Sara - Bunga tidur (2)

11 2 1
                                    

Lagi-lagi, dering handphone ku membahana. Bergema diseluruh penjuru kamarku. Mataku masih berat, sisa terbangun semalam. Kuraih handphone, dan kulihat dia ribut karena apa.

Alarm pengingat bimbingan skripsi.

Shit!
Aku bahkan belum menyelesaikan revisi skripsi ku sejak dua minggu lalu, dan dua jam lagi aku harus bimbingan.

Dosenku memang spesial. Tak mau diganggu untuk bimbingan selain hari dan jam yang beliau tentukan sendiri. Terlambat berarti musibah, sebab beliau teramat sangat super duper disiplin. Terlambat berarti tunggu waktu bimbingan berikutnya, sebab mahasiswa bimbingannya lumayan banyak.

Ah, sudahlah.

Bergegas aku bangkit dari ranjang, memanaskan air, print draft revisi skripsi yang belom selesai lalu membersihkan diri. Seusai mandi, teko listrik ku sudah memekik pertanda airnya sudah mendidih. Masih mengenakan handuk, aku membuat segelas kopi susu.

Menyesap kopi susu di jam 9 pagi, aku teringat masih menyimpan donat dalam kulkas. Jadi, sekalian saja sarapan dengan donat dingin. Selepas itu, aku pun pakaian dan makeup-an sekedarnya.

Yap. Sisir alis sedikit. Sunscreen, terus alas bedak. Concealer dikantung mata, lalu blend. Bedak, lalu liptint berwarna senja untuk menutupi bibir pucat ku. Terakhir, parfum. Dan aku pun selesai berdandan.

Jam segini, kosan pasti sepi. Cuma tinggal aku dan mbak Desi di lantai dua. Kebanyakan penghuni kosan adalah mahasiswa baru yang mesti masuk pagi, dan ada beberapa pegawai yang juga mesti berangkat pagi. Jadi motorku pasti mudah untuk dikeluarkan dari garasi.

Belum selesai memasang sepatu, pintu kamarku diketuk. Saat aku bergegas membukanya, aku merasakan aroma Axe cokelat yang biasa dikenakan Sam, lalu...

Gelap.

***

Ysabel..

Ysabel..

Ysabel!!

Aku terbangun, kulihat Juan disisiku. Wajahnya panik. Tampangnya benar-benar berantakan.

"Ysabel, kau tak apa? Apa kau bisa mendengarku?"

"Ju..an.." hanya itu yang bisa aku ucapkan dengan lirih. Mata indahnya mengerjap, dan aku mencoba fokus pada wajah Juan.

"Syukurlah Ysabel, ku kira aku akan kehilanganmu. Kau berdarah banyak sekali"

"bayi kita?" sontak Ysabel memikirkan bayi dalam kandungan nya. Maksudku, aku memikirkan dari mana datangnya darah sebanyak ini? Membasahi hampir seluruh bagian bawah pakaianku, bau amis dan mulai kering.

"ba..bayi? Bayi apa?" Juan semakin panik.

Aku tak menjawab. Jelas lelaki ini belum mengetahui keberadaan calon anaknya.

Sunyi sejenak, lalu suara nyanyian jangkrik dan katak mulai bersahutan. Ternyata aku dan Juan berada di luar ruangan. Ada banyak pohon dan saat aku melihat sisi lain, bintang-bintang mengerjap genit.

Juan mulai menggendongku. Aku merengkuh lehernya, dan menyadarkan kepala pada dadanya. Hangat, dan aroma tubuh Juan menyesaki setiap ruang paru-paruku.

Ada satu hal yang salah, tapi mungkin hanya perasaanku saja.

****

- Next bakal ceritain dari sudut pandang Sam. Jangan lupa tinggalkan jejak ya~ -
^^

sam | saraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang