Kaget gak tiba-tiba up?
Jangan lupa spam komen ya! Per paragraf juga gapapa wkwkTekan bintang dulu
POSSESIVE MARVEL
"Vel gue nggak ngerti si Astor ngapain nyari nyari lo? maen nyerang skolah kita lagi, kan rasanya kaya odading mang oleh, anjing bangettt! " tanya Buluk serius, tapi ketimbang matanya yang menuntut jawaban mulutnya malah sibuk mengunyah bihun bumbu kacang kantin belakang sekolah.
"Viktor luk, Viktor!" koreksi Fajar sambil geleng geleng kepala.
Dengan Burik yang sedang membaca buku berjudul 'cinta yang tak terbalas' atau Bima yang memperhatikan Marpel curiga bercampur serius dan barangkali Marvel sendiri yang acuh tak acuh sebab sibuk menghisap ganja dari pada ikut ikutan Fajar yang mulai asik memelototi bocah laki laki berusia 7 tahun yang sedang menendang - nendang kucing di sebrang mereka, atau didetik itu pula Buluk mengebrak meja seraya menyumpah serapahi Fajar karena berhasil mengoreksi kesalahannya dengan benar.
"Mau Viktor, Astor, Faster atau ah ah ah gue ga peduli yah" kembali cuek, Buluk menikmati lagi makanannya.
"Mendesah Jyjyk" komentar Fajar dan akhirnya mereka pun berpandangan sengit.
"Jelasin semuanya" tuntut Bima, wajahnya yang tegas membuat kalimatnya serasa mengintimidasi. Setelah Marvel di perintahkan Jesi untuk satu hari izin tidak masuk sekolah sebab kejadian pengepungan masal Viktor, Bima dan yang lain tidak berani bertanya alasan sesungguhnya di balik rahasia Marvel yang menyembunyikan alasan mengapa Margada tiba tiba menyerang. Mereka tidak akan melakukannya kecuali Marvel sudah kembali ke sekolah, seperti sekarang.
Membuang puntung rokok lantas menginjaknya kemudian Marvel menoleh pada Bima, tersenyum main main, "Suka kali tu orang sama gue, nyari gue aja sampe mau babat satu sekolah ckck. Nggak romantis sama sekali"
Tawa semuanya pecah kecuali Bima.
"Nggak butuh jawaban itu" ucap Bima dingin dan di detik berikutnya Marvel lantas mengangguk, mengerti. Bima memang tripikal seseorang yang paling mengenal Marvel, tidak akan puas dengan jawabannya yang dianggap tidak masuk akal.
"Udah lama Viktor ngajak sekolah kita Tawuran ke gue"
"Hah, kenapa lo baru cerita sekarang anjim!" Buluk sekali lagi mengebrak meja, geram. Bihun bumbu kacang rasa aduhai ceu Mimin di dalam piring itu tertumpah ruah dan yang lain? Jangan dipertanyakan, tentu akan sama kesalnya dengan Buluk.
"Lo harusnya ngasitau kita jadi kita nggak kaget gini tiba tiba diserang Margada" tambah Burik
"Apalagi gue, kaget banget coy, untung jantung gue ga kumat" serobot Fajar menghadap Marvel setelah mengalihkan atensinya dari bocah dan kucing yang malang.
"Gue suka tantangan, tapi untuk soal ini gue mending mundur" Marvel meraih bungkusan rokok dan korek di kantung celana, membakarnya lalu menghisap sehingga ketika di hembukan ke udara asap putihnya membumbung tinggi tinggi lalu menghilang." Gue bisa nyelesain masalah ini sendiri, tapi ga keduga Viktor bakal bener bener nyerang langsung. Gue gamau kalian ikut ikut tawuran dan kena masalah"
Bima tersenyum sinis, "Intinya lo nggak mau kita kenapa kenapa, tapi lo sendirian yang dapet masalah. Lo tau sendiri Viktor nggak pernah sendiri, dia di kelilingi cecunguknya dan lo diem diem masuk ke markas mereka cuma buat ngeyakinin Viktor untuk nggak nyerang Yulistihira?. Lo hebat, hebat buat bikin diri lo dalam bahaya, Marvel"
Dengan santai Marvel masih menikmati ganjanya, "Kita cuma main remi. Gue menang dan Yulistihra aman. Nggak ada bahaya apapun buat gue"
"Shit! Kemarin kemarin lo nggak inget?. Apa perlu gue ingetin gimana menyedihkannya kemarin lo dipukul Viktor? Di hadapan semua anak Margada? Yulisthira?" Bima menghembuskan napas sebentar lalu melanjutkan dengan seksama, "Vel... gue tau lo. Lo Nggak mungkin nolak tantangan dari siapapun kan? Tapi masalah ini seolah pengecualian. Kenapa? Karena kita ngehalangin lo? Kita jadi beban buat lo kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE MARVEL
Teen FictionMarvel laki-laki yang baru saja menginjak kelas 11 di SMA YULISTHIRA yang memiliki kepribadian keras, tangguh dan penuh bertanggungjawab Siapa yang mengusik miliknya maka akan berurusan dengannya Berbeda dengan Shella - Cucu kepala sekolah. Perempu...