Eighteen

24 3 2
                                    

CIT CIT CIT
   Gue bisa mendengar dengan jelas suara kicauan burung. Urrrghhh~ rasanya kepala gue masih terasa berat. Seperti masih tertimpa sesuatu yang berat.

   "Dimana guee??" Terasa sangat berat mulut gue untuk mengeluarkan kata-kata itu. Sepertinya sekarang badan gue sangatlah lemah.

KRIEET~
Terdengar suara pintu terbuka, refleks gue langsung melihat ke arah pintu kamar yang cukup aneh dipandangan gue.
   "Lexia, akhirnya kamu sudah bangun. Ayah sangat merindukanmu,nak" gue cukup terkejut mendengar perkataan orang yang belum sama sekali gue kenal. Cukup asing,tapi yang pasti orang ini lebih tua dari gue.

   "Eeemmm,ituuu..." Belum sempat gue berkata,orang itu langsung menarik gue ke dalam pelukannya. Hangat,itulah yang bisa gue rasakan. Juga gue dapat merasakan air mata yang mengalir dari mata gue. Eeeh,kenapa gue nangis?

   "Lexia putriku, bertahun-tahun lamanya sudah ayah menunggumu nak. Beruntung,akhirnya Lex dapat menemukanmu. Ayah sungguh khawatir waktu itu,kamu tidak akan bisa kembali ke rumah" Penjelasan yang sangat tidak jelas,hahaha. Apalagi ini,Lex? Inikah dunia asli yang lu maksud? Gue berpikir sejenak,lebih baik gue menjawab perkataannya atau bertanya?

  Akhirnya ini yang gue katakan "Eem,ayah. Lex dimana?" Ya,gue rasa itu pertanyaan yang terbaik untuk sekarang.  Orang yang mengaku sebagai ayah gue itu mengelus puncak kepala gue

   "Seperti biasa,dia sangat sibuk akhir-akhir ini. Persiapan untuk penyambutanmu,Lexia.." Heem, Sepertinya ini bukan di masa modern,bukan dimasa gue yang kemarin. Apakah gue sedang bermimpi sekarang?

   Tidak,Lexia. Ini bukan mimpi,apa yang dikatakan oleh Lex waktu itu adalah kenyataan yang sebenarnya. Sekarang umurmu sudah beranjak 16 tahun,1 tahun lagi semuanya akan sempurna. Kamu akan meninggalkan dunia yang lama itu, meninggalkan mereka semuanya. Termasuk keluarga tersayangmu itu. Berbahagialah Lexia,karena sekarang kamu kembali bersama keluarga dan dunia aslimu.

   "Su.. suara apa itu??"

   "Lexia? Ada apa? Suara apa yang kamu dengar?" Tanya nya heran

   "Ahhh,itu. Tidak,ayah. Hehehe,tidak ada apa-apa.." jelas gue. Mungkin itu bahasa yang sangat sopan bagi gue,karena jika suara yang gue dengar tadi memang benar. Sepertinya gue tidak punya pilihan lain Sekarang. Gue hanya harus melalui hari-hari disini dengan baik,sampai nantinya gue balik ke tempat asal gue.

   Rasanya udah kangen banget sama papa,kak Eric,kak Irie,Mika,and sahabat-sahabat gue. Pokoknya apa yang terjadi selanjutnya,gue harus bersikap seakan gue memang Lexia yang mereka kenal. It's okay,just for a while. Bentar aja,kok. Apa salahnya menjadi orang lain untuk sementara?

Diluar mansion keluarga Raja Leo.
   "Lex,adikmu udah sadar?" Tanya Kai sambil menaburkan makanan burung tepat dibawah kakinya. Dan tak lama burung-burung merpati datang mendekat. Melahap makanan itu.

  Lex tersenyum, "Pasti sudah. Dan sungguh, kira-kira seperti apa ya ekspresinya ketika bertemu dengan ayah nanti? Hahahah,kuyakin dia pasti bingung setengah mati"

   "Hahahaha...,iya,ya Lex. Dia kan udah lama banget pergi dari dunia ini. Tapi,sekarang dia sudah beranjak 16 tahun kan? Setahun lagi dia akan berumur 17 tahun. " Kata Kai sembari membenarkan letak kacamatanya dan kembali menaburkan makanan untuk burung-burung merpati itu.

GUK GUK GUK!
   "Tyin, akhirnya kamu datang juga. Nih,daging kesukaan mu.. makan yang banyak yaaa.." gumam Lex sambil memberikan sepotong daging besar dan langsung memeluk badan besar Tyin. Serigala putih yang sangat disayanginya. Singkat cerita Tyin sudah diasuh oleh Lex sejak kecil. Dia ditemukan terlantar di tempat Lex berkerja.

   "Saat dia berumur 17 tahun nanti. Semuanya akan sempurna kan? Dia kembali ke dunia dan keluarga aslinya. Dan juga meninggalkan keluarga palsunya itu. Bukankah itu bagus,kai?"

   Kai tampak berpikir sejenak, sambil sesekali menggaruk lehernya "Bagaimana kau akan menjelaskan kepadanya nanti?"

   "Menjelaskan apa?"

  Lex dan Kai terkejut mendengar suara Lexia. Lex hanya tersenyum dan berjalan menuju adiknya itu. Kemudian mencubit pipinya

   "Mau tau banget atau mau tau aja,nih? Hehehee... " Canda Lex dengan cengiran khasnya

  Lexia menatapnya dengan tatapan tidak suka,butuh banyak penjelasan dan tidak ingin berbasa-basi.  "Jelasin ke gue semuanya sekarang,Lex.. mumpung gue belum emosi,nihhh"

  Lex tertawa "Hahahahahaa... Lexia,adikku. Kau tidak boleh menggunakan bahasa itu Disini sekarang. Setidaknya untuk saat ini. Bersikaplah seperti gadis yang baik. Ubahlah sikapmu yang buruk itu. Karena itulah dirimu yang sebenarnya. Penyihir hitam Lexia Oenix.

DEG!
   Apa!? Penyihir hitam? Apa maksudnya? Penyihir? Itu kan hanya sebuah mitos. Nggak mungkin kan sekarang ini gue lagi berada di semacam dunia fantasi? Hahaha,sungguh tak dapat dipercaya.

STAK!
   "Haah!? Erikaaaaa.... "
BRAK!
   "Kak Eric!! Ada apa? Kenapa teriak malam-malam gini? Apa yang sedang kakak mimpikan?" Tanya Mika yang berhasil menyadarkan Kak Eric dari mimpi buruknya.

  Eric memegangi kepalanya, "Mika. Coba cek kamar Erika sekarang. Firasatku buruk"

   Mika tampak bingung "Eh,eh... "

    "CEPAT MIKA!!!" Teriakan Eric membuat Mika tampak sangat terkejut. Dan berlarilah dia menuju kamar Erika.

Tak lama setelah itu,Mika kembali dengan jawaban yang tidak disukai oleh Eric

   "Kaak,Erika gak ada dikamar. Dimana dia kak???"

   Sial! Sepertinya Lex sudah lebih dulu dari gue...

 

Who am I? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang