25/7/2020
Kejadian ini sudah lamaaaa sekali, bahkan lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Ini adalah saat ku duduk di tahun kelima SD sekitar tahun 2008-2009. Aku mengalami kejadian mengesalkan di sekolah yang masih saja kuingat, yaitu selalu diatur agar bersama dengan teman sekelasku yang merupakan "musuh". Inisialnya adalah R.R.M, panggilannya adalah Re!
Awal aku menjadi murid kelas V, seluruh bangku di kelasku diatur agar membentuk huruf "U" besar. Di sebelah kiriku adalah temanku yang bernama Re tadi, sedangkan di sebelah kananku adalah Ab. Pengaturannya adalah selang-seling laki-laki dan perempuan. Jadi, aku diapit di antara dua murid laki-laki. "Kamu jangan pilih aku, ya. Kamu mah geuleuh!" Ejeknya kepadaku. Aku tidak mengerti apa yang dia maksud dengan kata "pilih". Arti dari kata "geuleuh" itu maksudnya "jelek".
Permusuhan antara aku dan R dimulai ketika aku menjadi hater sebuah karakter kartun bernama Cosmo, seorang peri pria dari serial "The Fairly Oddparents". Aku menuliskan beragam ejekan untuk tokoh itu di buku khusus untuk menggambarku. Entah mengapa, banyak teman lelaki yang selalu penasaran dengan isi buku itu, termasuk Re tadi. Mereka ternyata benci dengan perbuatanku dan malah membela tokoh itu.
Buku corat-coret itu kemudian disita oleh bapak wali kelas kami saat itu karena perkataanku dianggap kasar. Sejak itu aku berhenti membenci tokoh kartun. Re ternyata malah jadi memusuhiku, bahkan setelah aku "tobat" juga dia masih benci denganku. Dia selalu mengumpat "Gila!" tiap kali habis membaca buku corat-coretku, tentu saja itu yang baru lagi setelah disitanya buku yang penuh ejekan terhadap tokoh kartun yang pernah aku benci itu.
Pengaturan tempat duduk itu formasinya diubah lagi menjadi bertiga-bertiga. Tetapi, aku belum juga bebas dari Re. Aku masih mendapat cacian darinya, karena aku duduk bertiga dengannya dan satu teman perempuan bernama Vit. Ejekannya semakin gencar saja terhadap karyaku.
Saat aku ceritakan kepada almarhum Papa tentang ejekan "Gila!" itu, beliau menanggapinya "Mungkin saja kata 'gila' itu sebenarnya pujian". Kata itu memang bisa berbeda maknanya, tergantung intonasi dan konteksnya. Re ketika menyerukan kata itu selalu sambil membanting bukuku dan bernada ketus, berarti dugaanku benar bahwa dia berniat mengejekku. Seperti ada kebencian dengan karyaku.
Padahal aku hanya menggambar tokoh favoritku saat itu, yaitu Danny Phantom. Formasinya diubah lagi, menjadi berdua-berdua murid laki-laki dan perempuan. Aku akhirnya tidak sebangku lagi dengannya, tapi dengan teman laki-laki yang bernama Ad. Celakanya, Ad itu ternyata sahabatnya Re! Saat aku sedang tidak duduk di kursiku karena sedang mengumpulkan tugas di meja guru, Re duduk di kursiku untuk mengerjakan soal bersama dengan sahabatnya itu.
Dalam hatiku sudah muncul feeling bahwa Re akan berulah dengan karyaku yang kuletakkan di atas mejaku. Aku tadi mencoba menggambar Danny Phantom dengan menggunakan tangan kiriku (aku adalah pengguna tangan kanan). Aku tulis kalimat "Digambar menggunakan tangan kiri." di sebelah gambarnya. Saat aku kembali, firasatku itu ternyata benar! Dia mencorat-coret seluruh karyaku di halaman itu!
Kalimat yang aku tulis tadi dia ubah menjadi "Digambar gila dengan tangan gila"! Tak puas sampai di situ saja, dia juga menambahkan kumis tebal yang tampak jelek di wajah Danny! Dia juga mencorat-coret gambar lainnya yang belum kuberi wajah. Ekspresi "mati" di kartun berupa mata tanda "X" dan lidah yang terjulur keluar dia tambahkan di wajah tokoh-tokoh yang masih kosong.
Terjadilah puncak dari penderitaanku, aku harus duduk berdua dengan Re! Alhasil aku merasakan lebih banyak omongan-omongannya yang bak sambal mercon itu! Nilai Matematika aku memang sering kurang, jadinya dia sering mencemooh "Huu, dasar tidak bisa!" Ejekan "Gila" itu juga masih setiap hari kudengar.
Penderitaanku masih belum selesai, karena teman lelaki yang lain yang bernama Fad. "Re, Hanna itu sebenarnya suka denganmu. Dia itu mimpiin kamu jadi suaminya!" Katanya kepada Re. What!? Fitnah apaan lagi ini!? Pak wali kelas, mengapa kami disuruh duduk barengan terus!? Oh, untunglah ini tidak berlangsung sampai selamanya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Harian Sang Pengelana Naif
Non-FictionBlurb: Aku adalah seorang pengelana yang biasa pergi ke banyak tempat. Tidak hanya itu, aku juga biasa pergi menjelajahi masa laluku. Jangan dikira aku punya mesin waktu, mesin teleportasi, atau mesin-mesin canggih lainnya. Itu semua hanya kulakukan...