Chapter 7: Welcome

12.5K 1.1K 177
                                    

Follow IG authorku dong semuanya @kkezzgw ayo ramaikan, aku kan juga mau akrab di sosmed sama readers hehe

Follow IG authorku dong semuanya @kkezzgw ayo ramaikan, aku kan juga mau akrab di sosmed sama readers hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

----------❅❅❅----------

"Apa kau selalu seperti ini saat selesai mandi?" suara berat Raphael menggema.

"Apa?"

"Kau tahu, keluar hanya dengan handuk yang melilit tubuhmu? Well, bukan berarti aku tidak menyukainya."

"Eh..tidak, sebenarnya bajuku jatuh dan basah jadi aku terpaksa harus keluar dengan—" Eira mengerjap tersadar akan fakta itu saat melihat seringai tipis di wajah Raphael yang kembali menikmati pemandangan indah di hadapanny tanpa sungkan.

Sekarang Eira berdiri di depan Raphael hanya dengan sehelai handuk! Astaga!

Reflek, Eira segera mengeratkan lilitan handuk di dadanya dengan gugup.

Eira bisa merasakan pipinya terasa begitu panas sekarang. Matanya menunduk malu tidak berani menatap Raphael yang masih terus menatapnya dengan intens, sementara ia hanya bisa berdiri kikuk tak tahu harus berbuat apa sekarang.

"A-apa anda membutuhkan sesuatu, Mr. Virrecchio? Jika iya..." Eira menggigit bibirnya ragu sebelum kembali berkata, "...bisakah anda keluar sebentar agar aku bisa mengganti pakaianku? Aku akan cepat."

Raphael tersenyum miring mendengar usiran halus Eira padanya. Alih-alih mengindahkan permintaan Eira, Raphael justru menghapus jarak diantar keduanya yang membuat mata Eira terbelalak semakin gugup merasakan kedekatan diantara keduanya.

Eira tidak bisa berkutik kemanapun karena Raphael sudah memerangkapnya dengan tubuh kekar pria itu dengan lemari bajunya. Seperti rusa kecil yang sudah berada dalam cengkraman raja singa.

Pipi Eira kembali memerah menyadari tatapan intens Raphael begitu terasa menusuk kulitnya, membuat sekujur tubuhnya yang baru saja selesai mandi terasa berkeringat lagi.

"Mr. Virrecchio..." desah Eira memecah aura membuncah diantara keduanya, jantungnya berdebar terlalu keras karena kedekatan mereka saat ini.

"Kau ingin tahu mengapa aku kesini?" tanya Raphael seraya mendekatkan wajahnya pada wajah Eira, matanya menatap bibir tipis nan merah Eira sebelum tangannya meraih pinggang Eira.

"Aku ingin memberimu ucapan selamat datang spesial dariku."

"A-apa?"

"Aku lebih suka mempraktikannya langsung dibanding menjelaskan."

Tatapan Raphael tidak beralih dari mata Eira ketika tangannya yang bebas membelai tungkai kaki Eira yang selembut sutra. Eira terkesiap dan matanya sontak menutup saat tiba-tiba bibir lembut Raphael mengecupi leher jenjangnya, sensasi panas tersebut menjalar keseluruh tubuh Eira.

Snow White and The Mafia - Book IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang