Jakarta sore itu dengan pria yang sudah lusuh di atas motor bebeknya yang cukup sederhana, berada di kemacetan kota metropolitan yang dimana banyak orang yang telah mencari sesuap nasi untuk keluarganya dirumah, sedangkan dia hanya anak yang sedang duduk di bangku sekolah menengah atas.
Setelah berjam jam berada di jalanan ibu kota akhirnya ia pun sampai kerumahnya yang berada cukup jauh dari sekolahnya, sebenarnya jarak bukan alasan dia untuk pulang selalu sore melainkan setelah sepulang sekolah ia tidak langsung menuju rumah tetapi ia menghabiskan waktunya untuk berkumpul dengan teman seangkatannya sebagai cara menghilangkan semua kejenuhannya dan berbagai macam rumus di sekolahnya.
Setelah sampai dirumah ia langsung memakirkan motornya. Terlihat jelas didepan matanya seseeorang wanita yang sudah berumur, dengan kain mukena yang sedang ia kenakan menambah dirinya menjadi lebih indah sedang berdiri di depan pintu rumah.
"Assalamu'alaikum mah" ucap mondy yang suaranya sudah terdengar kelelahan.
"Waalaikumsalam" , sudah pulang ternyata anak mamah gimana tadi sekolahnya" ucap mamah mondy.
"Ga gimana gimana mah ya hanya seperti biasanya cuma ada pr aja yang sedikit menganggu hehehe" ucap mondy yang sedang sibuk melepaskan tali sepatunya.
"kan itu memang tugas seorang murid, mau jadi orang sukses apa gelandangan kamu" ucap mamah mondy sambil menyindir.
"Hush jangan gitu ah mah, iya-iya mondy mau nyenengin mamah" ucap mondy sambil terkejut.
"Iya-iya mamah cuman bercanda lagian kamu baru di kasih pr segitu aja udah ngeluh, yaudah sana makan, mama udah masakin makanan kesukaan kamu" ucap mamah mondy.
"RENDANG YA MAHH!!!" ucap mondy sesekali menelan air liurnya sendiri menandakan ia sangat ingin menyantapnya.
"2 juta rupiah buat anak mamah, sana cepat mandi ganti baju baru makan nanti kehabisan sama kaka kamu yang udah nambah berkali kali" ucap mamah mondy.
"Udah kaya menang kuis wkwkwk, tapi makasi ya mah yauda mondy mau buru buru mandi dulu ya takut rendangnya keabisan sama kucing garong" ucap mondy dengan mata yang melirik kakanya.
Selesai mandi dan melaksanakan kewajiban lima waktunya mondy langsung menghampiri meja makan untuk menyantap makanannya.
karena terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat rasa kantuk pun menghampiri mondy.
setelah sedikit berbincang dengan kakaknya, mondy langsung menuju kamarnya dan tak perlu waktu lama mondy sudah terlelap di alam bawah sadarnya.
Seperti pagi biasanya terdengar suara gaduh yang membuat kuping rasanya ingin meledak saja.
ya dia kaka ku, perempuan yg memiliki nama lengkap Rahel Thalitha Urfan kelahiran tahun 90 an berbeda lima tahun dia atas umurku, sosok perempuan yang tegas dan sangat mandiri.
Dengan satu tarikan nafas dan langsung teriak di dekat telinga mondy.
"Bangun-bangun mau jadi pengangguran gapunya pasangan lu, gua mah ogah ga ada yang nemenin gua tidur nanti" ucap rahel sambil getok getok gayung yang ia pegang.
"ganggu aja lu gua lagi mimpi nikah sama anya geraldine juga tinggal ngomong sah ini lu bangunin, ett deh ya gagal jadi suaminya kan tuh gua" ucap mondy, sambil membuang selimut ke muka kakanya dan membangunkan badannya segera menuju kamar mandi. sembari mengoceh serta memukul barang yang ada didekatnya.
"MONDYYY!!! RAHEL!!! pagi pagi udah ribut aja" teriak mama dari arah dapur yang sedang memasak sarapan.
Jam dilengannya sudah menunjukan pukul setengah 7 yang artinya dia harus segera berangkat, jika tidak mau dihukum karena terlambat datang kesekolah.
Ia lalu berpamitan dan mencium tangan mamahnya dan bergegas menaiki motor bebeknya.
"mondy berangkat ya mah" ucap mondy, sambil menyalakan mesin motor bebeknya itu.
"ia hati-hati, kesekolah ya jangan ke warung emak" ucap mama mondy.
"siap mahh" teriaknya sambil bergegas pergi menuju sekolah.
Sesampainya di sekolah benar saja gerbang sudah ditutup untungnya bukan hari senin jadi dia bisa bernegosiasi oleh satpamnya, mang agus.
"mang bukain dong gerbangnya mondy masuk yaa...yaa...yaa..." ucap mondy sambil memberikan mimik muka yang memelas.
"duh bosen mamang lu lagi lu lagi yang laen rumahnya jauh juga kaga pernah ntuh telat berangkatnya, kali ini kagabisa mamang lagi kaga mood semalem barcelona kalah, trus kaga jadi juara" ucap mang agus sambil sesekali menyeruput kopinya.
"yah si mamang malah curhat dibolehin masuk kaga ni, yauda kopi biarin mondy yang bayar deh" ucap mondy dengan nada merayu.
"nah boleh dah kalo gitu fifty fifty ya kita sama sama untung" ucap mang agus sambil tersenyum.
"nah gitu dong, makasih ya mang oiya utangnya nanti ya sama muka jangan ditekuk gitu ah udh jel..." belum selesai mondy ngomong mang agus langsung mengeluarkan batu cincin yang sering ia pakai dan menunjukan kepada mondy seraya berucap.
"ngomong lagi gua gibeng palalu ni" ucap mang agus sambil mengepalkan tangannya didepan mondy.
"iyaa mang pis cinta damai kita kan pren" ucap mondy.
Setelah memakirkan sepeda motornya karena sudah terlambat mondy segera menuju kelas.
saat sedang berlari iya tidak sengaja melihat perempuan yang dia kagumi dari dulu.
Sebenarnya ia ingin menghampiri wanita itu, tetapi terlihat dari ujung koridor bu lastri sudah berjalan menuju kelas untuk mengajar.
"wah pagi ini kan ada mata pelajaran bu lastri, nanti aja deh lain waktu mungkin ketemu lagi" ucap mondy dan segera berlari menuju kelasnya.
Sontak para murid terkaget atas kedatangan mondy yang tiba tiba masuk kelas dengan berlari.
"ada apaansi mon?" tanya murid murid itu.
"ada bu lastri mending cepet dah lu rapih rapih" ucap mondy dengan nada yang tergesa-gesa.
Pelajaran pun dimulai tetapi fikiran mondy hanya terfokus pada perempuan yang ia temui di koridor tadi.
•••
Tbc...
Apa kabar semuanya???
Inget besok senin udah mulai aktif lagi yang sekolah wkwkwkJangan lupa vote, komen and share yaa wkwkwk
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAFFLED
Teen Fiction"semoga kita bisa terus bersama selamanya" ucap seseorang pria pada malam pergantian tahun baru itu. "Aamiin" lalu mereka saling mendekap takut kehilangan Mondy Nesia sesosok pria berumur 16 tahun yang berbadan cukup tinggi, bersifat dingin kepeda...