Lukisan Senyum Langit

27 12 7
                                    

Cahaya lampu baginya seperti cahaya matahari
Sangat menyilaukan mata
Langit mengedipkan matanya berulangkali, mencoba menyesuaikan cahaya lampu yang masuk.

Tubuhnya masih lemah,tapi dia sudah bisa berbicara,
"Emm Acha?" Panggil Langit

Acha yang sedang tiduran di sofa sambil  bermain ponsel pun segera datang menghampiri Langit yang sedang berbaring
"Iya Lang? Sudah sadar? Mau dipanggilkan dokter?"

Langit menggeleng.
"Tidak,tidak perlu, emm mama sama papa kemana?" Langit celingukan mencari sosok yang ia maksud ke seluruh penjuru kamar namun nihil.

"Mama sama Papa kamu lagi ke administrasi,aku disuruh menjaga kamu Lang,udah baikan?" Tanya Acha
"Ohh,,udah kok" Acha hanya menganggukkan kepala mendengar jawaban Langit.

"Cha.." Panggil Langit
Acha hanya berdehem sebagai jawaban.
"Kamu tahu siapa yang berbaik hati mendonorkan ginjalnya buat ku?"

"Aku gak tahu Lang, udah tanya ke dokter juga, tapi kata dokter si pendonor gak mau identitasnya dikuak" Jelas Acha.

"Coba saja,kalo si Pendonor bisa kita temukan,aku bakal ngasih apa pun yang dia mau,mobil sekalipun" Ucap Langit bersemangat.

"Iya ya Lang,aku juga bakalan ngasih apa pun yang dia mau" Jawab Acha,dan itu membuat Langit tersenyum

"Terimakasih ya Cha,susah senang selalu disisiku,Tuhan beneran baik udah memberiku seorang yang istimewa seperti kamu" Ucap Langit sambil mengusap pipi Acha

"Iya Lang sama sama,aku juga bersyukur Tuhan ngasih aku seseorang seperti mu" Acha mengengggam tangan Langit.

"Wahh Pah,sepertinya kita sudah mempunyai calon menantu dari sekarang,jadi tak perlu repot-repot mencari" Itu suara mama Langit,sambil tersenyum melihat Langit dan Acha
Entah sejak kapan datangnya.

"Iya ya mah,yasudah mah ayo kita keluar,biarkan anak muda berduaan disini,nanti kita jadi nyamuk" Goda Papa Langit

Dan itu cukup membuat pipi Acha merah,
Demi apa Acha malu sekali
"Ihh Mama sama Papa apa-apaan sih? Yasudah sana kalo mau keluar,nanti pulangnya bawain bubur ayam yah? Pinta Langit dengan malu,ya malu karena digoda kedua orang tuanya.

"Iyaa siap,Acha mau dibeliin apa?" Tawar Mama Langit
"Ah tidak perlu repot repot mah,Acha bawa makanan sendiri" Tolak Acha secara halus
"Oh,yaudah deh,silahkan menikmati waktunya,hehe" Mama dan Papa Langit pun pergi keluar,jalan jalan sambil mencari tukang bubur.

"Ih Lang,Mama sama Papa kamu bikin aku malu tau!" Acha menampakkan muka cemberut,lalu memukul tangan Langit pelan.

"Yehh aku juga lah Cha,dikira ga malu apa digodain gitu" Ucap Langit sambil mencubit hidung Acha.

Mereka tidak tahu saja,ada yang sakit hati mendengar ocehan mereka berdua
Siapa lagi kalau bukan Gevano?

Ternyata kamar Gevano bersebelahan dengan kamar Langit
Dan dia dapat dengan jelas mendengar apapun yang mereka bicarakan
Termasuk 'calon mantu'

Gevano bukan tipe orang yang cengeng sebenarnya,
Tapi dia paling lemah saat melihat orang yang dia sukai sudah bersanding dengan yang lain,dan bahagia, tapi tidak dengannya.
Demi apa rasanya sakit.

Menangis tanpa suara.
Itu yang sedang dilakukan Gevano di kamarnya,
Apa boleh buat? Ia sudah terlanjur mencintai Acha,lebih lama dari Langit,tapi hasilnya Langitlah yang berhasil lebih dulu menarik hati Acha.

It's ok,tidak masalah, baginya kebahagiaannya adalah saat melihat senyum dan tawaan Acha.

Gevano mencoba kuat
Menghadapi semuanya

Gevano bahkan mempunyai peluang besar untuk mendapatkan Acha apabila dia mau menguak identitas dia sebagai pendonor Langit.

Tapi dia tidak mau merebut Acha dari Langit, karena dia takut Acha tidak bahagia dengannya.
Tapi dilain sisi dia juga sangat-sangat ingin memiliki Acha,
Mngapa dia terus dihadapkan 2 pilihan sulit?

Sangat susah untuk memilih salah satu,
Maka dari itu Gevano memilih diam dan berusaha menyembunyikan Identitas nya sebagai pendonor,

Gevano menyerah , dia benar benar mencintai Acha , tidak ada jalan pulang , dia benar benar hanyut dalam pesona Acha ,

Sebuah pengorbanan seorang Gevano , demi mendapatkan Acha itu patut diacungi jempol ,

Tapi itu salah , karena dia merebut hati yang sudah ditautkan ,
Merebut kebahagiaan 2 insan

Benar benar sangat frustasi , seolah ditelinga kanan ada yang berbisik
' ingat Gevano, ada hati yang sudah Acha jaga , jika kamu ingin dia bahagia , lepaskan dia dan biarlah dia berbahagia dengan pangerannya, jangan memisahkan 2 insan yang sudah bertaut , itu tidak baik ,'

Sedangkan di telinga kiri , banyak hal buruk yang dibisikkan ,
' Hey Gevano , kamu sudah berjuang , untuk Langit , kenapa tidak minta imbalan saja? Rebut Acha agar kamu bisa bahagia , lupakan Langit , dia sudah berhutang budi denganmu , mintalah imbalan '

Itu memperburuk keadaan , Gevano yang awalnya kukuh untuk tidak merebut Acha , sekarang seperti Gevano yang sudah dikendalikan oleh Iblis 

Gevano tersenyum licik,
Sialan!!!

Dia memilih kata kata iblis itu ,
Bagaimana ini?

Tubuhnya yang masih lemah , ia paksa kan untuk duduk , walau sakit di perutnya masih terasa ,

"Aku akan memilikimu Denan Acha Risyaaldo" Dengan nada yang kejam.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang