1.Berangkat bareng

36 10 0
                                    

Kring!. Kring!

Jam waker berbunyi, namun sipemilik jam tersebut masih bergelut dengan dunia mimpinya.

Kring! Kring!

Lagi. Jam waker berbunyi, namun sipemilik tetap bergelut didunia mimpinya.

Seseorang didekat ranjang sipemilik jam waker tersebut menggeleng heran. Sudah 2 kali jam waker itu berbunyi, bahkan suara jam waker tersebut nyaring. Namun, tetap saja tidak mengganggu tidur sipemilik jam waker.

"Woy! Bangun." Orang itu mengguncangkan tubuh sipemilik jam waker berharap sipemilik jam itu terbangun. Namun, itu hanya lah angan-angan belaka.

Sipemilik jam itu hanya bergerak untuk mencari posisi yang nyaman dan kembali tertidur.

"Aneh gue sama dia. Dia kan cewe, tapi tidurnya kayak kebo," gumam orang itu

Karna sipemilik jam masih saja tertidur, orang itu akhirnya berjalan kearah kamar mandi dan mengambil sebuah gayung yang berisi air.

Byur!!

"Aaaa basah!" pekik sipemilik jam itu

Sipemilik jam itu yang tak lain adalah Senjana menoleh kearah sipelaku dengan tatapan tajamnya, "Rey ... " panggil Senjana

"Apa Ja?" tanya Reyhan polos

"Ini kerjaan lo 'kan? Liat tuh, baju sama kasur Jaja jadi basah tau," ucap Senjana

"Curhat Bu?"

"Ish, kok ngeselin ya?"

Reyhan menggidikkan bahunya, "Ga tau, mungkin aja kerasukan setan," ucap Reyhan santai

"Oh ... kerasukan setan ya?" Reyhan mengangguk

Senjana berdiri dari tempat tidurnya dan menghampiri Reyhan. Senjana memegang kepala Reyhan dengan mulut yang berkomat-kamit.

"Saha sia hah?" tanya Senjana

"Aing Jungkook," jawab Reyhan

Senjana mendengus kesal, "Ish, Rey, salah tau! Harusnya jawab gini aing maung, gitu,"

"Oh, salah ya?"

"Udah tempe masih aja nanya!"

"Tahu Ja," ralat Reyhan

"Bodo, mau tempe kek, mau tahu kek, dua-dua nya juga enak kok," ucap Senjana

"Yaya terserah. Sekarang lo mandi sana! Ih, bau," ucap Reyhan seraya memegang hidungnya

"Jaja ga bau ya!" omel Senjana

"Bau tau. Apalagi tuh, ada ilernya," ucap Reyhan

"Rey ngeselin!"

"Makanya sana mandi,"

"Bentaran. 'kan tadi Rey kerasukan setan, jadi harus dirukyah dulu," ucap Senjana

"Udah keluar setannya. Jadi, sana mandi,"

"Iya iya,"

***

"Good morning All!" sapa Senjana seraya menuruni anak tangga

"Pagi Sayang."

"Pagi Sen."

"Pagi Jaja."

"Ayo Rey, kita berangkat," ucap Senjana

"Jangan dulu aelah. Gue lagi makan nih," ucap Reyhan seraya memasukan ayam goreng kedalam mulutnya

Senjana berkacak pinggang, "Ayo Rey, aku sekarang ada piket,"

Reyhan menatap malas Senjana, "Halah, biasanya juga ga suka piket," ucap Reyhan

"Syut itu aib Jaja, jangan dibilangin sama siapa-siapa Rey." Senjana menempelkan telunjuknya dibibir tipis miliknya yang berarti jangan berisik

Satya -- Abang Senjana berdehem, "Disini ada kita loh. Jangan dikacangin," ucap Satya

"Loh, ternyata ada Abang ya disini?" tanya Senjana berpura-pura kaget

Satya memutar mata malas, "Terus, dari tadi gue dianggep apa?"

"Em ... apa ya?" Senjana mengetuk-ngetukkan telunjuknya didagu

"Mungkin ... tadi gue anggap Abang setan deh. Eh, abang 'kan udah jadi setan," sambung Senjana yang membuat orang-orang yang berada disana tertawa akan tingkah lugu Senjana

"Kalo gue setan, berarti lo juga setan. Karna kita itu suadara kandung," ucap Satya

"Eh, engga ya. Jaja itu princess bukan setan. Masa cantik-cantik gini disamain sama setan," bela Senjana

"Nyenyenyenye." Satya menye-menye

"Hahaha bang Sat kalah debat," ucap Senjana seraya tertawa

"Nama gue Satya ya, bukan Bangsat," ucap Satya tidak terima

"Eh, Abang salah sangka. Gue tadi nyebut bang Sat, Sat itu Satya. Bukan Bangsat sato itu,"

"Udah-udah ayo makan dulu," lerai Bunda

"Jaja makan dikantin aja ya Bun,"

"Kenapa ga disini aja?" tanya Bunda. Senjana menggeleng, "Engga Bun, Jaja ada piket hari ini," jawab Senjana

"Rey, ayo dong. Jangan makan terus, nanti badan kamu gendut  loh." Senjana menakut-nakuti Reyhan supaya berhenti makan

Reyhan hanya berdehem membuat Senjana menggeram marah, "REY AYO KITA BERANGKAT!" teriak Senjana tepat ditelinga Reyhan

Uhuk! Uhuk!

Reyhan tersedak karna kaget oleh teriakan Senjana. Senjana khawatir karna Reyhan tersedak.

"Nih Rey minum." Senjana menyodorkan air putih, lalu langsung diambil dan diteguk oleh Reyhan

"Makanya makan itu jangan cepet-cepet Rey, jadinya tersedakkan," omel Senjana

Reyhan menatap tajam Senjana, sedangkan yang ditatap memasang wajah tanpa dosanya.

'Dia yang bikin gue kesedek dia juga yang ngomel-ngomel ga jelas' batin Reyhan kesal

"Rey, malah bengong. Ayo berangkat," ajak Senjana

"Iya ayo, bawel lo mah,"

Senjana mengerucutkan bibirnya beberapa senti, "Jaja ga bawel ya,"

"Lo bawel,"

"Engga tau,"

"Iya,"

"Engga,"

"Iya,"

"Engg ... "

"Stop! Kalian kapan berangkatnya. Liat noh jam, bentar lagi juga gerbang pasti ditutup," ucap Satya

"Gara-gara lo sih," tuduh Senjana kepada Reyhan

"kok jadi nyalahin gue sih. Lo yang salah,"

"lo,"

"lo,"

"lo yang sa ... "

"Astagfirullah, kalian cepet berangkat!" Bunda menjewer telinga Reyhan dan Senjana lalu membawa mereka keluar rumah

"Sana berangkat, jangan pake berdebat lagi!"

***

Setelah menempuh perjalanan, akhirnya mereka mereka telah sampai di SMA Bima Karya. Namun, sangat disayangkan, ketika sudah sampai disekolah, gerbang telah ditutup.

"Gara-gara lo sih, jadinya kita telat 'kan," tuduh Senjana

"Lah lah, kenapa selalu gue  yang disalahin sih,"

"Emang lo yang salah Rey." Senjana berkacak pinggang

Reyhan memutar mata malas, "Iya deh, cowo selalu salah dan cewe selalu benar," ucap Reyhan mengalah

"Nah, anak pintar." Senjana mengacak rambut Reyhan gemas

'Kalo bukan sahabat udah gue mutilasi ni anak' batin Reyhan

.
.
.
.
.
.
.
TBC

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK><

The Silent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang