Chapter 4

26 2 0
                                    

"Turun"Ucap Arsen
"Bntar bawel banget sih lo" Ucap Zeevana
"Lo naik duluan"Ucap Arsen
"Naik?Kemana?"Tanya Zeevana
"Sana"Ucap Arsen menunjuk sebuah rumah pohon
"Waahhh!!Demi apaa?Lo punya rumah pohon inii??Gue suka banget sama rumah pohon dan mimpi gue pngn punya rumah pohon kya gini"Ucap Zeevana berbinar
"Alay"Ucap Arsen
"Arsen lo bikin sendiri?"Tanya Zeevana
"Udah naik ajaa"Ucap Arsen

"Oke to the point,ngapain lo ngajak gue kesini?"Tanya Zeevana
"Lo tdi nanya kan knp gue gak nolak soal perjodohan kita?"Tanya Arsen
"Oiya,kenapa?"Tanya Zeevana
"Lo liat sendiri kan kondisi bokap gue gimana?Dia sakit keras Zee,bayangin kalo itu bokap lo apa lo bakalan tega?"Tanya Arsen dengan mata berkaca²
"I'm now sen"Ucap Zeevana menghampiri Arsen dan berusaha menenangkannya
"Mereka emng selalu sibuk soal pekerjaan mereka sampe gue dilupain sampe gue gak diperhatiin,tpi ttp aja dikondisi kaya gini gue gabisa mentingin ego sendiri"Ucap Arsen lirih
"Gue kira badboy senakal lo gabisa nangis"Ucap Zeevana
"Itu alesan gue gabisa nolak Zee,gue gamau ngecewain bokap gue disisa²hidupnya,jadi apapun alesannya gue gakan bisa nolak ataupun ngebatalin perjodohan inii"Ucap Arsen
"Iya gue paham,gue juga ngerti kalo gue diposisi lo gue juga bakalan lakuin hal yang sama sen,jadii lo gausah nolak untuk skrg kita coba aja dulu"Ucap Zeevana meraih tangan Arsen

Tanpa sadar Arsen menyandarkan kepalanya dibahu Zeevana

"Thanks ya Zee lo mau ngertii"Ucap Arsen tersenyum iklas
"No problem Arsen"Ucap Zeevana membalas senyuman Arsen
"Cantikk"Batin Arsen

"Eh gue ko betah ya disini"Ucap Zeevana
"Ya betah lah org ada gue"Ucap Arsen tengil
"Helloooww?Gak sadar apa?Lo betah banget nyender disini"Ucap Zeevana menunjuk bahunya
"Eh sorry hhe"Ucap Arsen salting
"So?"Ucap Zeevana
"Lagian lo kaya tmbok makanya gue nyender"Ucap Arsen mengelak
"Halah kenapa gak bilang aja kalo lo emng nyaman benalu"Ucap Zeevana
"Kalo iya?"acap Arsen menaikan alisnya
"ya..lo.."Ucap Zeevana terpotong

Arsen mendekatkan wajahnya ke wajah Zeevana

"Aa..r.rsen!Mundur!Atau gue teriak!"ucap Zeevana

Arsen semakin mendekatkan wajahnya

"Haahahahaa!!!!!"Tawa Arsen pecah
"Kenapa sih lo?Gitu ajaa heboh biasa aja tuh muka jangan sampe merah,lo pikir gue mau ngapain?Mau messum?Ogahh gue mesum sama bocil kek lo"Ucap Arsen
"Arsenio!!!!!"Teriak Zeevana geram

Mereka pun bergegas pulang dan menuju setelah menerima pesan bahwa kondisi Papi Arsen semakin kritis.
Arsen melajukan motornya secepat mungkin,Zeevana memeluk erat Arsen karna merasa takut.
Arsen memarkir asal motornya dan berlari menuju ruangan Papi nya

"Arsen tunggu!"Ucap Zeevana

Zeevana berusaha mengejar Arsen,ia tau Arsen sedang panik ia sulit mengendalikan Arsen

"Mii gimana papi mii"Ucap Arsen melihat Maira didepan ruangan Aryo
"Arsen papi kritis"Ucap Maira menangis dan memeluk Arsen

"Dok gimana suami saya dok"Ucap maira menghampiri Sang Dokter yg keluar dari ruangan Suaminya
"Yang mana saudara Arsen?Beliau ingin bicara empat mata"Ucap Dokter
"Saya dok"Ucap Arsen
"Silahkan masuk"Ucap Dokter

"Tante tenang ya Zee ada disini,om aryo pasti baik²aja"Ucap Zeevana memeluk Maira
"Makasih ya syang"Ucap Maira

"Mii,papi mau ketemu mami"Ucap Arsen

"Kenapa sen?"Tanya Zeevana
"Gue gabisa apa²gue gabisa mikir lagi Zee maafin gue,gue terpaksa"Ucap Arsen
"Kenapa sih sen?"Tanya Zeevana
"Ayo lo ikut masuk"Arsen menarik tangan Zeevana menuju ruangan Aryo

"Zeevana.."Panggil aryo lirih
"Iya om Zee disini"Ucap Zeevana
"om gtau,,smpe kapan umur om,tpi om udah gakuat lagi,,om mau kamu menikah sama Arsen.."
"Ii..iiyaa om kita akan menikah satu minggu lagi,om sembuh dulu ya"Ucap Zeevana
"om udh gakuat Zee,om mau kamu menikah hari ini dengan Arsen"
"Hh..haa..ri ini?"Ucap Zeevana
"Tante sudah menelpon org tua kamu dan penghulu akan segera dtg syg,kamu mau ya"Ucap Maira memohon
"Tt..tapii.."Ucap Zeevana
"Zee"ucap Arsen lirih
"Iya..iyaa Tan zee mau"ucap Zeevana berat

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang