Prolog

18 4 0
                                    


"Awas! Para pasukan iblis datang!" Sahut seseorang dari kejauhan.

Tepat setelah dia menyahutkan kedatangan mereka, sebuah bilah pedang melesat ke arahnya dan menikam badannya.

Para penduduk kota itu berteriak histeris. Mereka berlari kocar-kacir bagaikan segerombolan laron yang kehilangan sumber cahaya.

Pasukan iblis itu mulai membantai mereka satu demi satu. Dan tentunya, tidak ada yang menghentikan mereka. Bahkan seorang kesatria kerajaan terkuat pun tidak sebanding dengan satu petarung iblis rendahan.

Sihir. Ya, itu menjadi alasan nomor satu para iblis jauh lebih kuat dibandingkan manusia. Dan tentunya dengan kekuatan itu, merekalah yang berkuasa di muka bumi.

Namun, di tengah kericuhan itu, seorang gadis berjubah ungu berdiri tegap di antara orang-orang yang berlarian.

Telapak tangan kanannya terangkat, menghadap ke depan. Tepat ke arah iblis-iblis itu.

Salah satu dari mereka tiba-tiba melesat tepat ke hadapannya.

"Wah wah, ada apa ini? Kenapa gadis sepertimu tidak ikut berlari seperti yang lain? Apa jangan-jangan kamu sudah bosan hidup?" Ujar iblis itu diiringi dengan ledakkan tawa.

"Ini adalah akhir dari kalian, iblis sialan!" Balas gadis itu dengan tatapannya yang tajam.

Tepat setelah perkataannya, sebuah lingkaran sihir terukir di depan telapak tangannya dan seketika, iblis yang dihadapannya terpental jauh.

Pasukan iblis yang dari tadi menyaksikan ternganga. Dengan mudahnya pimpinan mereka dihempaskan begitu saja.

"A-Apa? Ti-tidak mungkin!" Ujar salah satu dari mereka.

"Apakah gadis tadi menggunakan sihir? Bagaimana bisa?!"

Kejadian itu menyebar kekhawatiran bagi pasukan iblis. Bagaimana tidak? Yang mereka tahu hanyalah iblis yang mampu menggunakan sihir.

"Ah! Jangan takut! Dia hanya sendiri, tidak mungkin dia bisa mengalahkan kita." Tegas pimpinan mereka, yang baru saja melesat kembali ke pasukannya.

Setelah mendengar perkataannya, seketika kekhawatiran mereka menghilang. Sesuai perintahnya, merekapun langsung menyerbu gadis itu.

"Dasar, mereka tidak bisa mengerti ya?" keluh gadis itu.

Dengan mengangkat tangannya ke atas, sebuah lingkaran sihir raksasa terukir di langit. Dan seketika, petir-petir mulai menyambar bagaikan hujan deras. Dan ajaibnya, petir-petir itu hanya menyambar pasukan iblis itu saja.

Gadis itu pun menyerukan kepada para penduduk bahwa mereka sudah selamat. Beberapa dari mereka yang nekat menyaksikan pertarungannya pun ikut serta membantunya.

Semenjak hari itu, gadis itupun dijuluki sebagai seorang penyihir terhebat di dunia, sekaligus sebagai seorang pahlawan umat manusia

~***~

Aaron's P.O.V (Umur 5 tahun)

"Itulah kisah penyihir terhebat di dunia, yang menyelamatkan kota Rune dari penyerangan iblis, Putri Runia." Ujar ibuku, menutup kisah yang baru saja ia ceritakan.

"Wah! Keren sekali! Aaron juga mau jadi penyihir terhebat! Aaron bisa kan bu?"

Ibuku hanya tersenyum tipis sembari membelai-belai kepalaku.

"Iya iya. Sudah, ayo tidur. Ini sudah lewat waktu tidurmu." Balasnya.

Ia pun menggendongku dan membawaku ke tempat tidur.

Magician's HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang