Just A Dream

743 81 7
                                    

All figures are JK.Rowling. Plagiarism stay away or I'll curse you later.
One year after the hogwarts war.
Sorry for the typo and mistakes in the story
Enjoy the story
~Hellirynaa A. Lestrange

"kau hanya sampah Draco! Kau tak bisa melakukan apapun selain bersembunyi dibalik perlindungan ibumu! Kau aneh! Keluargamu aneh! Menyembah 'yang namanya tak boleh disebut', mereka gila!" Kata seorang anak berumur lima tahun.

" jangan bicara seperti itu tentang orang tuaku.. jangan begitu" tangis Draco. " kalian lah yang jahat"

Semua menjadi gelap, dan berpindah ke taman di dekat Malfoy Manor. Semua orang menatap Draco dengan pandangan jijik dan menghina.

" lihatlah dia, Death Eater"

" eww sampah"

" lebih hina dari muggle"

" trouble maker"

" jika tak ada dia pasti Hogwarts aman aman saja dan Profesor Albus Dumbledore pasti masih hidup sekarang"

" penjahat keji"

" tak punya perasaan"

Kembali gelap dan berubah, menunjukkan Lucius Malfoy yang tersiksa di penjara Azkaban. Wajahnya memelas menatap Draco.

"Ini semua karenamu son. Kau penyebab aku harus tersiksa disini. Kalau saja kau berusaha lebih baik dalam menjalankan misimu. Kau hsnya beban, Draco Lucius Malfoy"

" No! Itu bukan aku! Ini.. bukan sepenuhnya kesalahanku! Dad—" setelah menyelesaikan kalimatmya Draco tiba-tiba ditarik jatuh. Pandangannya sekali lagi menjadi gelap.

Semua tubuhnya terasa sakit. Bahkan lebih sakit dari semua kutukan cruciatus yang pernah diterimanya. Draco tak bisa menggerakan tubuhnya sama sekali. Tubuhnya penuh dengan luka. Ia rasa ia sedang tertimpa reruntuhan atau semacamnya. Bahkan ia berfikir mungkin ia memang pantas mati begini. Tanpa ada orang yang tau dimana ia sekarang. Tapi tiba tiba ada cahaya, terang sekali. Dan ada tangan yang mencoba meraihnya. Seorang perempuan. Perempuan itu membantu Draco untuk bangkit dari tempat itu. "Mum?"

🦫🦫🦫

Draco membuka matanya. Keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya. Ia bahkan bingung kenapa mimpi buruk dan rasa penyesalan selalu menghantuinya. Ia lelah untuk selalu terbelenggu dalam rasa menyesal. Menyesal karena kepergiannya Albus Dumbledore. Menyesal karena dia adalah seorang mantan death eater. Menyesal karena ayahnya harus mendekam di penjara Azkaban. Belum lagi para korban perang dan keluarga mereka. Ia selalu merasa semua masalah itu terpusat padanya. Karena dia. Kalau saja ia tak menjadi pengecut dan menolak perintah ayahnya untuk menjadi seorang death eater, atau memilih mati dengan hormat, semua ini semua pasti tak akan terjadi.

"Lagi lagi mimpi sialan itu"

Draco menoleh ke arah jam, sekarang masih jam dua pagi. Ia tak tau harus berbuat apa di waktu segitu. Mengusik Hermione sama saja cari mati. Diam juga ia tak betah. Tapi membaca ide yang bagus. Apalagi katanya dimalam hari otak akan mencerna lebih baik.

Draco berjalan keluar kamarnya. Draco pikir mungkin Hermione meninggalkan dua tiga buku di ruang rekreasi. Tapi hey, lilin di ruang rekreasi masih menyala? Apa Draco lupa mematikannya?

My Only Ferret[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang