[6]

9 3 0
                                    

Alarich Elvis Raizen Daechin Chevalier

"Air, gue suka sama Lo."

Gadis itu sukses membuat koridor di sekolah itu ramai hanya karna ungkapan cinta gadis itu pada seorang lelaki dingin, Air.

"Gue ga suka lu."

11 huruf, 4 kata itu meluncur licin dari bibir Air yang juga sukses membuat gadis itu malu dan sedih karna jawaban datar dan dingin dari lelaki yang di sukai nya itu.

"Kenapa lu nolak gue? Lo udah punya cewe?" tanya gadis itu tak menyerah, Chelsie. Gadis yang sebaya dengan nya namun memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
"Mm." gumam Air lalu segera berlalu dengan Jason yang berada di samping nya dan tas yang tergantung di satu sisi bahu nya.

Kedua lelaki berbeda karakter itu berjalan santai melewati koridor kelas 11 itu dengan santai. Lalu diujung perjalanan salah satu dari mereka pun berhenti dan memasuki kelas nya,dia Jason sembari berkata, "gue duluan."

Pada akhir nya Air pun berjalan sendiri menuju kelas nya dengan tatapan mata elangnya melihat ke arah seorang gadis pendek berjalan menuju kelas nya. Air menatap gadis itu,tapi tidak dengan pemikiran nya yang memikirkan seorang gadis yang mengalihkan pikiran nya dari beberapa hari yang lalu.

"AIR!"

Teriak gadis itu keras, dia Ava. Sepupu nya yang lebih tua dari nya itu. Gadis yang sedari tadi di perhatikan Air dari jarak jauh yang tadi nya bersama Summer.

"Maaf." ucap Air dengan santai tanpa melihat ke arah wajah sepupu cerewet nya yang sudah siap mengeluarkan omelan khas milik nya.
"Lu cepat banget Air, pelan pelan kek jalan nya." ucap gadis itu mengeluh sembari terus berusaha mensejajarkan langkah kaki diri nya itu.
"Lu kecil." ucap Air lagi tanpa peduli pada raut wajah yang semakin menunjukan ekspresi kesal nya.

"Air, itu mulut di gunanya buat ngomong, tapi lo ngomong irit banget. Suara lo gak bakalan abis kalau ngomong doang." omel kakak sepupu nya itu sembari jemari nya yang sibuk menunjuk nunjuk ke arah Air.
"Hm." Sekali lagi dengan santainya Air berdehem sambil meninggalkan kakak sepupunya yang lebih pendek itu dari dirinya. Air tetap berjalan tanpa perduli pada beberapa orang bergerombol berniat menghampiri diri nya.

"Bro!"

Ucap seseorang sembari menepuk bahu Air pelan. Dengan beberapa orang di belakang diri nya itu, mereka adalah tim basket dan kapten basket itu yang menepuk pundak nya pelan.

"Nanti kita nongki-nongki pulang sekolah bisa dong kan?"ucap kapten basket tersebut tenang sembari tersenyum lebar dan alis nya yang di naik turun kan beberapa kali yang membuat Air ingin sekali meninju wajah petakilan itu.
"Mm."gumam Air lalu menepis tangan yang tadinya stay di atas bahu nya itu kasar lalu segera memasuki kelas nya dengan senyuman dari beberapa gadis di depan kelas yang selalu terlihat bahagia saat melihat Air. Lelaki itu bahkan tak mengenal siapa para gadis gadis itu.

"Air." panggil seorang gadis dengan rambut panjang nya yang di ikat menjadi satu. Air hanya menoleh datar dengan mata elang nya yang menatap gadis itu seakan akan bertanya maksud perempuan itu.
"Uang kas." jawab gadis berjabatan bendahara itu yang mengerti dengan sikap dingin Air. Lalu dengan cepat lelaki itu mengeluarkan dompet kulit berwarna hitam bermerek Gucci itu dengan santai dan meletakkan 5 lembar uang berwarna merah itu.

"Kebanyakan." ucap gadis itu memberikan 3 buah uang itu pada Air lalu segera berlalu tanpa perduli pada raut wajah Air yang melihat nya dengan aneh. Lalu tanpa peduli pada gadis aneh itu lagi dia segera mengambil uang itu dan memasukkannya ke saku bajunya.

Lalu lelaki itu dengan memasang kan earphone di telinga nya berniat mendengarkan musik lewat ponsel nya dengan kepala bersandar pada dinding dan wajah nya mengarah ke atas memperlihatkan leher lelaki itu yang bersih dan berjakun itu. Ia berniat mengikuti mata pelajaran dengan earphone terpasang di telinga nya tanpa peduli pada guru yang menjelaskan di depan papan tulis itu.

--------------

"Air!"

Panggilan itu membuat Air menoleh dengan cepat,tau dengan suara cempreng milik kakak sepupu nya itu yang selalu mengomeli nya itu. Lalu Air segera berjalan berniat menghampiri gadis itu meninggal kan rekan rekan basket nya.

"Liat dari tadi Summer melamun, kayaknya mikirin Jason, kasihan dia. Lo pekain Jason sana, lo tega gitu liat Summer gini terus? Lo juga cari pacar sana" bisik Ava sedikit mengomel di dekat telinga Air.

"Iya, lu jomblo juga." Air pergi meninggalkan Ava dan Summer yang menatap nya kesal dan tangan yang mengepal kuat. Tanpa perduli dengan kedua sepupu nya itu Air berlalu dan duduk di tempat nya semula dengan mata nya mengarah pada layar ponsel yang menampilkan game online milik nya.

"Si Ava sama Summer cantik juga, bro buat gue boleh kagak?" tanya salah satu pemain basket dari sekolah mereka.
"Mmm." gumam Air tak peduli pada ucapan main main milik lelaki itu.
"Boleh?" tanya lelaki itu mengeluarkan kan ponsel nya berniat bermain bersama dengan Air.
"Mati." ketus Air mendorong ponsel yang menampilkan layar game itu.
"Game itu udah 4 kali loh,lu ulang akun nya dan tetap selalu berpangkat tinggi. Lu main gimana si." keluh Jason itu menyerah dengan kepintaran Air dalam bermain game.

"Dukun ae lu." usul salah satu dari rekan basket pada Jason.
"Gimana cara nya?" tanya satu nya lagi.
"Lu bodoh banget astaga,lu pikir dong!mana bisa sih! Gila aja deh lu! Ini nih si Vito kasih usul jadi nya si lemot ini kagak ngerti!" kesal seseorang di samping Jason itu emosi.
"Santai." ucap Jason terkekeh geli yang menjadi sebuah pemandangan bagi Summer yang melihat nya dari jauh.

Air pun yang tak mau tau dengan pembahasan para rekan basket itu pun hanya bermain game dengan pikiran yang melayang pada gadis yang pernah di cegat nya di jalan dengan motor delivery yang di kendarai gadis itu. Gadis itu pun berhenti dan turun dari motor nya lalu dengan kesal menatap ke arah Air dengan tajam lewat mata elang nya tanpa melepas helm yang terpasang di kepala nya itu.

"Air." panggil seorang gadis dengan rambut sebahu berwarna hitam itu.
"Kenapa lu?" tanya Jason menatap gadis itu heran.
"Di panggil Ava." ucap gadis itu lalu tersenyum tipis ke arah Air dan segera berlalu. Air pun berjalan berniat menghampiri meja yang sudah tidak berpenghuni yang sedari tadi berisi dua orang gadis yang merupakan sepupu nya itu.

"Mas ganteng!"

Panggilan itu membuat Air menoleh dan melihat kearah seorang wanita dengan apron di pinggang nya berlari lari kecil berniat menghampiri nya.
"Tadi mbak cantik bilang nya mas ganteng yang bayar. Semua nya 20 ribu mas." ucap wanita itu yang merupakan seorang penjual makanan di kantin mereka.
"Ini." ucap Air lalu menyodorkan satu buah yang tersisa dari bendahara kelas nya itu.

"Oke mas ganteng." ucap wanita itu lalu segera berlalu hendak mengambil kembalian nya. Tanpa aba aba lelaki itu kembali melangkah kan kaki nya menuju taman belakang yang selalu menjadi tempat diri nya untuk mendengarkan musik atau pun menulis sebuah lirik lagu.

***

Hello guysss jadi part kali ini ditulis oleh Vs
Semoga kalian semua suka
Dan jangan lupa vote+comment
Dan jangan lupa main ke akun author yaa
Kalau ada yang mau kasih saran silahkan comment

ESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang