02. A Bond

249 46 6
                                    


[Seorang readers sejati akan tau cara menghargai kerja keras author]

.
.
.
.

Kriiingg!!!

Bel pulang pun berbunyi, kini kami berempat pulang. Namun aku lagi-lagi tertahan oleh Jaehyun.

"Lama-lama gue bisa mati dengan drama ini." Lisa langsung menarik Jisoo dan Jennie keluar.

Kini tinggal aku dan Jaehyun yang saling berhadapan canggung.

"Apa ada masalah?" Tanyaku dan langsung membuat Jaehyun salting.

"Ah ... gak, gue cuman mau minta tolong."

"Minta tolong apa?"

"Bantuin gue rapiin gudang, soalnya anggota ossis yang lain dah pulang duluan," kata Jaehyun sambil menggaruk belakang kepalanya.

Aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Kami pun berjalan menuju gudang sekolah.

"Katanya ada anak baru yang masuk di kelas kalian?" Tanya Jaehyun yang kini sedang menaruh beberapa kotak kardus.

"Iya"

"Gue dengar dia preman sekolah loh."

"Lo udah liat dia kok"

"Ehm? Kapan?"

"Di lorong dekat gudang sini. Yang gue ceritain tadi pagi itu." Kataku dan membuat Jaehyun kaget.

"Di--dia itu?" Kata Jaehyun dan aku langsung menganggguknya.

Ku lihat Jaehyun masih memikirkannya, walau dia fokus pada mengambil kotak kardus.

Ada apa? Apa dia tau sesuatu? Ah ... aku tak perlu memikirkannya. Dan cepat menyelesaikan tugas ini.

Kriieett!!

Mataku dan Jaehyun tertuju pada pak guru yang masuk.

"Jaehyun ... kau di panggil ibu kepala" kata pak guru.

"Oh tungg--" Aku langsung memotong pembicaraan Jaehyun.

"Duluan aja, biar gue nanti yang ngerjain ... lagian tinggal sedikit aja," kataku.

Jaehyun langsung meminta maaf karna tak bisa membantuku, aku hanya bisa tertawa kecil melihat tingkahnya yang manis itu.

Selang 2 menit, akhirnya aku selesai merapikan kardus-kardus ini. Saat keluar hening di sekolah.

Benar-benar sunyi, sepi dan tenang. Aku langsung berjalan keluar. Namun saat melewati kelas, kornea mataku tertuju pada seseorang di dalam kelas.

"Siapa?" Batinku melangkah masuk kedalam.

Tapi benar-benar sial nasibku harus bertemu dengan seseorang yang paling aku benci di hari pertama.

Siapa lagi kalau bukan Chanyeol. Namun dia tak mengetahui kedatanganku, aku langsung mundur pelan-pelan untuk keluar.

"Lo ..." Langkahku langsung terhenti saat mendengar suaranya.

"Mau kemana?" Tambah Chanyeol.

Aku langsung berbalik, namun dengan salting dan mata memutar tanpa arah.

"Lo belum pulang?" Tanyaku.

"Urusannya denganmu apa?"

"Ah ... baiklah." Aku langsung keluar dengan teratur.

Dingin? Tentu saja dia benar-benar dingin. Dan pria pertama yang dingin padaku.

"Gue tuh gak bisa di giniin." Batinku dengan Agyeo.

Story Rose [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang