Sialan!

127 51 14
                                    

Rasa perih di perut membuat Violette membuka mata secara perlahan. Memegang perutnya masih terasa sakit walau tidak separah sebelumnya. Kembali mengingat dia terkurung dalam ruang kesehatan membuat cewek itu beranjak duduk, hanya sebentar sebelum dia kehilangan keseimbangan lalu tangan seseorang meraih cepat tubuhnya.

"Jangan bangun dulu kepala lo bisa sakit."

Tersadar bahwa dia berada di tempat asing dan tidak sendirian Violette bertemu lagi, dengan pemilik wajah cantik menolongnya dari insiden memalukan di atas panggung kemarin.

"Gue di mana Kak?"

"Di rumah sakit."

"Rumah sakit?" Melihat sekitar Violette baru menyadari tirai ditutup mengelilingi dirinya.

"Elo lapar? Pesan dokter tadi saat bangun lo harus makan pelan-pelan."

Violette mengangguk, "Makasih Kak."

Wajah cantik di hadapan tersenyum meraih nampan berisikan bubur dan segelas air putih.

Violette meneguk air tersebut dengan senyum kecil, "Biar gue makan sendiri aja Kak,"

"Nggak apa-apa gue suapi."

Saat satu sendok bubur masuk ke dalam mulutnya Violette baru menyadari betapa dia kelaparan.

"Enak?"

Mengangguk, "Enak banget."

"Ayo makan lagi, gue bakal tetap suapi lo sampe buburnya abis."

Violette mengangguk semangat dan kembali menerima suapan.

"Kita belum kenalan gue Hazira Shahren, dari jurusan jurnalistik semester enam."

"Gue Violette Earlene, mahasiswi baru dari jurusan jurnalistik juga Kak kita sama."

"Oh ya? Gue senang dengarnya." Kembali menyuapi cewek di hadapan dengan senyum, "Elo ternyata punya riwayat penyakit lambung. Dokter pesan tadi lo nggak boleh sampe telat makan dan gue tebak, lo nggak ada sarapan di rumah bahkan sampe jam makan siang lewat. Gue wakili permintaan maaf atas tindakan beberapa senior udah nyakitin lo tadi."

"Nggak apa-apa, gue ikut salah dan layak dapat hukuman."

"Elo nggak salah."

"Gue pikir semua senior sama, tapi lo buktikan kalo lo beda Kak."

"Bisa aja ayo makan lagi."

Menerima suapan sebanyak dua sendok Violette tersenyum lalu tirai di hadapan tiba-tiba dibuka seseorang. Dia bertemu lagi dengan sepasang mata itu ketua BEM-nya di kampus.

"Aku senang dia udah membaik. Dan dia ternyata sedang lapar Rion."

"Aku tunggu kamu di depan, setelah selesai suapi dia makan."

Menatap sejenak cowok itu sebelum berlalu keluar entah kenapa Violette merasa seseorang masuk ke dalam ruangan kesehatan tadi, meraih tubuhnya yang terjatuh sebelum tidak sadarkan diri adalah cowok tersebut.

"Jangan ambil hati ya? Ketua BEM lo emang punya sikap dingin. Bahkan teman-teman kami juga nggak heran udah biasa."

Violette tersenyum mengingat kembali seseorang menolongnya tadi membawanya ke ruang kesehatan. Memintanya tetap berada di sana sampai jam ospek berakhir, Arawn.

◌⑅⃝●♡⋆♡WG♡⋆♡●⑅◌

Lyra menghampiri Daisy yang berdiri di depan halaman kampus dengan keringat sudah membanjiri seluruh tubuh. Menarik tangan sahabatnya itu untuk segera berteduh.

"Gue mesti balik ke sana. Mereka bakal nurutin mau gue kalo gue selesaikan huku —"

"Nggak perlu karna lo dipermainkan! Dan gue udah tau di mana Vio!"

WICKED GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang