Violette Earlene

172 55 12
                                    

Langkah kakinya menarik perhatian sekitar. Seperti biasa raut wajah cueknya selalu menjadi pusat perhatian di mana pun dia berada. Bukan berarti dia akan bersikap kurang ajar pada seniornya, dia tumbuh dalam lingkungan keluarga paling mengutamakan etika kesopanan. Tapi untuk kali ini sepertinya akan menjadi suatu hal pengecualian.

"Hai, cantik."

"Aduh, Adik tingkat kita cuek kali, bro!"

Tidak memedulikan tawa mereka dia memasuki aula gedung kampus, mulai mencari di mana letak duduknya tadi.

"Daisy sini! Jangan bilang lo lupa!"

Tertawa kecil hanya dengan ketiga sahabatnya dia akan berlaku berbeda. Segera mendekat mengambil tempat duduk dengan senyum.

"Elo nggak lupa jalan balik ke sini, kan? Napa cari toilet lama?"

"Nggak Ly, lagian sekali jalan baliknya gue udah hapal belokan koridor." Mencari di mana keberadaan Violette dan Nawra, "Mereka berdua mana?"

"Itu depan sana, Naw sibuk bantu Vio habisin jualan kue."

Mengingat kembali kejadian pagi tadi Daisy bersyukur kejadian buruk tidak mengenai sahabatnya itu. Walau setelah kejadian tersebut nama Violette langsung terkenal. Tapi dia akan berlaku sama dengan cewek itu tidak akan memedulikan sekitar mereka.

Sebelum disuruh duduk kembali Violette ditugaskan menghafalkan nama ketiganya di depan mereka semua menggunakan toa. Violette menyebutkan nama ketiganya satu per satu dan berjanji tidak mengulang kesalahannya lagi yakni tidak mengetahui nama ketua ospek dan kedua wakilnya,

Alric Wirasendra, Arawn Mackinnley dan Gavriel Ganendra.

"Hei sini, bentar lagi istirahat selesai." Lyra mengisyaratkan Violette dan Nawra untuk mendekat.

Keduanya mengambil tempat duduk lalu mulai sibuk merapikan uang.

"Ini lima belas ribu." Nawra memberikan uang tersebut pada Violette.

"Makasih jadi total tiga puluh ribu, yeay! Coba aja kalo tadi bisa banyak bawa kue mungkin lebih dapatnya."

Kembali rombongan senior memasuki aula menandakan bahwa jam istirahat telah selesai.

"Yang belum selesai makan cepat habisin! Kami kasih waktu lima puluh detik mulai dari sekarang!" Teriak salah satu senior cewek dia berteriak lantang di depan sana.

"Kak Arawn ganteng banget guys ..."

"Iya setuju, gue juga suka liat Kak Alric, Kak Gavriel juga sama,"

"Wajar aja mereka jadi idola kampus, kan? Huaaaaa!"

Para mahasiswa baru khususnya cewek-cewek tidak terlalu fokus dengan senior sedang berteriak di depan sana. Kebanyakan fokus mereka semua tertuju ke arah depan pintu aula masuk di mana ketiga cowok tampan bertubuh tinggi, siapa lagi jika bukan ketua ospek serta dua wakilnya terlihat sibuk mengobrol serius.

"Gue bisa betah kuliah di sini, secara banyak cowok-cowok ganteng!"

Baik Daisy, Lyra dan Nawra hanya bisa memasang ekspresi wajah ingin muntah. Mereka sama sekali tidak tertarik apalagi mengidolakan senior mereka di depan. Kembali melihat sahabatnya Violette lebih ke arah tidak peduli sekitar bahkan dia sibuk menghitung uang hasil jualan kuenya.

"Oke, sesi makan selesai harap buat nggak buang sampah sembarangan, tunggu plastik sampah dekat ke kalian." Ucap ketua ospek mereka - Alric. Cowok itu tidak berjalan kembali menuju depan aula melainkan berlalu keluar.

"Acara selanjutnya akan ada kata sambutan dari ketua BEM kita. Saat hal itu berlangsung diharapkan kalian nggak sibuk sendiri. Fokus ke apa disampekan, ngerti?" Kini suara Arawn terdengar.

WICKED GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang