💜33

265 31 4
                                    

Tepat dimalam harinya Eunha selesai mengepak barang barangnya, dia nekat untuk pergi dari rumah itu. Bahkan kalau bisa langsung pergi dari hidup Wonwoo.

Untuk masalah anak mereka, Eunha tidak mau mengambil pusing. Dia bisa saja membesarkan anaknya sendiri tanpa ayah, toh fikirnya diluar sana banyak kok single mom. Hidup juga anaknya.

Dirinya keluar sambil menyeret koper hitamnya, terus berjalan menyelusuri ramainya kota seoul saat ini.

Eunha teringat, akan memori dimana dia berjalan sendirian dikeramaian seperti ini. Bedanya cuman waktu itu dia sedang melarikan diri dari Mingyu dan sekarang bukan.

Apa bedanya bukannya dua dua bisa dibilang kabur juga ya? Cuma situasi yang berbeda.

Eunha tertawa kecil karna sejak tadi dia terus mengajak otaknya berbicara, bahkan tak banyak yang melihatnya ngeri karna tertawa sendirian. Mana duduk sendirian dibangku taman, tertawa sendirian lagi.

Kayak orang kesurupan aja

Pap

"Eh Eunha?"

Suara yang sangat tak asing ditelinganya. Sedang menyebut namanya.

Eunha menoleh ketika ada sebuah tangan menyentuh bahunya, dan benar saja. Kim Mingyu!

Setelah lebih empat tahun berlalu, hidupnya aman tanpa memikirkan lelaki didepannya ini. Tapi kenapa dia muncul kembali?

Eunha perlahan memundurkan langkahnya, dia sangat takut. Belum sempat dia melarikan diri Mingyu lebih dulu menahannya. Mingyu memeluknya erat, Eunha sempat memberontak namun akhirnya dia dibuat bungkam.

Dapat Eunha rasakan baju dibagian bahunya basah, dan dia tahu Mingyu sedang menangis.

"Maaf" suara parau khas orang menangis serasa penuh ditelinga Eunha

"Maaf.... maaf Eunha, aku menyesal. Aku minta maaf telah nyakitin kamu dulu, aku bersalah banget sama kamu, juga Jungkook. Aku minta maaf" lirih Mingyu

Eunha melepaskan pelukan mereka, ditatapnya manik mata Mingyu dalam. Berusaha mencari kebohongan didalamnya, namun yang ditemui cuma kejujuran.

Eunha tetaplah Eunha, walau keras kepala tapi sangat mudah memaafkan seseorang. Bahkan sebelum Mingyu memohon maaf sekalipun, Eunha sudah lebih dulu memaafkannya.

Dia sadar semuanya sudah tertulis sama yang diatas. Eunha tersenyum, menghapus air mata Mingyu.

"Aku udah maafin kamu Mingyu, jauh sebelum kamu minta maaf. Cuma aku masih sedikit trauma sama kejadian dulu." Eunha menjeda ucapannya, dilihat Mingyu masih setia menatapnya menunggu perkataan selanjutnya. "Cuman kalau Jungkook, aku ngga tau dia udah maafin kamu atau belum. Kamu harus minta maaf sama dia nanti"

Mingyu kembali menangis "hiks aku mau minta maaf pada Jungkook Na... hiks aku.. aku banyak buat salah Na"

Eunha kembali memeluk tubuh bongsor Mingyu, diusapnya pelan punggung laki laki itu. "Iya, besok aku bawain kamu ke makam Jungkook. Udah jangan nangis lagi." Dia kembali menghapus air mata Mingyu

Kening Eunha berkerut ketika tiba tiba Mingyu ketawa pelan "kenapa ketawa?"

"Engga aku cuma ngakak aja, udah gede menangis didepan wanita. Mana malem malem gini, ditaman pula. Malu diliatin orang" ucap Mingyu sambil matanya memerhati sekeliling. Eunha cuma tersenyum nangepinnya.

Mereka kembali duduk dibangku taman, menikmati udara malam kota seoul. Banyak yang mereka obrolkan, mulai dari kehidupan Eunha setelah ketiadaan Mingyu. Juga keadaan hidup Mingyu selama mendekam diperjara.

"Emmm Na, apa aku boleh tanya kamu sesuatu?" Mingyu ragu sebenarnya. Tapi rasa penasaran lebih menguasai dirinya sekarang.

Eunha cuma mengangguk sebagai jawaban. Mingyu berdehem sebelumnya "emmm Na jujur sama aku, kamu hamil?" Pertanyaan Mingyu membuat Eunha bungkam. Gimana dia bisa tau?

"Ba-bagaim.."

"Aku merasakannya saat memelukmu tadi" lagi lagi Eunha dibuat bungkam. "Kamu udah menikah?" Tanya Mingyu lirih. Jujur perasaannya masih sama pada Eunha, tapi kalau Eunha sudah bahagia dia juga ikutan bahagia.

Eunha diam lagi "Na, aku tanya kamu udah menikah?" Eunha menatap Mingyu dan menggeleng perlahan. Mingyu yang melihat ekspresi muka Eunha yang berubah sedih, cepat cepat membawanya kedalam pelukan.

"Aku ngga tau, bahkan ngga pernah tau hidupmu setelah aku mendekam dipenjara. Tapi apa sesulit itu?" Tanya Mingyu. Eunha mengangguk didalam pelukan Mingyu.

Tangan Mingyu sejak tadi mengelus punggung Eunha, berusaha menenangkan wanita yang sampai sekarang masih menjadi pemilik hatinya itu.

"Kalau memang sesulit itu, ijinkan aku menemanimu dimasa sulitmu. Aku mau menebus semua kesalahanku dimasa lalu." Mingyu meleraikan pelukan mereka "kalau memang akhirnya kamu bahagia bersamanya, aku akan menyerah dan berhenti berjuang.... tapi kalau perjuanganku membuahkan hasil, aku akan selalu menyayangimu sampai akhir"

Eunha menatap haru Mingyu. Wanita mana yang tidak luluh saat ada lelaki yang bisa menerimanya apa adanya. Bahkan dia tau kalau Eunha sedang hamil anak orang lain.

Mingyu langsung bangkit dari duduknya "Udah, hari ini kita ngga usah sedih sedih, mewek ngga jelas. Mending cari makan atau kamu mau eskrim?" Ucap Mingyu ceria,

 Mending cari makan atau kamu mau eskrim?" Ucap Mingyu ceria,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eunha terkekeh, Mingyu paling mengerti dirinya sejak dulu. Tingkahnya yang absurd dan konyol, itulah yang membuatkan Eunha sangat betah dengan laki laki itu dulu. Sebelum Sebuah fakta yang membuat mereka harus pisah

***

"Semua yang diperintah sudah disiapin, jadi kita tinggal mengikuti apa yang direncanakan bos" ucap lelaki berjas hitam itu

"Bagus, cuman tunggu dia masuk keperangkap dan semuanya beres. Huft ngga ada lagi pengganggu dan ngga ada lagi wanita jalang didunia ini hahahaha" ketawa yang bisa dimiripin seperti kuntilanak menyebar ke seluruh ruangan.

Tak tak tak

Bunyi pulpen diketuk ke meja mengiringi bunyi ketawa tadi

"Apa yang menjadi milikku, akan tetap menjadi milikku. Coba mengganggu? Kau akan terima akibatnya. Apa yang aku inginkan akan tetap aku dapatkan bitch!" Senyuman sinis menghiasi wajah psikopatnya.


















 Apa yang aku inginkan akan tetap aku dapatkan bitch!" Senyuman sinis menghiasi wajah psikopatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kerana suamiku itu Mingyu, aku jadi ngga tega dia kelamaan didalam penjara :)

Juseyo: eunha wonwoo mingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang