part 6

5 2 0
                                    

Dengan cemas Naomi bolak balik di depan pintu pengobatan. Dia kadang duduk tapi tidak berapa lama dia berdiri lagi. Dia bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Sebenarnya bisa saja di menghampiri Norvin apalagi dia juga penyihir chikadesu. Untuk bertarung dia masih bisa.

Tiba-tiba terdengar suara kuda yang mendekat. Naomi langsung berlari saat kuda itu terlihat berhenti. Beberapa penyihir menolong Norvin yang turun dari kuda. Tak banyak bicara Naomi berlari dan memeluknya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Naomi.

"Hn."

Kirei yang melihat itu hanya diam. Meskipun ada hal aneh yang bergejolak di hatinya. Jika dia marah itu sama sekali tidak pantas. Norvin yang melihat Kirei menunduk langsung melepaskan pelukan Naomi.

"Jangan seperti ini."

"Maaf Kapten." ucap Naomi tersadar bahwa tindakannya tidak pantas saat di depan banyak orang.

"Lukamu bagaiman?" Naomi sambil melihat keadaannya.

Tapi dia melirik Kirei karena tau luka Norvin sudah diobati.

"Aku baik-baik saja ada dokter pribadi bersamaku." kata Norvin sambil tersenyum kearah Kirei yang diikuti senyuman Kirei.

"Hm baiklah."

"Aku harap kalian periksakan diri ke gedung pengobatan. Ini perintah!" ucap Norvin tegas.

Dia lalu menggandeng tangan Kirei dan pergi. Kirei hanya mengikuti langkah Norvin. Mereka berhenti di depan tempat tinggal Kirei sementara. Pangeran dan gadis berambut ungu itu bertatapan cukup lama.

"Jangan membahayakan dirimu seperti tadi, untung aku sudah selesai berperang. Jika kau ke perbuatan itu kau akan terluka Kirei."

"Norvin-kun boleh aku minta sesuatu?"

"Apa?"

"Jangan membuatku khawatir, bisa kah kau cerita kan sesuatu kepada? Saat kau hendak pergi?"

"Kirei sudah aku bilang, misiku adalah rahasia."

"Apa kau akan merahasiakannya juga kepadaku?"

Norvin menggangukan kepala. Kirei tersenyum sedikit dia lalu berbalik ingin meninggalkan Norvin, namun dengan sigap Pangeran itu memegangnya.

"Ada apa?"

"Kau mar-"

"Tidak."

Kirei menepis tangan itu dan masuk ke dalam rumah. Norvin menatap punggung Kirei yang kemudian tertutup oleh pintu. Dia lalu berjalan menuju pinggiran markas yang berdekatan dengan sungai. Norvin berdiri melihat cerminan dirinya di atas air.

Dia mendengar suara telpon dari sakunya, Norvin lalu mengangkat.Wajahnya seketika berubah. Matanya sendu. Sekian menit mereka berbicara.

"Siap!" ucap Norvin kemudian berbunyi tit..tit..

Tanpa bicara ia langsung menuju markas ada hal yang harus dia lakukan.

-

-

Hari memang berlalu begitu cepat itu yang di rasakan Kirei. Dia menyisir rambut panjangnya yang terurai. Sampo anggur yang ia gunakan tercium keseluruhan ruangan. Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari jendela. Dia lalu membukanya. Terlihat Norvin sedang tersenyum.

"Ada apa?" tanya Kirei.

Laki-laki itu menyuruhnya keluar dengan lambaian tangan. Kirei keluar dari rumah dan berhadapan dengan Norvin.

"Aku ingin bicara sesuatu kepadamu."

"Apa itu?"

"Ikut aku!"

Heredity: Rebellion Hana CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang