Suara gerungan motor terdengar sangat jelas. Ada sekitaran sembilan motor dan satu mobil dugul yang berisikan delapan orang terparkir di depan gerbang SMA Yulisthira. Pukul satu siang, SMA itu masih terlihat sepi nampak nya seluruh siswa sedang berada di dalam kelas nya masing-masing.
Viktor dan teman-teman nya berhasil mengepung wilayah SMA Yulisthira. Mereka bersorak sorai seakan-akan kemenangan akan menyapa mereka. Pak Darna selaku penjaga sekolah dibuat bingung oleh datangnya segerombolan siswa SMA yang memakai rompi berwarna biru tua khas SMA Margada.
Beberapa menit kemudian sekolompok siswa yang tidak ada guru di dalam kelasnya mulai berdatangan untuk melihat ke kebisingan yang terdengar di pintu gerbang kebesaran SMA Yulisthira.
"KELUAR LO MARVEL!" Viktor berteriak sambil menatap interior bangunan sekolah SMA Yulisthira berbeda dengan teman nya yang membawa speaker dan malah....
"Tahu bulat haneut di goreng dadakan lima rat-"
Viktor memandang malas teman nya dan segera merampas speaker itu untuk digunakan bagaimana semestinya.
"MARVEL! KELUAR LO! ATAU GUE BAKAL ANCURIN SEKOLAHAN LO!" suara speaker itu terdengar sangat nyaring.
Shella yang sedang berada di dalam ruang osis awalnya tidak tertarik dengan suara bising yang berada di perkarangan sekolahnya. Namun setelah ia mendengar jelas nama Marvel. Gadis berkacamata itu bergegas menuju gerbang utama untuk melihat siapa yang sudah membuat kekacauan.
Derap langkah Shella terhenti ketika retina nya menangkap sosok laki-laki yang berada di dalam Bar bersama Marvel kala itu. Bahkan mereka sempat berkelahi satu sama lain. Lelaki yang postur tubuhnya sama dengan Marvel namun rambut lelaki itu cenderung lebih gondrong.
"Dia ada masalah apa sama Marvel?" monolog gadis itu lalu menatap datar siswi-siswi yang berteriak histeris ketika melihat wajah tampan nan garang milik Viktor.
"Viktor?" Bima terkejut melihat Viktor dan teman-teman nya. Bukankah mereka sudah berdamai?
Shella menoleh dan mendapati Bima yang berdiri disamping nya "Lo kenal?"
Bima diam.
"Bim. Lo kenal cowo--"
Shella tidak melanjutkan ucapannya. Gadis itu lebih dulu terkejut dengan Pak Deni yang membuka pintu gerbang dan berniat menghampiri Viktor. Melihat itu Shella segera bergegas untuk menahannya. "Pak, saya rasa itu--"
Pak Deni menoleh pada Shella dan tersenyum tipis, "Bersyukur Kakek kamu dan kepala yayasan sedang ada dibandung jika tidak-"
"Pak! Saya tidak mau ada tawuran disini!" Shella menekankan ucapannya dan matanya menatap dalam, berharap Pak Deni mengerti tentang kecintaannya terhadap SMA Yulisthira. Gadis itu tidak mau terjadi apa-apa terhadap sekolahnya dan gadis itu pun tidak mau nama baik Yulisthira tercoreng begitu saja dimata masyarakat hanya karena kejadian seperti ini.
Pak Deni menghembuskan nafasnya, "Shella, saya tau-"
Mata Shella menajam, "Mereka orang gila!" jari telunjuk Shella mengarah pada segerombolan anak-anak SMA Margada.
Nafasnya tercekat dan matanya menatap tajam. "Dan kita orang waras! Kita hanya perlu diam dan tidak perlu meladeni mereka! Jika kita diam, saya yakin mereka akan--"
"MARVEL! KELUAR LO!" Viktor kembali memanggil Marvel dan sekarang teman-teman segerombolan Viktor sudah mulai melempari Bangunan SMA Yulisthira dengan kerikil yang mereka bawa.
Pak Deni mengusap pucuk rambut Shella "Mereka tidak akan berhenti sebelum incarannya mati. Kamu diam disini" ucapnya.
Viktor tersenyum menang melihat pria paruh baya yang masih terlihat perkasa menghampiri dirinya. Viktor menelisik pakaian yang dipakai oleh pria tua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE MARVEL
Teen FictionMarvel laki-laki yang baru saja menginjak kelas 11 di SMA YULISTHIRA yang memiliki kepribadian keras, tangguh dan penuh bertanggungjawab Siapa yang mengusik miliknya maka akan berurusan dengannya Berbeda dengan Shella - Cucu kepala sekolah. Perempu...