taeyong dan Dilra diam-diam.
Bahkan ada yang mem potretnya.
“Taeyong, aku minta nomor whatsapp kamu dong, yang kamu udah nggak aktif ya?”
Taeyong masih diem, memperhatikan gadis di hadapannya.
“Taeyong, kamu kenapa sih natep aku kayak gitu, kamu nggak kangen apa?” Dilra sadar jika Taeyong sudah menatapnya berbeda, sinis dan tajam itu menjadi satu, tapi dia tidak risih seperti Taeyong, malah dia terus menekan agar Taeyong ngaku dia memang sahabat di masa kecilnya.
“Lo kenapa sih?” tanya risih Taeyong.
“Aku nggak papa, yaudah deh id line kamu aja.”
“Lo jadi gila karena gue bentak?”
Gadis ini menggeleng cepat, “Enggak”
“Ya terus? Tiba-tiba dateng terus nyerocos nggak jelas.” balasnya dengan nada tidak suka.
Sudut bibirnya menurun perlahan, mata bulatnya menatap lekat mata pria yang lebih tinggi darinya, gadis ini maju satu langkah, lengannya terangkat berbuat untuk menggenggam lengan Taeyong, tapi dia urungkan menjadi mengepal lengannya sendiri. “Kamu Taeyong kan? Lee Taeyong?” tanya Dilra dengan penuh harapan, suaranya kian memelan, badannya sedikit gemetar menahan tangis, bisa dilihat dari sorot mata bulatnya yang menatap Taeyong sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Is You√ [HIATUS]
Fanfic[Slow Update] "Kamu boleh pergi, asal kamu harus berjanji sesuatu sama aku, biar aku yakin bahwa kamu akan kembali.." "Oke, aku berjanji jika kita sudah bertemu kelak, aku akan menikahimu." • Lee Taeyong, lelaki yang terkenal akan ketampanannya, buk...