Kirei melihat dari kaca ruangannya. Air turun sedikit demi sedikit. Awan juga lebih gelap dari biasanya. Tubuh Kirei sudah lebih baik. Tubuhnya memang tidak seperti penyihir biasa. Pemulihan di tubuh sangat cepat, mungkin bisa dibilang ini kelebihannya.
Tiba-tiba suara pintu yang terbuka membuat Kurir menolehkan kepala. Norvin berdiri di depan pintu dia tersenyum manis kearah Kirei.
"Kenapa kau tersenyum padaku?"
"Aku ingin saja tersenyum padamu.
Kirei yang melihat wajah Norvin sedikit berbeda menjadi bingung. Wajahnya senduh dengan tatapan mata yang seperti memikirkan sesuatu.
"Bukankah kau tidak bertugas di sini lagi?" ucap Kirei dari tempat tidurnya.
"Tadi aku melihat kao mu. Itu kao yang cerah bahkan sangat cerah sehingga aku bisa melihatnya dari istana."
"Kao ku? Sebegitu cerahnya?"
Sebenernya jarak kota dan desa ini cukup jauh. Kemungkinan sangat kecil untuk penyihir bisa memancarkan Kao secerah itu. Apalagi penyihir medis seperti Kirei.
"Apa kau benar-benar tidak bisa bertarung Kirei?"
"Tentu tidak, kau lihat jika aku bisa bertarung, aku tidak akan berada di ranjang ini."
Hati kecil Norvin semakin penasaran dengan gadis ini. Dia cukup menarik bagi Norvin.
"Tapi kao mu sangat bersinar."
"Aku tidak tau soal itu, aku tadi hanya dalam bahaya dan memasukkan Kaoku ke senapan yang kau berikan."
"Apa kau ada masalah?" lanjut Kirei.
Norvin mendekati perempuan itu. Dia menutup jendela yang sedikit terbuka. Tentunya agar Kirei tidak merasakan dingin. Laki-laki itu kemudian duduk di pinggir kasur Kirei. Dia menghadap kearah jendela dan membelakangi Kirei.
"Aku akan mengakhiri pertempuran ini."
"Apa maksudmu?"
"Aku akan duel dengan Kapten badan militer."
"Itu berbahaya!" sentak Kirei.
"Tidak ada yang boleh menyentuhmu apalagi melukaimu."
"Aku baik-baik saja Norvin-kun. Kau seharunya tidak berduel, kau bisa membawa pasukanmu."
"Tidak, harus aku sendiri yang melakukannya. Aku dan Sendai sudah lama berjadi rival."
Kirei langsung memegang lengan baju Norvin. Laki-laki itu tidak menolehkan kepala. Dia menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya. Perlahan tangan Kirei dia lepaskan dari bajunya.
"Apa kau lupa aku adalah kapten pasukan khusus?" ucap Norvin berdiri menatap Kirei.
"..."
"Aku akan baik-baik saja. Sudah hampir fajar aku harus pergi."
"Apa aku tidak boleh melihatmu?"
"Kau akan terluka jika melihatku."
"Aku mohon, aku tau para penyihir juga melihatmu. Aku ingin melihatmu."
Dengan terpaksa Norvin menggangukan kepala. Dia membantu Kirei berdiri dan menunggu Kirei memakai sepatu hak tingginya. Mereka berjalan beriringan keluar ruangan.
-
-
-
Air sungai mengalir begitu pelan. Mereka tidak akan mengotori dibagi itu. Karena menurut kedua desa, sungai itu suci. Norvin berdiri di lapangan dengan banyak pasukan di dibelakangnya. Suara kuda yang terdengar dari depan membuat Norvin menyipitkan mata. Penyihir dari badan militer datang dengan dipimpin Sendai.
![](https://img.wattpad.com/cover/145233395-288-k746288.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Heredity: Rebellion Hana City
FantasíaPangeran Norvin, putra dari Akito Kagami dan Nura Yamaki. Setelah lulus dari Majiku Academy dia bekerja sebagai penyihir keamanan menjaga kota. Dan di situlah Norvin berada di dunia penyihir yang sebenarnya. Melawan penyihir untuk menyelesaikan mis...