Seperti biasa, Haechan pergi ke sekolah bersama member dengan diantar sang manager. Tapi... ngomong-ngomong, Haechan merasa bingung. Entah karena apa.
Sepanjang perjalanan, dia berusaha membuat lawakan selucu mungkin, dan sedikit menistakan ketiga lelaki itu, yakni Mark, Jeno, dan Jaemin. Agar tertawa atau membuat mereka sedikit marah.
Sekeras apapun dia berusaha, tak ada perubahan pada diri mereka. Yang ada hanya muka datar alias tak ada ekspresi, menatap tajam pada Haechan seolah menyuruhnya diam.
Haechan pov
Kenapa mereka tak tertawa sama sekali? Apa... aku tak bisa membuat mereka bahagia karena ku? Apa selama ini aku berbuat salah karena terlalu larut dalam pikiran?Tapi setidaknya mereka tersenyum untuk menghargaiku. Ini? Tidak sama sekali. Bahkan Mark hyung yang sedari awal bertemu sering dekat denganku pun, seolah tak mengenaliku atau bahkan seolah tak pernah bertemu.
Aku berusaha setenang mungkin, berusaha berfikir positif, ya walaupun pikiran negatif itu terus terlintas di otakku. Aku terus terdiam, bosan. Sehingga seorang gadis datang menghampiriku.
"Cie... sendirian, yang lain kemana? Kau tak ikut bersama mereka? " tanya Alesha bertubi-tubi. Ya, yang baru saja datang itu Alesha.
"Mana ku tahu, mereka tak peduli padaku, tak tau mengapa. " Aku menaikkan bahu, acuh.
Aku melangkah keluar kelas tanpa menghiraukan Alesha, ada yang aneh disini. Saat ku buka loker, disana tak ada yang kucari.
Aku melangkah lagi menuju tempat dimana aku sering berkumpul bersama Mark, Jeno, Jaemin. Ditengah perjalanan, para gadis menatapku sendu. Mengapa?
"HAECHAN OPPA! WAEYO? " Aku terkejut mendengar teriakan para siswi yang menatapku sendu tadi.
"Apanya yang kenapa? " tanyaku heran. Salah satu dari mereka ada yang memutar bola matanya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Haechan Oppa berubah... " lirih salah satu dari mereka.
"Kau tak seceria waktu dulu. "
"Jika debut bagaimana? Apakah kau akan menipu kami semua dengan candaanmu itu?"
"Dimana Haechan kami yang selalu ceria? "Mendengar keluhan para fans, aku menatap mereka iba. Sebegitu jelasnya kah diriku?
Jika memang benar mereka, para member, fans, dan temanku kecewa karena hal itu, tolong bantu aku berubah. Jangan pergi begitu saja, sekarang aku merasa tak berguna lagi bagi siapapun.
Aku meneruskan langkahku, saat aku sampai di tujuan mereka bertiga ada dihadapanku dan ketika mereka melihatku... mereka menghindariku. Mengapa??
"Hyung, waeyo? Aku punya salah? Tolong katakan, jangan terus diam seperti ini. " Aku tak tau harus bagaimana lagi selain dengan cara seperti ini."Pikir saja sendiri, " kata Mark. Hah? Apa? Berfikir?
Jika memang aku salah, tolong ubah aku menjadi lebih baik lagi jangan berdiam diri terus, aku jadi tak tau apa yang harus ku lakukan.
"Mengapa kalian jadi begini? Katakan padaku! Jika memang karena sasaeng itu aku berubah dan karena sasaeng itu pula kalian marah padaku, mengapa bulan lalu kalian ikut berfikir tentang sasaeng itu?" tanyaku dengan sedikit emosi.
"Berhenti menyalahkan sasaeng!!" Bentak Jeno.
"Lalu mengapa kalian diam, bagaimana aku bisa berfikir jika aku tak tau kapan dan dimana aku berbuat kesalahan. " ujarku sangat emosi."Kau mempunyai otak 'kan? Bisa mengingat? Dan kau pasti tau identitas dan semua tentang dirimu. Gunakan otakmu, apa yang kurang dalam dirimu itu. " ucap Jaemin sembari mendorong dahiku menggunakan telunjuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol || Lee Haechan
FanfictionAwal cerita memang membosankan, tapi bacalah hingga akhir. (On Going) Menjadi fans itu susah. Karena apa? karena salah satu fans itu membuat idolanya berubah drastis. Dan dengan sedikit keberanian, gadis itu menjadi sasaeng dan menjadi trainee baru...