quatre

249 58 4
                                    

Roséanne terbangun akibat suara ledakan yang berasal tak jauh dari tempatnya dan Jeka beristirahat. Langit masih gelap dengan bintang serta beberapa planet sebagai sumber penerang mereka didalam labirin. Disampingnya Jeka sedang menghangatkan diri didepan api unggun, membuat Roséanne merasa bersalah karena membuat laki laki itu harus kedinginan karena jaketnya yang dipakai oleh Roséanne


"Hey" panggil Roséanne dengan suara seraknya, khas suara bangun tidur


Jeka menolehkan kepalanya pada gadis berambut blonde itu, tapi tak kunjung mengucapkan kalimat apapun

"Sudah berapa lama aku tertidur?" Tanya Roséanne


Jeka menggedikkan bahunya, "Cukup lama, sampai sampai aku bisa tertidur dan bangun serta menemukan buah buah ini untuk mengisi perutmu" ucapnya melemparkan dua buah apel pada Roséanne

Roséanne memandangi dua apel ditangannya dengan tatapan curiga

"Ck, kau tak perlu takut untuk memakannya. Tak ada gunanya aku meracunimu, aku kan tak sejahat dirimu"



"Apa langitnya masih gelap sejak aku beristirahat?" Tanya Roséanne lagi, tapi tak mendapat jawaban dari laki laki yang duduk disampingnya itu



Setelah selesai dengan apelnya, Roséanne mulai bersiap untuk melanjutkan perjalanan mereka, "Sebaiknya kita mencari asal suara ledakan tersebut"














•••











Setelah berjalan cukup lama, dan dengan mengandalkan insting sebagai seorang penyihir, akhirnya Roséanne dan Jeka sampai pada asal suara ledakan tersebut. Tak ada apa apa disana kecuali bekas bekas perkelahian


Roséanne mulai khawatir, ia khawatir jika ayahnya juga berada disini bersama auror auror lainnya untuk menangkap sang penjahat


"Astaga, sudah berapa lama kita terjebak di labirin ini" ucap Jeka sambil mengacak rambutnya frustasi


"Orang tuaku pasti mengkhawatirkanku" lanjutnya lagi

"Demi jenggot Merlin, Roséanne, kita harus segera keluar dari labirin sialan ini"

Tak perlu menunggu lama untuk labirin merespon ucapan Jeka, tanah bergetar serta suara gemuruh mulai terdengar. Roséanne memandang Jeka dengan tatapan penuh kekesalan

"Bukankah kau sendiri yang membuat aturan tak boleh mengumpati labirin"

Jeka tak memperdulikan ucapan Roséanne, laki laki itu memilih untuk melanjutkan perjalanannya dengan Roséanne yang mengekori dibelakangnya


Setelah berjalan cukup jauh, ralat, sangat jauh dan lama hingga membuat kaki Roséanne rasanya tak kuat untuk melangkah lagi, akhirnya kedua remaja pureblood itu memasuki labirin dengan pijakan yang semula tanah kini berubah menjadi aspal

Jeka sudah membuka mulut, siap untuk menanyakan beberapa hal yang mengganjal pada gadis disampingnya, tetapi segera diurungkan niat tersebut sebab Roséanne telah lebih dulu memandanginya dengan tatapan yang seoalah berkata 'jika kau bertanya maka tongkat sihirku akan menancap didalam hidungmu' membuat nyali Jeka menciut


"Hei, tunggu" Jeka menghentikan langkah, memfokuskan pendengarannya pada sekitar

"Kau dengar? Ada suara air didekat sini" ucapnya membuat Roséanne melakukan hal yang sama–memfokuskan pendengaran pada sekitar– dengannya

Tanpa menunggu lama, dua orang itu segera berjalan kearah sumber suara. Jangan tanyakan seberapa bahagia Jeka saat menemukan kolam air dengan pancuran ditengah tengahnya. Jelas laki laki itu sangat bahagia, terlebih sekarang ia benar benar merasa sangat kehausan

"Kau tidak minum?" Tanya Jeka saat menyadari jika Roséanne hanya melihatnya sejak tadi

"Oh, ayolah Roséanne Deistrich" Jeka memandang gadis didepannya, tak habis pikir karena selalu mencurigai segala hal

"Berhentilah mencurigai segala hal, dan minum ini. Air ini bahkan lebih enak dari butterbeer" ucap Jeka, tangannya yang kembali mengambil air didalam kolam kecil tersebut tiba tiba terhenti saat matanya menangkap pergerakan dari pancuran yang berada ditengah kolam


"AAAAAA SHIT"


Roséanne yang sedari tadi hanya berdiri dibelakang Jeka dibuat terkejut akibat laki laki itu yang secara tiba tiba berteriak dan menjauhkan diri dari kolam dengan tergesa gesa hingga membuatnya terjatuh

"Apa yang kau lakukan bodoh" Roséanne membantu temannya itu agar kembali berdiri

"Laba-laba"

Mendengar ucapan Jeka membuat wajah Roséanne seketika memucat. Ketahuilah bahwa gadis itu sangat takut pada hewan berkaki banyak bernama laba-laba itu

Dan benar saja, dari dalam kolam ratusan bahkan mungkin ribuan laba-laba dari berbagai macam jenis dan ukuran merayap keluar membuat Roséanne segera menarik Jeka agar lari dari sana


"AKU BENCI LABIRIN INI" Roséanne memaki ditengah larinya

"AHK, SIALAN, SIALAN, LABIRIN SIALAN" sambungnya yang langsung mendapat sambutan gempa dan gemuruh labirin tersebut

"AKU TIDAK PERDULI SIALAN, TERUSLAH MEMBUAT GEMPA SIALANMU ITU"

"Lebih baik kau membantuku menyingkirkan laba-laba ini" ucap Jeka yang sesekali menyerang laba-laba dibelakang mereka dengan berbagai mantra yang diingatnya

Tanpa menunggu Jeka berkata dua kali, Roséanne langsung membantunya. Mengirimkan beberapa mantra peledak pada laba-laba yang tak ada habis habisnya itu

"Belok kanan"

"Didepan jalanannya kembali bertanah, aku bisa menghambat hewan sialan ini mengejar kita" ucap Roséanne pada Jeka

Namun, saat mereka menjejakkan kaki pada labirin yang memiliki dasar berbeda dari sebelumnya, tubuh mereka tertarik kebawah, tertarik secara harfiah. Mereka berdua terjatuh pada ketinggian yang cukup membuat kaki patah

"AAAAAAA" teriakan Jeka memenuhi indra pendengaran Roséanne, belum sempat ia mengarahkan tongkat sihirnya pada laki laki itu untuk memberinya mantra silencio, tetapi tubuhnya lebih dulu menabrak tanah






•••



curse of the labyrinthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang