Prolog

640 29 0
                                    



Cerita ini adalah fiktif.


-----------------------------------------------------


"Kau ingin terbang ke Jepang lagi?" Dave dengan lembut mengangsurkan secangkir cokelat panas ke depan Arthur, sedangkan yang ditanyai sedang sibuk dengan ponsel di tangannya sehingga tak lekas menjawab.

"Kupikir hanya dua hari sudah cukup, aku hanya akan bertemu dengan Tuan Yamato untuk membahas restoran Jepang yang akan kubuka tiga bulan lagi." Jelas Arthur kemudian, setelah berhasil mengirimkan satu pesan entah kepada siapa, Dave tidak ingin tahu dan bertanya.

"Apakah ini tidak terlalu cepat, Arthur? Maksudku─" Dave menggantung kalimatnya. Bukan, ini bukan perkara rencana restoran baru milik Arthur, namun sebuah keputusan yang beberapa waktu terakhir ini amat menganggu pikirannya. Entah, Dave yang seorang sahabatnya saja menjadi terganggu, Arthur tentu lebih dari itu.

"Apakah aku terlihat menyesali keputusanku?" Arthur bertanya, sesaat setelah meletakkan secangkir cokelat panas di hadapannya, kemudian menghela napas panjang.

"Ya. Ah, barangkali aku juga salah."

Hening.

Hanya kemudian lagu di kafe itu berganti. Sebuah lagu dari girl group Korea Selatan yang baru saja merilis lagu baru mereka. Meski lagu tersebut ceria dan penuh semangat, namun tidak cukup untuk menyemangati Arthur yang tengah gelisah akan keputusannya sendiri itu. Keputusannya untuk menerima perjodohan dengan seorang wanita asal Jepang. Sejenak ia bertanya, mengapa dirinya─yang meskipun seorang campuran Australia dan Korea Selatan, yang dipilih untuk mendampingi gadis Jepang tersebut? Pun juga karena ia belum mengenali calon istrinya itu.

"Kau tahu, umurmu masih 25. Aku rasa kau masih punya pilihan untuk tidak segera menikah jika kau belum siap."

"Entahlah." Arthur menghela napas, lagi. Ia lebih baik segera menghentikan diskusi kecil ini karena hari ini sepertinya bukan yang tepat untuk membahasnya. Arthur memalingkan wajahnya dari jalanan di luar sana, matanya tertuju pada tv di sudut kafe, pada video musik dari lagu yang sedari tadi menjamu telinganya.


*****

EPOCH [Kim Yerim]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang