un

731 103 17
                                    

Roséanne Seléne Deistrich berjalan menuruni tangga dengan setengah berlari, setelah sampai dilantai dasar rumahnya gadis itu benar benar berlari kearah ruang makan

Menurut salah satu peri rumahnya, sang ayah telah pulang dari kementrian. Sejak sekolahnya -Hogwarts- meliburkan para siswa, gadis itu memang jarang menghabiskan waktu dengan sang ayah karena Mr. Deistrich yang selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang auror

Belum lama ini beredar kabar bahwa salah satu penjahat yang dipenjara di azkaban berhasil melarikan diri, karena itulah ayahnya selalu pulang larut malam

Dalam diam Roséanne mendudukkan diri disamping ayahnya, didepannya terdapat banyak makanan lezat yang telah disiapkan oleh para peri rumah

"Dad, are you okay?" Ucap Roséanne ragu, jujur saja gadis itu tidak terbiasa berbasa basi meski dengan ayahnya

Mr. Deistrich tersenyum kearah anak perempuannya, "Ya, i'm okay"

Meski berkata demikian tetapi Roséanne sangat tau jika ayahnya tidak baik baik saja, terlihat jelas dari raut wajahnya

Mr. Deistrich adalah ketua dari auror, sudah dipastikan ayahnya memiliki tanggung jawab besar untuk menemukan kemabali si penjahat

"Roséanne, maafkan daddy karena kita gagal untuk pergi berlibur ke London" Mr. Deistrich mengusap punggung tangan Roséanne

Ya, memang mereka telah berencana untuk menghabiskan waktu libur untuk mengunjungi London, tetapi semuanya harus gagal karena masalah penjahat azkaban yang melarikan diri

Roséanne memandangi wajah lelah sang ayah, "Tidak usah khawatir dad, aku bisa pergi sendiri. Lagipula aku memiliki teman di London" ucapnya

Mendengar ucapan putrinya, Mr. Deistrich tersenyum bahagia

Jika kalian pikir Mr. Deistrich adalah lelaki tua dengan perut kelebihan lemak, kepala botak dan kumis tebal seperti semak semak maka kalian salah besar

Mr. Deistrich adalah laki laki paling tampan yang pernah ditemui oleh Roséanne. Sungguh, gadis itu tidak bohong saat mengatakan bahwa sang ayah sangat tampan

Thomas William Deistrich, laki laki berusia akhir 30-an, seorang ketua auror. Memiliki wajah tegas dan tampan, postur tubuh tinggi dan tegap menambah kesan maskulinnya. Tidak heran jika Roséanne bisa secantik itu


Bahkan jika bukan bekerja sebagai seorang auror maka bisa Roséanne tebak ayahnya akan bekerja sebagai aktor entah didunia sihir atau didunia muggle









•••











Keesokan paginya Roséanne terbangun karena suara burung hantu yang terdengar disepenjuru kamar gadis itu

Mengerjapkan mata berkali kali, mencoba mengingat jika ia tidak pernah menempatkan burung hantu dikamarnya

Saat matanya terbuka sepenuhnya gadis itu mengumpat pelan. Seekor burung hantu berwana seputih salju telah bertengger dengan kurang ajarnya dijendela kamarnya. Sama kurang ajarnya seperti sang pemilik


Roséanne berjalan mendekati si burung hantu dan mengambil gulungan kertas yang diikat dikaki burung tersebut

"Apa tuanmu tidak bosan mengirimiku pesan" ucap Roséanne pada burung tersebut

"Setidaknya kau pasti bosan karena setiap hari harus kesini untuk mengirimiku pesan"

Meski tidak mendapat jawaban gadis itu tetap berbicara pada burung hantu tersebut




"Sudah satu minggu, dan kau tidak membalas suratku. Jahat sekali

Sebagai hukuman karena mengabaikan pesan dari sahabat kau harus membayarnya dengan jalan bersamaku besok

Aku tidak menerima penolakan!!!

Jeka Petter"


"Sialan!!!!" Roséanne menyobek kertas surat kiriman Jeka menjadi bagian bagian kecil dengan penuh emosi

"Dia pikir dia siapa, seenaknya memaksaku untuk keluar bersamanya"

Dengan cepat gadis itu menulisi kertas balasan untuk laki laki Hufflepuff tersebut, masih dengan emosi yang membuncah

"Berani kau datang kerumahku, maka aku akan membunuhmu!!!"

Dengan cepat digulungnya kertas tersebut dan diikatkannya pada kaki burung hantu yang sedari tadi masih bersantai diambang jendela kamarnya

"Kau, pulanglah, dan jejalkan suratku pada mulut sialan tuanmu"

Tanpa menunggu lebih lama, burung hantu peliharaan Jeka langsung terbang menjauh dari Manor Deistrich

"Akkhhh Jeka sialan" Roséanne mengacak rambutnya frustasi dan merebahkan diri diatas kasurnya

Terhitung sudah satu minggu Jeka meneror gadis itu dengan surat ajakan jalan bersama, tetapi surat tersebut selalu berakir didalam tempat sampah miliknya

Sungguh Roséanne masih menyimpan dendam dengan Jeka dan satu lagi si laki laki bodoh dari Gryffindor yang tak lain adalah Mingyu

Semuanya bermula saat hari keberangkatan mereka dari Hogsmeade menuju Kings Cross. Didalam kereta, tepatnya disalah satu konpartemen yang berisi empat orang dari asrama berbeda

Mereka adalah Jeka, Minggyu, Morpin dan Roséanne. Jangan tanyakan kenapa gadis itu bisa berada disana, semua itu adalah ulah sibodoh Jeka dan Mingyu yang dengan kurang ajarnya menarik gadis Slytherin tersebut untuk bergabung bersama mereka

"Kita ini sahabat, kita sudah melewati banyak hal bersama, jadi kau harus bersama kami" ucap Mingyu saat itu

Saat Roséanne bertanya kenapa mereka tidak bersama Eden, dengan cepat Jeka menjawab, "Kami tidak melihatnya sejak tadi pagi"

Jelas mereka berbohong, karena saat masih distasiun Hogsmeade Eden sempat menemui mereka berempat

Dan sialnya lagi bagi Roséanne, saat kereta sudah mulai menjauh dari Hogsmeade, Jeka dan Mingyu pergi dengan alasan ingin membeli cemilan

Double sial karena baik Roséanne maupun Morpin mempercayainya. Dua puluh menit berlalu, Jeka dan Mingyu belum kembali, suasana didalam kompartemen tersebut sangat sunyi, yang terdengar hanyalah suara dari detak jantung kedua siswa Hogwarts tersebut. Mereka hanya berbicara beberapa kata lalu terdiam lama, seperti orang asing

Roséanne beberapa kali tampak menggelengkan kepalanya, pikirannya sudah melayang kemana mana, "Kenapa dia jadi pendiam. Setidaknya coba buatlah suasana sedikit mencair. Apa dia malu? Tapi bahkan beberapa minggu lalu dia sangat- akkhhh" meski memasang wajah datar, tetapi didalam kepalanya banyak kata kata serta umpatam yang ditujukan untuk Morpin

Tak ubah seperti si gadis, Kim Morpin pun begitu. Entah kenapa ia kehilangan keberanian untuk sekedar mengajak Roséanne berbicara, padahal sebelumnya ia bahkan berani menggenggam tangan gadis itu, juga menggodanya

Karena tidak tahan dengan suasana yang awkward akhirnya Morpin berinisiatif untuk mencari keberadaan dua temannya itu, tetapi mereka malah terkunci dari luar

Dan saat itulah mereka baru menyadari jika itu semua sudah direncanakan oleh Mingyu dan Jeka. Karena itulah mereka memaksa Roséanne untuk bergabung dengan mereka

Dan sejak saat itu, Roséanne selalu mengabaikan Jeka dan Mingyu yang mengiriminya surat untuk meminta maaf. Gadis itu benar benar marah dengan dua orang itu

Tapi Jeka tetaplah Jeka, dia sama sekali tidak menyerah, bahkan satu minggu terkahir bukan surat permintaan maaf tetapi surat untuk mengejak Roséanne keluar bersamanya

Sungguh tidak tau diri, batin Roséanne










•••








curse of the labyrinthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang