-Gibran'01

6.7K 432 207
                                    

Ingin rasanya Keamonita Soraya mengumpat keras tat kala pemilik sebuah mobil putih di belakangnya sejak tadi membunyikan klakson seolah di dunia ini hanya dia yang mempunyai kendaraan beroda empat tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingin rasanya Keamonita Soraya mengumpat keras tat kala pemilik sebuah mobil putih di belakangnya sejak tadi membunyikan klakson seolah di dunia ini hanya dia yang mempunyai kendaraan beroda empat tersebut.

Tin! Tin! Tin!

Suara klakson kembali terdengar membuat keinginan mengumpat Kea makin di ambang batas. Cewek itu menepikan tubuhnya hingga menempel pada body mobil kuning cerah miliknya agar mobil putih itu bisa parkir di sampingnya.

Sumpah serapah sudah Kea siapkan selagi menunggu si pemilik mobil keluar. Namun, semuanya menguap begitu saja tat kala melihat siapa gerangan cowok ber-hoodie abu-abu yang kini tengah menatapnya tajam.

"Ih, kamu ternyata. Lain kali jangan gitu ya, Gib? Hampir aja aku labrak kamu tadi." tak memperdulikan celotehan Kea, Gibran Aneswara berbalik badan dan melengos begitu saja.

Tak ingin kehilangan kesempatan emas untuk bisa berjalan di koridor berdua bersama cowok incarannya, kedua tungkai Kea mengayun menyusul Gibran. Tubuhnya nemplok begitu saja di lengan cowok itu, seolah Gibran memiliki magnet tak kasat mata yang terpasang di tubuhnya.

"Lepas!" desis Gibran penuh penekanan.

Bukannya menurut, Kea malah menunjukan cengiran lebarnya. "Gak bisa, udah lengket di kamu."

Ingin rasanya Gibran menjambak rambut cantik hasil perawatan milik Kea. Ia sungguh gemas pada cewek ini. Gemas ingin menelannya hidup-hidup.

"Kasian si Gibran, pagi-pagi udah ketempelan." Kea melotot pada cowok beralis tebal yang baru saja bersuara. Nama lengkapnya Husein Ategar. Ia merupakan salah satu dari tiga sahabat Gibran yang bersekolah di SMA Garuda.

"Kenapa sih, lo, Hus-Hus? Sewot banget. Dasar jomblo karatan," cibir Kea.

"Gue mah jomblo berkelas. Gak kayak lo!" balas Husein. Dia tentu saja kesal dengan Kea yang kerap kali memanggilnya dengan sebutan 'Hus-Hus', apalagi ini ditambah embel-embel 'Jomblo Karatan'.

Kea mencabikan bibirnya. "Orang gak laku juga. Pake acara ngelak lagi."

Melepas rangkulannya pada lengan Gibran, Kea beralih menepuk sebentar pipi cowok itu. "Aku pergi dulu deh. Sampai jumpa di kantin, Gibran!"

Gibran memalingkan wajahnya, mencoba menghindari sentuhan jemari lentik Kea yang harus ia akui kehalusan kulitnya. Laki-laki itu ber-istighfar dalam hati, berusaha mereda nafsu yang bergejolak di dadanya---nafsu ingin menghajar cewek di sampingnya ini sekarang juga.

"Hus-Hus, kalau butuh nomor cewek, kontek gue aja. Gue punya stok banyak. Kasian gue sama lo." Kea cekikikan lalu berlari pergi meninggalkan dua cowok di belakangnya.

Gibran dan Husein tersentak berbarengan tat kala dari kejauhan mereka melihat Kea hampir ambruk. Cewek itu berteriak pada seorang cowok, lalu ia dibantu berjalan karena sebelah kakinya nampak kesakitan.

GIBRAN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang