[3]

24 5 0
                                    

Alarich Elvis Raizen DaeChin Chevalier.

"AIRR!"

jeritan itu sukses membuat laki laki dengan paras sangat tampan itu terdiam, menghentikan langkah nya menuju tempat duduk yang selalu di tempati nya. Jeritan itu berasal dari dua gadis yang merupakan sepupu laki laki itu dengan wajah penuh cengiran mereka.

Laki laki itu Alarich Elvis Raizen  DaeChin Chevalier. Cucu laki laki dari keluarga besar Chevalier yang merupakan laki laki dengan segudang bakat dan paras nya yang tampan yang selalu sukses membuat para gadis bertekuk lutut pada nya walau dengan ekspresi datar dan dingin nya.

Kemudian, laki laki yang lebih sering di panggil Air itu mendekati dua gadis yang merupakan sepupu nya itu dengan mata tajam nya menatap lurus ke arah depan. Setelah ia duduk, sepupu nya Ava segera mengibaskan tangannya berniat hendak berbisik pada diri nya.

"Nanti kita ke basecamp aja ya ,kayak biasa. Besok kan sabtu." bisik Ava tersenyum manis pada diri nya. Laki laki itu hanya diam membisu lalu mengangguk kecil dan menyimbolkan tanda oke dengan tangan nya dan dengan cepat segera beranjak lalu berjalan ke arah meja tempat nya biasa nya tanpa perduli pada tatapan para gadis gadis menatap diri nya.

"Hai Air." sapa seorang gadis dengan make-up cukup tebal dan seragam nya yang sengaja di kecil kan. Air pun hanya menatap nya tajam tanpa peduli pada satu fakta di depan nya bahwa mahluk yang di hadapi nya adalah perempuan.
"Yoi, Air sini!" panggil seorang laki laki dengan proporsi badan yang cukup ideal dan lumanyan tampan dia Jason Andrean,  gebetan dari sepupu nya Summer.
"Jangan ganggu lu!" sinis Jason pada gadis itu,dia Chelsie. Gadis yang selalu mengemis-ngemis pada Air demi sebuah status pacaran dengan diri nya namun selalu di tolak mentah mentah oleh Air dan juga dengan kasar.

"Gue udah pesen kayak biasa." ucap Jason memberitahu lalu beberapa menit kemudian makanan yang di pesankan Jason untuk Air pun siap dan segera melahapnya dengan mata yang fokus dengan layar gadget nya menunjukkan game online yang di mainkan nya.
"Mabar?" tanya Jason menunjukkan handphone nya dengan cepat Air pun hanya mengangguk kecil lalu menyeruput minuman nya. Laki laki itu tau, Summer sepupu nya sedang melihat kearah meja milik nya bersama Jason dari jauh.
"Summer suka lu." ucap Air singkat dan jujur sembari bermain game dengan Jason yang sudah menatap Air tak percaya.

"Lu serius?" tanya Jason tak percaya dengan ucapan dari bibir Air yang ia sudah tau pasti bahwa itu peryataan jujur. Ia tak pernah menyangka bahwa gadis yang selama ini dia sukai ternyata menyukai diri nya juga.
"Mm" gumam Air singkat lalu dengan cepat mematikan ponsel nya dan berdiri di ikuti Jason yang berjalan di sisi nya menuju kelas mereka masing masing.

"Tadi gue denger denger si Summer ngamuk lagi ke cewe kan?" ucapan itu sukses membuat Air berhenti melangkah di depan seorang gadis yang berani sekali membicarakan sepupu nya itu di dekat nya.
"Apa." ucap Air dingin dan menatap tajam pada 3 orang gadis itu seakan akan tatapan itu bisa membunuh mereka semua.
"Si Summer ngamuk. Hubungan sama lu?" tanya seorang laki laki dengan berani menghadang Air yang bisa saja memberi pelajaran pada ke 3 gadis itu.

Buukk

Tendangan keras berasal dari kaki Air tepat mengenai perut laki laki yang dengan berani nya menghadang Air.
"Gausah ikut campur." tajam Air menginjakkan kaki nya lagi pada lengan laki laki yang ingin menjadi pahlawan kesiangan pada ketiga gadis itu.
"Udah Air, udah." ucap Jason melerai Air dan segera menyeret Air untuk memasuki kelas Air dan duduk di pojok tempat Air dan salah satu teman nya biasa nya. Lalu Air dengan segala emosi nya pun segera menarik tas yang hanya berisi satu buku dan satu pena yang berasal dari Ava yang memaksa nya harus memiliki buku walau pun dia pintar. Lalu beberapa menit kemudian tertidur tanpa peduli guru yang mengajar di kelas nya.

"ALARICH ELVIS RAIZEN DAECHIN CHEVALIER!"

Jeritan dari seorang guru sejarah mereka pada murid yang terkenal pintar namun tidak peduli pada aturan yang ditetapkan.

"Kenapa Bu?" tanya Air bangun dari tidur nya dengan mata nya yang langsung bertemu dengan mata guru sejarah tersebut.
"Keluar kamu dan hormat tiang bendera,bisa bisa nya kamu tidur pas jam pelajaran saya!" perintah guru sejarah tersebut mempersilahkan Air untuk keluar dari kelas nya. Lalu dengan santai nya laki laki itu keluar tanpa peduli pada tatapan nyalang dari guru nya itu.

Laki laki itu pun berjalan keluar kelas nya dan berniat melewati kelas sepupu berniat pulang melalui pintu belakang yang tepat berada di belakang kelas sepupu nya itu.

"Lu mau kemana?" ucap Summer menghentikan langkah Air ketika melewati kelas nya dengan tanpa suara. Laki laki itu sama sekali tak menjawab dan hanya melirik ke arah guru yang mengajar di depan papan tulis kelas Summer.

Laki laki itu segera mengambil mobil merah nya dan melaju tanpa peduli pada tatapan mata satpam yang melihat nya dengan mata melotot. Ia berniat meminum sebuah vanilla latte dingin yang biasa nya sukses membuat nya dapat meredam emosi nya.

"Selamat siang Air, mau pesan apa?" tanya pelayan laki laki itu dengan senyum lebar nya yang sudah mengenal Air sejak SMP karna merupakan pelanggan tetap di cafe tempat kerja nya.
"Vanilla latte 1." jawab nya singkat lalu membuka ponsel nya yang terdapat pesan dari sang ibunda.

Mama
Air, nanti kalau udah pulang sekolah langsung ke kantor Mama bentar ya. Ambilin laptop merah Mama ya sayang

Alaric
Ok.

"Ini." ucap pelayan tersebut, Bintang. Laki laki itu selalu di panggil dengan sebutan 'kak Bintang'. Sembari tersenyum menatap wajah datar andalan Air lalu meletakkan gelas berisi Vanilla latte didepan Air lalu segera berbalik pergi tanpa menunggu ucapan pelanggan nya.
"Makasih." gumam Air lalu menyeruput minuman itu dengan cepat dengan tangan senantiasa memegang ponsel nya.

Ada hal yang di pikirkan oleh lelaki ini, tentang sepupu nya. Terutama dengan Summer yang menyukai sahabat nya membuat nya berusaha membantu agar sepupu dan sahabat nya itu menjadi lebih dekat. Tentang Ava yang terlalu pasrah terhadap orang lain, ia pikir Ava terlalu bodoh untuk menjadi seorang gadis dengan peringkat paralel tertinggi.

Lalu lelaki itu memutar pandangan nya yang seketika mendapatkan pandangan seorang gadis cantik dengan seragam sekolah yang berbeda dengan nya. Tepat nya gadis itu sukses membuat mata elang itu tidak berkutik ketika tatapan mereka secara tidak langsung bertemu, sehingga mata elang lelaki itu bertemu dengan mata tajam milik gadis cantik itu.

"Gausah ngelihat dia juga kali Air, gue tau kok emang dia cantik nya luar biasa deh." tegur seorang cowok dengan Apron hitam di pinggang nya  duduk di depan pelanggan nya itu.
"Emang kenapa?" tanya Air menaikkan sebelah alis nya dengan mata tajam nya yang sudah menatap lelaki di depan nya itu, kak Bintang.
"Dia cantik kan?" tanya Bintang tak peduli pada pertanyaan sebelum nya dari Air.
"Tatapan mata dia tajem." jawab Air santai tak mengerti dengan raut wajah Bintang yang tersenyum menggoda pada diri nya.
"Ya, sama kek elu." ucap Bintang terkekeh geli melihat raut wajah yang semakin datar itu.

***

Hello guysss jadi part kali ini ditulis oleh Vs
Semoga kalian semua suka
Dan jangan lupa vote+comment
Dan jangan lupa main ke akun author yaa
Kalau ada yang mau kasih saran silahkan comment

ESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang