Blurb:
Aku adalah seorang pengelana yang biasa pergi ke banyak tempat. Tidak hanya itu, aku juga biasa pergi menjelajahi masa laluku. Jangan dikira aku punya mesin waktu, mesin teleportasi, atau mesin-mesin canggih lainnya. Itu semua hanya kulakukan...
Di rumahku jarang ada kucing berbulu kuning alias "pirang". Kalaupun ada, jumlahnya hanya ada satu atau dua dan biasanya jarang bertahan lama di sekitar rumahku. Biasanya mereka hanya selewat-selewat saja, tidak sampai lama tinggal di rumah. Akhirnya mereka menghilang tanpa kabar.
Padahal aku sering melihat kucing di sekitar rumahku, tetapi jarang aku membahasnya. Walaupun pikiranku biasa berkelana, dunia kucing belum terlalu aku jelajahi. Di sini aku akan menceritakan seekor "kucing pirang" bernama Keneng-keneng. Tidak lupa dengan fotonya!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di foto ini Keneng-keneng baru berusia beberapa hari atau satu mingguan. Dia belum bernama di foto ini. Ibunya sedang menjaganya. Foto ini diambil di balkon rumahku.
Saat bulan Ramadhan tahun 2020 ini, aku terpikir untuk memberinya nama "Keneng-keneng". Itu diambil dari warna bulunya yang kuning alias koneng dalam Bahasa Sunda. Anak kucing itu pada saat itu sering berlari-lari di rumahku bersama ibunya. Sayangnya, tidak ada fotonya saat dia baru bisa berlari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.