-Gibran'02

0 340 72
                                    

Kaget gaa?! Hehe...

Jujurly, aku juga kangen sama Kea ges, jadi yaudah aku update ulang deh, demi kalian juga🖤

Tapi, ada syaratnya yaa. Harus spam komenn. Ga boleh siders. Kalau sepi ga bakal aku lanjut🖤

=GIBRAN'02=

Keluar dari ruang UKS sesaat setelah bel istirahat berbunyi adalah hal yang dilakukan Kea, sekalipun petugas UKS tadi memintanya untuk tak memaksakan diri berjalan akibat kakinya yang belum sembuh. Kea benar-benar tak perduli jika si petugas UKS itu melaporkan dirinya pada Bu Jingga---sang pelatih dance. Karena akan lebih menyenangkan jika ia pergi ke kantin dan menemukan Gibran di sana.

"Woi, Ratu Medusa!" teriakan yang amat dikenalinya membuat bola mata Kea mengerling malas. Ia menggosok telinga kirinya, bersiap mendengar ocehan dua manusia yang sudah berdiri di depannya kini.

"Emang bener-bener lo, ya! Mau sekalian gue patahin tuh kaki?" Kea memandang cewek bergaya tomboy di depannya dengan bibir sedikit dimajukan.

"Awsh! Ren, sakit ih!" ia menjauhkan kakinya yang ditendang oleh Sharen Sarasvati. Sahabatnya yang hobby mengomel dan memiliki segudang kata-kata pedas. Jangan lupakan penampilan cewek itu yang jauh dari kata feminim.

"Sharen, gak boleh gitu. Kea kan lagi sakit, kasian dia." cewek berponi yang datang bersama Sharen menimpali. Fania Anindya---si cewek berotak cerdas namun, memiliki kelakuan yang tidak secerdas otaknya.

"Belain aja teros, belain." Sharen mendengkus kesal. Lalu, ia mengaitkan sebelah lengan Kea pada lehernya. Membuat sahabat paling bar-barnya itu tersenyum simpul.

Semuak apapun Sharen dengan kelakuannya, Kea tahu Sharen amat menyayanginya.

"Ngapain sih, maksa ke kantin? Lo kan bisa minta bantuan kita kalau mau sesuatu," tanya Sharen.

"Mau ketemu Gibran dong." Kea menjawab jujur walaupun, ia tahu setelahnya akan mendapat semprotan pedas dari Sharen yang amat tak menyukai keagresifannya dalam mengejar-ngejar Gibran.

Kea terpekik ketika tiba-tiba saja Sharen melepaskan gandengannya. Tubuhnya yang tak siap tentu saja langsung terhuyung.

"Keaa!" Sharen dan Fania sama terkejutnya. Sharen terkejut karena ia pikir Kea tak akan sampai terhuyung seperti itu, sedangkan Fania tak tahu kalau Sharen melepas rangkulan Kea pada lehernya karena kesal.

Namun,  mereka bernafas lega tat kala tubuh Kea ditahan oleh seseorang. Cewek itu sendiri tengah mengumpulkan kesadarannya. Tubuhnya masih menempel pada dada bidang seseorang. Dari harum parfume-nya, Kea seperti mengenali siapa cowok yang menahan kedua bahunya saat ini. Wajahnya mendongak, dan seketika itu juga bibirnya menyunggingkan senyum amat lebar.

Brukk!

"Kea!"

Pekikan yang sama kembali terdengar, bersamaan dengan pudarnya senyum Kea serta tubuhnya mendarat paksa di lantai koridor.

Cewek itu meringis, menahan ngilu di kakinya serta dadanya yang sedikit sesak karena bantingan yang tak terduga. Jangan lupakan bokongnya yang benar-benar tak bisa Kea definisikan sakitnya seperti apa. Ia merasa tubuhnya remuk, pun sama dengan hatinya.

"Gibran, lo tuh bener-bener keterlaluan, ya!" Sharen mengepalkan tangannya. Ingin melayangkan pukulan pada wajah tampan Gibran namun, ia sadar kalau Kea lebih penting saat ini.

Sharen dan Fania langsung menghampiri Kea yang masih terduduk di lantai koridor. Cewek itu tak mengeluarkan suara atau bahkan mengangkat wajah, mungkin sakit yang menderanya membuat ia tak sanggup walau untuk bergerak seinci pun.

GIBRAN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang