Ava dan Summer pergi berdua hari ini, pasalnya Air telat bangun tadi, sehingga Ava dan Summer harus membangun Air, dan Air bilang nanti dia nyusul ke sekolah. "Summer, gimana ya gue belum bisa nentuin harus gimana sama Gavin" ucap Ava membuka pembicaraan diantara dirinya dan Summer yang baru saja memasuki lingkungan sekolah.
"Gue perhatiin ya, dia itu tulus banget sama lo" balas Summer dengan santai.
"Kalau misalnya nanti sakitin gue gimana? Kalau misalnya dia liat kekurangan gue gimana? Terus kalau misalnya dia gak terima sama kekurangan gue? Gue harus apa?" Tanya Ava bertubi-tubi membuat Summer menghela nafas.
"Makanya lo coba bangun cinta sama dia Ava, lo tuh gini banget dah." Summer sedikit muak pada Ava.
"Iya iya, gue ke kelas duluan ya Summer" pamit Ava.
"Iya, gue mau ke perpus bentar, Rena tadi nitip di chat" ucap Summer menyebut nama teman sekelasnya.
Mereka pun berpisah, Summer ke perpustakaan dan Ava pergi ke kelas nya.
"AIR" teriak Ava karena terkejut oleh senggolan bahu Air.
"Maaf" ucap Air santai sambil mennyejajarkan langkah nya dengan kakak sepupunya.
"Lu cepat banget Air, pelan pelan kek jalannya" keluh Ava yang merasa ketinggalan karena langkah Air terlalu besar baginya.
"Lu kecil" balas Air.
"Air, itu mulut di gunanya buat ngomong, tapi lo ngomong irit banget. Suara lo gak bakalan abis kalau ngomong doang."
"Hm." Sekali lagi dengan santainya Air berdehem sambil meninggalkan kakak sepupunya yang lebih pendek dari dirinya.
Ava yang ditinggal jalan sendirian pun merasa kesal. 'Jomblo gini amat ya Tuhan' batin Ava. Tapi tak lama, Ava merasakan seperti ada yang berjalan di sebelahnya. Membuat Ava menoleh dan melihat orang itu.
Dan ternyata orang itu adalah Gavin. Pria yang selama ini menyukai Ava, tapi Ava belum merespon perasaan pria itu.
"Eum, hai Gavin" sapa Ava yang masih tidak enak mengingat kejadian beberapa hari lalu saat ia menolak Gavin yang mengajak dirinya untuk jalan.
"Hai juga Ava, sendirian?" Sapa Gavin kembali sambil melontarkan pertanyaan basa-basi.
"Tadinya sih gue sendiri, tapi lo datang, jadi berdua. Eh gue duluan dulu ya" jawab Ava dan langsung meninggalkan Gavin berjalan sendiri.
Gavin yang tadinya senang karena Ava menyapa nya, sekarang malah memperlihatkan wajahnya yang datar karena Ava sudah pergi duluan.
"Huh..gue masih gak enak banget sama Gavin" gumam Ava.
"Ehh Jason!" Panggil Ava kepada crush Summer itu.
"Iya" jawab Jason.
"Lo tuh emang gak peka ya, liat tuh Summer masih jomblo dan dia suka sama lo, sekali lagi gue bilang dia suka sama lo" kata Ava sambil menekan kata 'dia suka sama lo'
"Lo tuh gak tau ya, gue juga suka sama dia, suka, tapi ya mau gimana, dia tuh banyak yang incar. Banyak yang suka sama Summer, yakali gue yang gak apa-apa bisa pacaran sama dia" jelas Jason dengan mengecilkan suaranya.
"Ya makanya perjuangin bego" ujar Ava sambil berjalan meninggalkan Jason yang masih terdiam di tempat.
Sesampainya di kelas, Ava duduk di bangku nya. Dan melihat tas yang mirip sekali dengan tas Gavin. Awalnya Ava tak terlalu mempermasalahkan tas itu. Tapi beberapa menit kemudian Gavin datang dan duduk di bangku itu.
"Lo kenapa bisa ada disini? Bukannya lo di bangku yang ujung?" Tanya Ava yang heran.
"Lagi merjuangin cinta" jawab Gavin dengan senyum manis yang terukir di wajahnya, senyum itu sedikit membuat Ava luluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESA
Teen FictionSummer, Air, dan Ava, tiga orang sepupu yang punya nasib berbeda. Chevalier nama belakang mereka yang bagus, tapi akan kah nasib mereka sebagus nama belakangnya?