Kepemilikan

132 55 9
                                    

Tangannya sibuk mengancing kemeja warna krim yang dia pakai. Menghadap ke arah cermin kecil di hadapan pandangan langsung fokus melihat ke arah bekas luka di kening dan pelipis kanan matanya sejenak Violette menghela napas.

Sudah seminggu berlalu semenjak insiden tersebut. Ketakutan sering dihadapi oleh para mahasiswa baru dalam menghadapi para seniornya. Semua sudah mendapatkan ganjaran Violette mengetahui bahwa semua seniornya yang menjadi panitia pelaksanaan ospek, mendapatkan banyak teguran dan hukuman dari pihak kampus, juga satu senior cewek mendapatkan sanksi berat dan terbukti bersalah seseorang dia kenal bernama Mira.

Violette sudah melupakan kejadian tersebut bahkan di hari yang sama saat dia terbangun untuk kedua kalinya di rumah sakit. Meskipun ketiga sahabatnya memilih mengibarkan bendera perang tetapi tidak dengan dirinya, karena bagaimanapun Violette mengerti tidak semua senior itu jahat.

"Vio udah selesai siap-siap, Sayang?!"

Teriakan Ibunya membuat cewek itu tertawa pelan, meraih tasnya dan berlalu keluar kamar.

"Udah Ibu!"

Berlari mendekat tidak lupa mencium punggung tangan Ibunya.

"Jangan lupa sebelum pergi antar kue dulu ke toko Bu Erna."

"Siap!"

Berbicara tentang kedua orang tuanya Violette bersikeras menyembunyikan semua yang terjadi. Dia tidak ingin kedua orang tuanya khawatir mengenai dirinya dan semua itu butuh perjuangan, karena kembali lagi ketiga sahabatnya tetap pada pendirian ingin menceritakan kasus tersebut kepada Ibu dan Ayahnya. Tetap saja pada akhirnya mereka bertiga mengalah dan menuruti apa maunya.

"Oh iya, hari ini kamu kuliah sampai jam berapa?"

"Vio kurang tau Ibu, karena hari pertama juga hadapi perkuliahan tentu setelah disibukkan ngurus beberapa administrasi wajib, untuk para mahasiswa baru kenapa Bu?"

"Hari ini ada acara di rumah Nyonya dan Tuan itu pesta besar. Ibu merasa nggak enak hati untuk nolak pulang lebih awal karena sedang demam. Jadi Ibu butuh tenaga kamu juga tapi Ibu nggak akan maksa jika kamu —"

"Vio pasti mau bantu Ibu jika jamnya bisa dikejar. Vio nggak sampai sore di kampus nanti nyusul Ibu ke sana."

Mengeluarkan catatan kecil dan pulpen, "Tulis alamatnya di sini Bu."

"Oke, Sayang."

Memeluk Ibunya, "Ibu kalau nanti nggak kuat kerja Ibu izin pulang awal aja ya? Vio khawatir dan takut Ibu kenapa-napa?"

"Ibu baik hanya demam biasa."

Mendapatkan kecupan di kening membuat cewek itu tertawa lalu membalas pelukan Ibunya secara manja.

Kebutuhan ekonomi semakin mendesak membuat kedua orang tua Violette tidak bisa hanya dengan mengandalkan jualan kue saja. Dan baru lima hari Violette mengetahui Ibunya kerja menjadi asisten rumah tangga di rumah orang kaya letaknya tidak terlalu jauh dari rumah mereka.

"Kamu sarapan dulu sebelum berangkat kuliah."

"Vio bekal juga ya Bu? Soalnya jajanan di kampus mahal-mahal."

"Kamu hanya doyan masakan Ibu bilang aja gitu."

Violette tertawa hari pertama memulai jam kuliah dan pagi pertama disambut tawa indah Ibunya.

◌⑅⃝●♡⋆♡WG♡⋆♡●⑅◌

"Vio masih di kelas?"

Nawra sedikit berlari menghampiri meja kantin saat ini di dudukkan Daisy juga Lyra.

WICKED GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang