"Kami tidak dikaruniai seorang anak. Dia sangat menyukai anak gadis, itu sebabnya dia membawa mu kesini. "
"Ah mianhe, telah membuat kalian tersinggung karena ucapanku. " Wanita itu tersenyum.
"Kwaenchana, kau bisa memanggilku dengan sebutan Bibi Cha atau eomma. " Alesha mengangguk antusias.
"Mau makan? Akan aku masakan makanan untukmu. " Alesha tersenyum.
"Bisakah aku melihatmu memasak? Agar aku bisa meniru masakan mu. " Bibi Cha mengangguk dan mengelus kepala Alesha.
.
.
.
Alesha tertidur nyaman di rumah keluarga Cha. Dia sedikit nyaman dengan perlakuan kedua orang itu. Tapi dia masih sedikit bersalah pada Paman Cha.Pagi ini, dia tersenyum bahagia. Dengan segera dia pergi mandi lalu menyiapkan sarapan untuk Paman dan Bibi Cha.
Setelah hampir selesai memasak, terlihat Bibi Cha menghampiri ruang makan yang tak jauh dari dapur. Dia mencium bau masakan yang lezat.
"Harusnya kau tak perlu repot bangun sepagi ini dan memasak untuk kami. "
"Aku tak merasa di repotkan. Lagi pun aku masih sedikit merasa bersalah pada Paman Cha. " Bibi Cha tersenyum lalu membantu Alesha menyiapkan sarapan.
Paman Cha pun menghampiri ruang makan. Dia tersenyum melihat Alesha yang dengan telaten menyiapkan sarapan.
"Kau tak usah sekolah dulu, gantilah pakaianmu, aku sudah berjanji akan mengantarmu menuju cafe ku. "
"Arraseo paman. "
Selesai sarapan dan berganti pakaian, Alesha dan Paman Cha pergi menuju cafe milik Paman Cha. Mereka hanya berjalan kaki. Karena jaraknya lumayan dekat.
Sepanjang perjalanan, dia melihat-lihat. Ada apartemen, sepertinya bisa dia tempati nanti karena jaraknya tak jauh dari rumah Paman Cha juga cafe.
Hari ini dia mulai bekerja di cafe Paman Cha, untuk sementara dia menjadi pelayan. Karena tadinya dia disarankan untuk menjadi chef tapi gadis itu menolak.
Semua berjalan baik, tapi dia hampir saja diketahui keberadaannya ketika temannya mendatangi cafe itu.
Malam telah tiba, ini saatnya dia pulang. Dari kemarin malam dia tak membuka handphone nya, juga tak sekolah. Sepupunya pasti khawatir.
Brukk!
"Ah mianhe, saya buru-buru, " pungkas lelaki yang menabrak Alesha.
Gadis itu menatap perlahan orang yang menabraknya itu. Dia terkejut, orang yang menabraknya itu Lee Donghyuck.
Untuk apa lelaki itu di sini? Bukankah sedikit bahaya baginya? Dengan segera Alesha mengangguk dan menundukkan kepalanya.
Lelaki itu sedikit membungkukkan badannya, melihat keadaan gadis di depannya.
"Kwaen... Alesha?! " Donghyuck terpelonjak kaget.
"Ah, mianhe aku buru-buru. " Dia langsung berlari, tapi tangannya di pegang oleh lelaki itu.
"Kemana saja kau? Hansol hyung mencarimu, dan kau juga tak sekolah. " Gadis itu hanya menundukkan kepalanya.
Kebiasaan lelaki itu tak pernah berubah, ya walaupun sekarang dia begitu karena Sepupunya.
"Soal itu... Aku tak bisa memberitahu mu, tapi jika ingin bertemu denganku datanglah ke cafe seberang dekat halte bis disana. " Lelaki itu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol || Lee Haechan
FanfictionAwal cerita memang membosankan, tapi bacalah hingga akhir. (On Going) Menjadi fans itu susah. Karena apa? karena salah satu fans itu membuat idolanya berubah drastis. Dan dengan sedikit keberanian, gadis itu menjadi sasaeng dan menjadi trainee baru...