Chapter 39

524 49 8
                                        

Beberapa Hari Kemudian.

Risa telah di perbolehkan untuk pulang karena memang tidak ada luka yang serius, berbeda dengan Nada yang cukup serius. Hari ini Risa mengunjungi Nada yang nanti malam akan terbang ke Belanda. Saat sudah tiba di rumah Nada tetapi tiba-tib sajq Risa ragu apakah ia tetap ke sana atau pergi karena ia tahu Nada tidak suka keberadaan nya tetapi keluarga nya sudah ada di rumah Nada.

"Masuk tidak? Masuk tidak?" gumam nya bimbang tetapi Risa menjalankan mobilnya menuju halaman rumah Nada dan Rangga. Setelah itu Risa menarik nafasnya dalam-dalam karrna ini kali pertama datang ke rumah mereka. Risa sebenarnya tidak pernah berpikir untuk masuk ke rumah mereka tetapi keadaan memaksanya untuk ke sana.

Apa boleh buat.

Risa tak mungkin kan tidak datang ke sana di saat seluruh keluarga besarnya datang untuk bertemu Nada yang akan pergi ke luar negeri. Setelah cukup lama terdiam di dalam mobil nya akhirnya Risa keluar dan memasuki rumah Nada.

Samar-samar Risa mendengar gelak tawa dari arah ruangan yang ia yakini adalah ruang tamu. Risa berjalan pelan sampai melihat Helena dan Vania sedang bercanda entah membicarakan ap. Papa nya dan dan Papa Rangga juga ikut tertawa.

"Permisi.." sapa Risa pelan sedikit canggung karena bertemu Vania dan Hari di sini. Ke empat paruh baya itu langsung menoleh kearah Risa.

Vania langsung menatap nanar wanita yang dulu begitu putranya puja dan cintai. Hari pun tak kalah sedihnya seperti Vania, Hari sudah menyayangi Risa seperti anaknya sendiri tetapi takdir berkata lain. Risa berjalan dengan kikuk kearah Vania dan Hari yang langsung memeluk nya bergantian. Hati Risa berdesir karena pelukan yang sudah lama tak di rasakan nya. Risa merindukan saat-saat memasak bersama Vania dan bercanda dengan Hari yang selalu menggodanya karena terus menempeli Rangga seperti lem.

Kenangan hanya tinggal kenangan..

Sedangkan di kamar Nada menatap putrinya yang tidak ingin memeluknya. Sejak Nada mengamuk di depan Meisha. Putrinya itu sangat takut dan tidak ingin mendekatinya membuat Nada sedih.

"Sayang, ini Mami. Jangan menjauh dari Mami. Apa Meisha tidak rindu Mami?" Nada masih mencoba mendekati Meisha tetapi bocah itu terus menggelengkan kepala nya tanda menolak bahkan Maisha mundur saat kursi roda Nada terus mendekati.

Ketakutan di wajah Meisha tak bisa di sembunyikan. Bocah cantik itu sangat takut karena masih terbayang teriakan dan amukan Mami nya yang begitu mengerikan.

"Pa-pi kemana? Papi!" Meisha menatap takut-takut kearah Nada yang terluka karena putrinya menolaknya. Nada berkaca-(aca menatap Meisha,

"Jangan mundur sayang, kemarilah peluk Mami." Nada masih membujuk Meisha tetapi anak itu terus menggelengkan kepala nya.

Semakin lama Nada semakin kesal dan marah karna anaknya terus saja menolaknya bahkan Nada bersikap lembut pun putrinya tetap tak ingin bersamanya.

"Meisha dengarkan Mami. Meisha harus menuruti Mami karena Mami akan menjalani pengobatan ke luar negeri. Jadi, ayo peluk Mami." Nada mencoba sabar tetapi Meisha masih diam saja membuat marahnya meledak.

"Sudah Mami bilang ke sini! Apa kau tidak diajari sopan santun di sekolah sampai melawan orang tua mu sendiri, Meisha!" bentak Nada menatap tajam kearah Meisha yang sudah terisak.

"Jangan menangis! Mami hanya ingin kau memeluk Mami hanya itu saja." tekan Nada semakin kesal tetapi Meisha justru berlalu meninggalkan nya.

"Meisha! Jangan pergi sebelum Mami berbicara! Kemari peluk Mami!" teriak Nada emosi dan menjalankan kursi rodanya. Nada melihat Meisha yang berlari keluar dari kamar nya nenuju tangga sambil terisak.

"Mami jahat! Mami jahat!" teriak Meisha membuat Nada geram. Nada terus mengejar Meisha sampai kedua matanya terbelakak melihat apa yang terjadi barusan.

"Meisha!"

**

Risa duduk di sofa sembari memakan cemilan yang tersedia dirumah ini. Risa menjauh dari kedua orang tua Rangga karna ia merasa canggung dan kikuk. Risa bangkit karena bosan untuk mencari Nada dan berkeliling rumah ini. Risa mengagumi interior rumah ini yang cukup bagus sampai ia menabrak seseorang saking fokus menatap desain rumah ini.

"Maaf." ucap suara itu. Risa langsung mengenali siapa pemilik suara itu. Siapa lagi kalau bukan pemilik rumah ini yaitu Rangga.

"Ya, tidak apa-apa. Aku yang harusnya meminta maaf karna telah..." ucapan Risa terpotong karna teriakan Nada dan benturan yang keras. Risa dan Rangga langsung berlari menuju tangga. Betapa terkejutnya Risa melihat Meisha yang terkapar di lantai dengan darah yang mengucur dari kepala bocah cantik itu

"Meisha!" teriak Rangga mendekati putrinya.

Risa rerkejut melihat itu sedangkan Rangga memerah melihat putrinya yang berlumuran darah. Hermawan, Helena, Vania dan Hari terbelalak melihat cucu mereka sudah terkapar di lantai dengan darah segar mengucur dari kepala nya.

"Meisha.. Putriku! Bangun sayang ini Papi." isak Rangga keras sembari mengendong Meisha yang sudah pucat dan darah semakin deras membasahi tangan dan kemeja Rangga.

"Bertahan sayang.." isak Nada. Di perjalanan mereka menuju rumah sakit, Nada tak henti-hentinya berucap maaf dan meminta putrinya untuk bangun.

"Sialan! Kenapa bisa macet!" geram Rangga frustasi. Air matanya terus jatuh saat melihat putrinya tak sadarkan diri dengan berlumuran darah.

"Jangan tinggalkan Papi sayang. Jangan." isak Rangga dan Risa pun ikut menangis. Risa memeluk Nada yang sudah menangis. Sesampai nya di rumah sakit. Rangga langsung tergesa membawa putrinya.

"Tolong putriku! Saya mohon,  selamatkan putri saya. Saya akan membayar berapa pun yang kalian inginkan asal selamatkan dia. Selamatkan putriku!" kata Rangga membuat Hari memeluk putra dengan kehancuran yang sama. Setelah itu mereka membawa Meisha ke dalam ruangan.

"Pa, Rangga tidak ingin di tinggalkan Meisha. Rangga tidak sanggup. Tolong aku Pa. Hanya Meisha membuatku masih bertahan hidup. Aku mohon." isak Rangga menyayat hati semua orang yang mendengar nya.

Semua orang menangis meratapi nasib gadis kecil yang selalu mewarnai hari-hari mereka dengan celotehan dan suara cerewetnya. Mereka berharap Meisha selamat..

****
Halo semuanya.

Bagaimana part kali ini?

seru engak?

Komen!

Vote komen dan follow ya.

Doble up.

21.07.2020.
12.21 wib

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang