Cahaya pagi menyelinap masuk ke cela jendela. Kirei sudah bangun dari tadi. Dia keluar rumah dan berjalan melihat-lihat sekitar markas. Banyak sekali penyihir berbadan kekar yang sedang beraktivitas. Ada yang sedang melakukan pemanasan ada juga yang sedang melakukan latihan tembak. Kirei berjalan sambil melihat kebawah.
Tiba-tiba ada sepasang sepatu yang berada di depannya. Bukan sepatu tapi seseorang laki-laki yang dia kenal.
"Norvin-kun?" ucap Kirei.
"Kau sedang apa?" tanya Norvin.
Tapi Kirei memalingkan wajahnya. Dia ingin berjongkok tanda hormat kepada pangeran tapi di tahan oleh Norvin.
"Apa yang kau lakukan?"
"Kenapa kau tidak pernah mengatakan bahwa kau seorang pangeran?" ucap Kirei menekan tapi lirih.
"Di sini aku seorang kapten jadi kau tidak perlu seperti ini."
Kirei kemudian berdiri tegak.
"Bersikaplah seperti kau dan aku biasanya."
"Iya aku mengerti."
Mereka berjalan berdampingan. Tak heran semua penyihir melihat kearah mereka. Kirei sedang berjalan di samping seorang kapten dan juga pangeran. Tentu saja itu mengundang perhatian.
"Kau suda-"
"Aku sudah makan Norvin-kun."
"Kenapa kau mengetahui pertanyaan ku?"
"Bukankah setiap kali kita bertemu kau menanyakannya." ucap Kirei tersenyum.
"Soal di ruangan mu aku minta maaf karena pergi tanpa pamit."
"Sudah lupakan saja."
"Kau menungguku?"
Kirei berhenti berjalan dia membalikkan badan kearah Norvin.
"Aku hanya menunggu pasien khusus ku."
Dia lalu berlari kecil meninggalkan Norvin. Laki-laki itu hanya menggelengkan kepala. Mereka berdua bertemu dengan Samsuk yang sedang berbicara dengan penyihir medis dari badan keamanan. Norvin lalu menuju kesana berada Kirei.
"Dia ketua penyihir medis badan keamanan." ucap Norvin.
"Aku Kirei dari Hana Hospital." ucap Kirei mengulurkan tangan.
"Naomi, ketua penyihir medis badan keamanan."
Mereka bersalaman sebentar. Kirei melihat raut wajah Naomi yang memang cantik, tapi cara pandangnya terlihat tidak suka kepadanya.
"Kau ikut saja dengannya, dia akan menunjukkanmu tempat pengobatan itu." ucap Norvin sambil mengarahkan dagunya ke tempat besar di depan mereka.
Kirei mengganguk kemudian mengikuti langkah Naomi. Samsuk dan Norvin lalu pergi mengecek keadaan.
Kirei merasa canggung berdua dengan Naomi. Tidak ada percakapan yang terjadi. Sampai mereka tiba di ruangan dengan lemari besar penuh obat.
"Obat di sini tidak terlalu lengkap, hanya obat-obatan ringan. Kami sudah meminta ke istana, mungkin dikirim beberapa hari lagi."
"Aku bisa meracik obat."
"Benarkah? Kemampuanmu mungkin berguna untuk kami."
Ternyata Naomi cukup ramah. Tapi ya memang dia terlihat dingin. Mereka berjalan lagi menuju ruang operasi. Kirei melihat ruangan itu memang tidak lengkap apalagi dia memang berada di markas badan keamanan.
"Ini ruang operasi?" tanya Kirei.
"Iya alat di sini memang tidak lengkap."
Kirei hanya menganggukkan kepala. Mereka lalu keluar setelah melihat-lihat gedung kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heredity: Rebellion Hana City
FantasyPangeran Norvin, putra dari Akito Kagami dan Nura Yamaki. Setelah lulus dari Majiku Academy dia bekerja sebagai penyihir keamanan menjaga kota. Dan di situlah Norvin berada di dunia penyihir yang sebenarnya. Melawan penyihir untuk menyelesaikan mis...