TELAT [1]

92 29 5
                                    

VOTE AND COMMENT YA♡!!

Vote itu gratis, komen juga, apalagi follow. So, jgn pelit-pelit sama voment wkwk.

——

Kesiangan. Satu kata yang tepat untuk seorang laki-laki yang sedang mengendarai motornya dengan santai, berbanding terbalik dengan orang diluaran sana yang terburu-buru agar sampai ditempat tujuan.

Otaknya memang rada miring setengah, sekarang malah mampir ditukang bubur depan sekolahnya. Terlihat begitu amat sangat santai.

"Bang bubur ayam jangan diaduk satu sama sate usus dua." pesan Agam kepada penjual bubur itu.

Sembari menunggu bubur itu datang, ia memandang kearah depan dimana sekolahnya berada. Gerbang sudah ditutup, dan ada sekitaran lima siswa dan satu siswi yang sedang memohon-mohon kepada satpam agar gerbangnya dibuka. Ralat, hanya lima siswa saja yang memohon-mohon.

"Ini mas buburnya, silahkan dimakan," ujar penjual bubur itu.

"Enak aja panggil saya mas, dikira saya mas-mas apa! Dan juga apa kata abang tadi? Silahkan dimakan? Yaiyalah saya makan masa saya liatin gitu aja." sewot Agam, lalu memakan buburnya.

"Iya maaf dek,"

"Memang saya adek abang apa, panggil aja saya orang ganteng." ujar Agam, narsis. Penjual bubur itu hanya menggelengkan kepalanya, lalu berbalik dan melayani pelanggan yang lain.

Agam memakan bubur itu dengar gerakan lambat, tidak tau apa maksudnya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 8, tetapi ia masih saja membuat gerakan lambat.

Ngomong-ngomong siswa-siswi yang tadi telat sudah masuk kedalam atas perintah guru BK, siapa lagi kalau bukan bu Endah, guru dengan badan gempal, lipstik yang mencolok, muka yang amat sangat putih, dan jangan lupakan kaca mata tebal yang bertengger dipangkal hidungnya.

Oke lupakan masalah bu Endah, sekarang Agam sudah selesai acara sarapannya. Ia segera membayar dan langsung menaiki motornya menuju depan gerbang. Bunyi klakson menggema membuat satpam yang berada dipos itu keluar karna kaget.

Membuka kaca helm nya, dan berujar, "Pak tolong bukain dong saya mau masuk," nadanya bisa dibilang santai, bahkan kelewat santai.

"Tidak bisa atuh. kamu kan telat," ujar pak satpam. Agus namanya.

Agam berdecak pelan, "Ah elah pak, saya jajanin es tehjus deh pak pulang sekolah,"

"Enak saja! Dikira saya anak kecil apa!" sewot pak Agus.

Agam mencari ide lain yang mungkin bisa ia pakai, "Yaudah saya jajanin gorengan deh yang dua ribu tiga, gimana mau gak?"

Pak Agus menggeleng tanda tak terima, "Saya gak akan mau kamu sogok." tetap pada pendiriannya. "Lagian sekarang tuh udah jam 8 lewat, dan KBM juga sudah mulai daritadi. Kamu gak akan bisa masuk," lanjutnya.

"Sama kopi nya gimana pak? Jadi gorengannya biar ada temennya gitu, mau gak?" masih berusaha agar satpam ini mau membukakan gerbangnya.

"Saya bilang tidak ya tidak,"

Terpaksa ia harus mengeluarkan jurus terakhirnya, "Bapak gak tau siapa saya?" satpam itu menggeleng pertanda tak tahu, "Bapak kenal sama pemilik sekolah ini siapa namanya?"

"Tau lah, pak Rama Dirgantara kan?" Agam mengangguk, "Tau gak nama saya siapa?" satpam itu menggeleng lagi.

Agam berdecak, "Saya Agam Dirgantara anaknya bapak Rama Dirgantara pemilik sekolah ini. Bapak satpam baru ya? Saya asing liat muka bapak,"

Satpam itu melotot kaget, "Be-bener kamu anaknya pak Rama?" tanya pak Agus memastikan. "Ck. Masa gak percaya saya siapa, apa perlu saya telpon Papi saya?"

Algam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang