4: Peringatan

33 0 0
                                    

Sabtu pagi

Udara sejuk pagi hari yang menusuk kedalam kulit yang menambahkan rasa nyaman untuk berada di kasur untuk sebagian orang tetapi berbeda dengan mondy yang harus merelakan rasa nyaman nya itu.

"sayang, bangun nak katanya kamu mau lari pagi hari ini" ucap mamah mondy

Mondy memang rutin ber olahraga untuk mengatur kesehatannya dan menjaga bentuk tubuhnya yang sudah ideal.

"iya mah, sebentar lagi ya" ucap mondy.

Mondy tetaplah mondy yang sangat susah untuk bangun dari tidurnya, sudah tidak heran lagi karena mondy selalu insom saat malam tiba dan mengharuskan dia untuk begadang.

Bunyi telpon rumah yang memaksa mondy untuk bangkit dari tidurnya, membuat mondy langsung menuju ruang tamu untuk mengangkat telpon itu

"iya hallo dengan siapa" ucap mondy

"apa benar ini kediaman bapak badran"

"iya saya dengan anaknya sendiri, ada apa ya"

"saya pihak dari rumah sakit ADIJAYA ingin memberitahu anak anda yang bernama radil sedang dirawat dirumah sakit kami, segera menjenguk karena pihak rumah sakit membutuhkan keluarganya.

Mondy pun hanya terdiam tanpa mengeluarkan kata sekalipun dan menutup telfonnya

Radil sudah dianggap adik sendiri oleh mondy semenjak kedua orang tuanya sudah tiada. Dan membuat mondy untuk selalu menyisihkan uang saku nya sendiri untuk keperluan radil.

Mondy langsung menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya, mangambil jaket levis yang disangkutkan di lemarinya bergegas menuju rumah sakit.

"mah mondy keluar dulu ya ada urusan" ucap mondy dengan cemas.

"kamu mau kemana, katanya mau lari pagi" ucap mamah mondy yang kebingungan melihat anaknya tidak seperti biasanya.

"iya nanti mah, mondy lagi buru buru" jawaban yg sering ia keluarkan saat mamahnya terus bertanya mengenai dirinya saat ingin pergi keluar.

Jakarta yang masih sepi pagi itu karena kebanyakan orang yang memilih tidur lagi setelah menjalankan solat shubuh. Mondy memegang kencang gas motornya untuk cepat cepat menuju rumah sakit.

Sesampainya disana ia langsung memakirkan motornya dan lansung menuju resepsionis.

"permisi, atas nama radil dirawat disebelah mana ya dan dikamar berapa" ucap mondy yang nafas nya masih ter engah engah

"adek langsung naik ke lantai tiga nomer kamar 241 tepatnya ada di ujung koridor rumah sakit"

"terimakasih ya ka" ucap mondy

Sesampainya disana ia mendapati teman sengakatanya sedang menunggu di depan kamar radil.

"ada apaansi ko bisa sampe gini? " tanya mondy kepada teman akanbelnya

"radil mon dia kena tanda di bagian pundaknya, saat anak anak udah pada kabur ga kuat nahanya dia lari kedepan sendirian coba menahan anak BERKARYA tapi malah dia yang jadi korban" ucap elang.

"lu gimana si lang, ko dia bisa ngikut si" ucap mondy.

"dia yang minta sendiri mon, buat pengalaman katanya" ucap elang.

"pengalaman tai kucing bikin diri sendirinya sakit aja tuh anak" ucap mondy yang kesal akan kejadian ini.

Jumat sehat biasa mereka menyebutnya, hari yang tepat untuk menjalankan tawuran karena ke esokanya hari libur.

Dokter pun keluar setelah satu jam menangani radil untuk memberitahu kepada keluarganya mengenai kondisi radil.

"disini siapa ada dari keluarganya radil" tanya dokter.

"saya kakanya sendiri dok" ucap mondy

"luka benda senjata tajam yang mengenai pundak pasien cukup besar, alhamdulillah cepat cepat dibawa kesini sebulum darahnya habis dan berhasil kami tangani, jika anda ingin melihat kondisi pasien silahkan masuk" ucap dokter

"baik dok, terimakasih atas kinerjanya" ucap mondy.

Mondy dan elang langsung memasuki tempat dimana radil dirawat dan sisanya hanya menunggu diluar.

"maaf bang gara gara sikap gua yang masih bocah jadi ngerepotin lu semua" ucap radil dengan nada yang pelan

"yaudah mau diapain lagi, sekarang udah kejadian juga kan" ucap mondy

Terdengar ada notif yang masuk pada handphone mondy dengan nomor yang tidak dikenal

"kalo lu gamau ada lagi korban dari temen lu sendiri , dateng ke Jl. Puri Raya tepat di danau velbak. SEKARANG!!!"

"BANGSAT!!!" ucap mondy sambil menonjok tembok rumah sakit

"lu kenapa mon?" tanya elang

"lu pada udah disini aja jagain radil gua ada urusan diluar" ucap mondy

Sontak mondy pun keluar dari kamar 241 tanpa menghiraukan teman temannya dan berlari menuju pintu keluar rumah sakit.

Dengan sigap mondy memakai helm dan menyalakan motor bebeknya itu, berniat untuk menepati kata kata yang ada di notifnya tadi.

"boleh gua akuin nyali lu berani dateng kesini sendirian" ucap ray.

"gausah banyak basa basi, lu mau apa gua dateng kesini" ucap mondy.

"santai santai, lu masih inget sama gua kan mon? " ucap ray.

Mondy hanya menatap dengan tatapan yang tajam kepada ray yang sedari tadi tidak berhenti bicara.

"BANYAK BACOT LU!!!" Tanpa pikir panjang mondy yang sudah muak dengan tingkah ray langsung mengayunkan tanganya ke arah muka ray, sampai sampai membuat ray jatuh.

Ray pun menyeka darah yang keluar dari arah hidungnya akibat pukulan yang sangat keras.

"ayo diri lu mau duel kan sama gua" ucap mondy.

Mondy mencengram jaket milik Ray, coba membangunkan nya dan mendaratkan beberapa pukulan.

Sebelum tak sadarkan diri ray berhasil menghindari pukulan mondy dan mendaratkan pukulanya ke sudut bibir mondy, yang membuatnya semakin marah.

"hehe, ohhh bisa ngindar juga lu ya" ucap mondy sambil memegang bibirnya.

Kali ini mondy sudah memasang kuda kudanya menandakan bahwa dia siap untuk bertarung. Dan ray hanya merintih akibat pukulan dari mondy.

Karena suda sangat muak mondy pun berlari ke arah ray dan langsung menendang tepat di perut ray yang membuatnya membungkuk.

Tidak puas dengan itu mondy langsung memegang kepala ray dan membenturkannya ke dengkul mondy yang membuat ray jatuh pingsan.

Setelah nya mondy pergi dan hanya memegangi tanganya yang sepertinya keseleo saat tadi mendaratkan beberapa pukulan yang tidak terkontrol.

Teringat anggota akanbel yang masih berada dirumah sakit dan pastinya perut mereka keroncongan mondy pun mampir untuk membeli nasi uduk mpo may terlebih dahulu.

Sesampainya di rumah sakit.

"kemana aja si lu tadi, lewat asal nyelonong aja kaga misi kaga apa lu" ucap panglima dengan kesal.

"masih pagi jangan ngomel mulu, nih gua bawain nasi uduk gua tau lu laper kan, makan nih sama anak anak" ucap mondy.

"sejak kapan lu jadi dukun, btw makasi ya hehe" ucap martin.

"yaudah gua cabut ya, soalnya tadi gua bilang keluar sebentar doang sama nyokap" ucap mondy.

"oke mon hati hati lu ya" ucap seluruh anggota akanbel.

Tak lupa mondy untuk ber tos ala mereka dan meninggalkan beberapa anggota akanbel yang masih menunggu dirumah sakit.

Tbc yaa guys....

Terimakasihh.







BAFFLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang