Cuman Butuh Sedetik Buat Vote!!! Jan Pelit woee!!!
°°°°°°°
Buggh!!
Navis dan Clinton yang tadi sedang memukul deven dan Friden kini tersungkur dengan darah yang mengalir dari sudut bibir mereka. Mereka yang berada disana kini menatap kedua pria yang baru saja datang dan langsung membogem Navis dan Clinton.
"Hebat dua penyelamat jalang itu datang lagi" Mackie kini bangkit dan langsung mengelap kasar darah yang sedari tadi bercucuran dari sudut bibirnya akibat pukulan dari deven. Sedangkan Aldi? Entahlah mungkin karena terlalu lemah atau pukulan Friden yang terlalu berbahaya kini membuatnya pingsan di tempat.
"Sialan Lo, jangan sebut anneth sebagai jalang Bangsat! Dia ga buruk seperti lo Anjing" ucap deven sarkas kepada Mackie yang dari awal menyebut anneth sebagai jalang.
Kalian menebak siapa yang datang? Mungkin dugaan kalian benar. Mereka adalah William dan Fateh. Walaupun mereka ber2 terlihat konyol didepan semua orang, jangan salah mereka juga memiliki kemampuan bela diri yang tinggi. Mereka juga sangat memiliki rasa setia kawan yang tinggi. Walau sering bersikap layaknya seorang yang bodoh.
William dan Fateh tidak hanya datang berdua melainkan mereka datang bersama Ucha, uwa dan joa dengan tujuan membantu menyelamatkan anneth. Tanpa sepengetahuan Mackie, Navis, Clinton dan Aldi. Ucha, Joa dan uwa kini memasuki kamar dengan mengendap endap. Mereka memiliki rencana untuk membawa kabur anneth. Masalah para penculik? Gampang. Para pria tersebut tidak usah diragukan masalah bela dirinya.
Setelah menemukan kamar yang ditempati oleh anneth, mereka langsung masuk tanpa permisi. Didalam sudah ada anneth di pinggir kasur dengan tangan yang diikat kebelakang, kaki yang diselonjorkan lalu diikat dengan tali yang cukup kuat, mulut yang dibekap dengan menggunakan plaster, dan mata yang ditutup menggunakan sapu tangan. Ketiga sahabat anneth tersebut merasa iba melihat keadaan anneth yang sekarang mungkin pingsan. Karena kepala anneth miring kesamping dengan tubuh yang lemas. Joa tidak dapat melihat ini tubuhnya seakan lemas, kakinya seakan tak mampu menopang tubuh nya, ia merasa gagal menjadi sahabat untuk anneth.
Ucha yang melihat itu langsung ikut bersama Joa luruh ke lantai. Sedangkan uwa? Pertahanan nya kini runtuh, sedari tadi ia menahan agar air matanya tidak lolos. Tetapi setelah melihat keadaan anneth, air matanya langsung lolos dari kelopak matanya. Uwa yang sadar akan keadaan Joa dan Ucha kini membantu kedua sahabatnya itu untuk menguatkan mereka."Jo.. Cha bangkit yu, kita bantu anneth dan bawa dia pergi dari sini" ucap uwa menahan segala rasa sakitnya
" Anneth wa, gua ga tega" ucap Joa seraya menunjuk anneth yang kini dalam keadaan mengenaskan
"Gua tau, gua juga ngerasa seperti lo Jo, tapi kita harus kuat. Demi anneth" kata uwa sekuat tenaga. Ucha yang sedari tadi diam kini bangkit sambil mengusap air matanya kasar
"Bener kata uwa, kita harus bangkit. Demi anneth" ucapnya yang diakhiri senyum getir. Joa kini bangkit dibantu dengan uwa.
Mereka berjalan menuju tempat anneth. Tidak ada satupun benda tajam disini. Ucha berniat untuk membuka tali yang kini mengikat tangan anneth. Tetapi apa yang harus dia gunakan? Tanpa pikir panjang Ucha mengambil guci yang berada diatas nakas, lalu beranjak menuju kamar mandi dan menguncinya dengan tujuan ingin memecahkan guci tersebut. Tapi mengapa harus dikamar mandi?? Karena jika bukan dikamar mandi mungkin suara pecahnya akan sampai keluar.
Prang!!!
Suara dari guci tersebut menyeruak didalam kamar mandi. Ucha langsung membuka kamar mandi, tetapi kakinya tanpa sengaja menginjak bekas pecahan dari guci tersebut. Ia tak memperdulikan dirinya sekarang. Yang dia pedulikan adalah anneth. Keadaan anneth nomor satu sekarang.
Melihat Ucha keluar dari kamar mandi dengan kaki yang dipenuhi darah kini membuat uwa dan joa semakin histeris. Tapi Ucha hanya tersenyum seakan memberitahu bahwa dirinya tidak apa apa.
Ucha langsung memotong tali yang terikat di tangan dan kaki anneth. Membuka plaster dari mulut Anneth dengan hati hati."Ini siapa?? Lepasin gua Please gua mohon jangan apa Apain gua" mohon anneth yang kini terbangun. Ia merasakan mulutnya seperti ditarik dan hal itulah yang membuat nya terbangun.
"Anneth jangan berisik ini gua Joa,Uwa dan Ucha. Diam ya kita bakal nyelamatin Lo" ucap Joa lembut. Anneth yang mendengarnya lantas terkejut.
"Jo? Uwa? Ucha? Selametin gua please gua takut... Hiks" kini anneth kembali menangis. Uwa kini membuka sapu tangan yang menutup mata anneth. Setelah sapi tangan tersebut terbuka, anneth kini menetralkan penglihatannya.
Joa langsung memeluk anneth. Anneth hampir saja kehilangan keseimbangan. Untung saja dia bisa menyeimbangkannya.
Uwa menyusul pelukan tersebut, anneth membalas dengan tangisan yang kian menjadi jadi. Ucha hanya berdiri melihat sahabatnya berpelukan. Dirinya tak kuat untuk menahan air matanya. Menahan rasa sakit dari kaki. Itu dapat membuat air matanya lolos. Tapi ia tetap tersenyum. Ucha memang wanita kuat."Ucha... Kenapa Lo diem? Gamau meluk gua?" Tanya anneth yang kini melepas pelukannya dari Joa dan uwa l. Dan langsung merentangkan tangannya agar Ucha dapat masuk kedalam pelukannya.
Ucha hanya tersenyum lalu memeluk anneth."Maafin gua neth, gabisa jadi sahabat baik buat lo,. Maafin gua" ucap Ucha merasa bersalah. Pelukan mereka kian makin erat.
"Bukan ini bukan salah Lo kok Cha. Jangan ngerasa gitu ya. Gua bersyukur punya kalian yang peduli dengan gua. Makasih ya" jawab anneth dengan suara serak. Ucha hanya menganggukkan kepalanya.
Kini mereka melepaskan pelukannya. Ucha membantu anneth untuk duduk dengan baik. Uwa tanpa sengaja melihat darah dari kaki Ucha yang masih saja mengalir lantas terkejut.
"Cha kaki Lo makin parah" uwa langsung bungkuk untuk melihat keadaan kaki Ucha. Anneth dan joa langsung mengarahkan pandangannya ke kaki Ucha yang berlumuran darah.
"Ga kok gapapa" ucap Ucha menahan perih dari kakinya.
"Gapapa apanya. Jo tolong dong sapu tangan yang tadi kasi ke gua. Buat nutupin lukanya Ucha." Joa langsung memberikan sapu tangan itu ke uwa.
Uwa menyuruh Ucha untuk duduk di samping anneth di kasur. Ucha hanya mengangguk pasrah. Uwa kini mengikat sapu tangan tersebut ke kaki Ucha yang tadi luka.
"Nah udah" uwa lalu bangkit dan tersenyum ke arah sahabatnya.
"Makasih wa" ucap Ucha
"Ini udah tugas gua Cha. Oh iya gimana neth udah baikan?" Tanya Joa pada anneth
"Ud...
Brakk!!!
_______
Tau deh capek gua ngetik. Jangan pelit votenya ya. Tembus 45 vote gua lanjut dehh. Babayyyy See You