PART 32

78 5 0
                                    

Happy reading guys👀

Aku bohong.

Aku membohongi hatiku, aku membohongi perasaan ku, aku membohongi Oliver, aku berbohong pada semesta, dan aku juga membohongi diriku sendiri. Aku membohongi semua nya.

Memalukan.

Aku bohong saat aku mengatakan, aku sudah tidak menyayangi ataupun mencintai nya. Aku bohong.

Itu hanya bualan semata, dan.

Dan kamu percaya itu. Kamu tidak menahanku sama sekali, saat aku ingin pisah padamu. Kamu tidak membujukku, aku hanya butuh kau berjuang sedikit lagi. Lalu aku tidak akan membiarkan mu pergi. Tapi hayalan ku tidak sesuai ekspetasi.

Mungkin itu maunya dia. Pisah dari aku. Lalu nencari wanita yang lebih baik dari aku. Ya kan?

Lebih cantik, lebih sempurna, lebih pintar pokoknya yang lebih lebih deh.

Callia memejamkan matanya. Menikmati angin yang perlahan lahan menyingkirkan helaian rambut Callia yang mengenai wajah cantiknya itu.

Rasanya semilir angin ikut menertawakan kebodohan ku ini.

Aku bodoh, dan aku tau itu.

Bodoh karena, mencintai Oliver. Mencintai orang yang bukan milikku dan untukku.

Mencintai orang yang hatinya bukan untuk aku.

Ya ampun! Sebodoh ini kah aku?

Kebodohanku karena aku mencintainya.

Masih kecil udah main cinta cintaan.
Tak paud tau. Ehh maksudnya tak patut.

Aku juga gagal.

Aku gagal, aku tidak bisa bahagia. Aku pikir Oliver adalah orang yang akan membahagia kan aku. Taunya, takdir berkata lain.

Dia bukan orangnya, takdir ku bukan dia. Dia milik orang lain. Milik Dirla.

Kalian tau tidak bagaimana perasaan ku saat ini?

Rasanya seperti di tusuk dengan ribuan jarum, dan miliaran pisau. Itulah yang aku rasakan.

Sad girl.

Aku tidak bahagia, aku tidak bisa membuat Oliver bahagia.

Oliver bahagia dengan wanita lain, bukan dengan ku. Harusnya aku sadar dari dulu.

Dia sudah pergi, tinggalkan ku sendiri, di bawah batu nisan ini ku rasa akan...

Eiiittsss kok jadi lagu sihh?

Tapi aku bangga sama diri ku sendiri. Aku bangga karena dengan adanya aku di hidupnya, aku mewarnai hidupnya ya kan?

Aku memberikan lika liku di sana, jadi hidupnya itu ngga mulus terus.

Mewarnainya dengan berbagai masalah yang aku buat. Mewarnainya dengan berbagai luka, dengan berbagai masalah.

Yang justru membuat ku sakit juga.

Tapi yahh itulah tugas ku, hanya sebuah tokoh pembantu untuk menjalankan sebuah cerita mereka.

Dengan adanya aku, hidup Oliver berwarna karena aku ikut masuk di dalamnya. Aku ikut masuk membuat sejarah di sana. Aku pikir Oliver adalah takdir ku. Chh ternyata aku salah. Oliver adalah takdir orang lain. Yang di titipkan padaku. Untuk aku jaga.

Lose You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang