"Tempat apa ini?? Kenapa gelap sekali. Ak.. Aku takut... Dimana ayah juga kakak.. Hiks.. Ay.. Ayah... Hikss... Kak Afon.. Ak.. Aku takut hiks." tangis Kisha ditengah kegelapan yang sedang menyelimuti dirinya.
"I.. Ini.. Dimana?? Kenapa sangat gelap juga dingin. Aku ingin pulang...."
"Apa.. Ini?? Sangat hangat. Aku suka ini, terasa seperti belaian." batin Kisha menghangat.
"Ukh.. Sangat silau.." batin Kisha sambil mencoba membuka matanya, dia mencoba membuka matanya dengan perlahan walaupun itu terasa berat.
Hal pertama yang Kisha lihat saat membuka matanya adalah seorang wanita cantik yang tengah berbaring di ranjang sebelahnya sambil membelai Kisha dengan lembut. Tidak hanya itu dia juga melihat seorang pria tampan yang terlihat menahan tangisnya sambil membelai wanita cantik disebelah Kisha.
"Sayang.. I.. Ibu.. Akan pergi jauh, Kisha jangan nakal ya. Dengerin nasehat ayah ya... Ibu akan menjagamu dari jauh. Ibu sayang Kisha.
Karl... Tolong jaga putri kita, aku tak akan memaafkanmu kalau putriku dalam bahaya karnamu..." ucap wanita cantik dengan suara lemahnya, setelah itu mata yang menghiasi wanita cantik itu perlahan menutup. Diiringi suara tangisan yang pecah dari seorang pria tampan disebelahnya."Tung.. Tunggu.. Siapa mereka? Ibu?? Ayah?? Kisha??
Bagaimana dia tau namaku Kisha padahal aku tidak mengenal mereka." batin Kisha bingung akan situasi yang tengah ia hadapi sekarang ini."Aghhh... Leora... Jang.. Jangan pergi.... Bukankah kau berjanji akan membesarkan anak kita bersama....
Hah!! Mana janji mu!! Berani-beraninya kau mengikari janjimu Leora!! Leora aku akan membunuhku!! Leora jawab aku sekarang?!!!" bentak pria tersebut sambil menangis."Oe... Oek.. Oek... Oek..." Kisha yang mendengar bentakan dari Karl entah kenapa itu membuatnya kaget sekaligus takut. Tanpa ia sadari ia menangis dengan kencangnya.
"Ap..apa-apaan suara ini... Kenapa aku menangis dengan tiba-tiba dan kenapa juga dengan suara tangisanku..."
Sret..
"Cup... Cup.. Maafkan ayah Kisha, ayah tidak bermaksud membuatmu takut. Huh... Ma.. Maafkan ayahmu ini... Huhu..." ucap pria yang menyebut dirinya ayah Kisha.
"Hah... Apa ini?!! Ayah?? Sebenarnya ini dimana??! Pria...tampan ini... Ayahku?? Dan... Aku digendongnya? Apakah aku jadi... Bayi?!!!
Apa-apaan ini!!... Huh itu tidak penting sekarang, sekarang yang lebih penting aku harus menenangkan pria tampan ini." batin Kisha yang masih penuh tanda tanya.Sret.. Pluk.. Pluk....
"Huh.. Apa-apaan tangan ini.. Hei tangan.. Aku ingin mengelus sambil menghapus air mata yang ada di pipinya!! Kenapa jadinya memukulnya sih?!!!
Terus juga kenapa nih tangan gak bisa dibuka, nutup mulu kek hatinya dia...." gerutu Kisha dalam hati.Kisha melihat ayahnya itu(?) membalas dengan senyuman tipis, sangaaaat tipis.
"Hah... Apakah Kisha anak ayah yang cantik ini mau menyapu air mata ayah hm??..." ucapnya dengan nada bergetar. Mungkin ia tengah menahan tangisnya, karna Leora... Istrinya meninggalkan dia selamanya.
"Dasar lelaki... Kalo mau nangis ya nangis aja ga usah ditahan..." batin Kisha.
Pluk...
"Hoam... Aang.. Ai.... Huhhu." ucap Kisha sambil menyandarkan kepalanya di dada ayahnya. Kisha merasa sangat mengantuk.
Mungkin Karl paham dengan maksud Kisha ia langsung membawa Kisha ke kamar miliknya.
Sret..
Pintu kamar tadi terbuka, keluarlah Karl bersama Kisha. Mereka ingin menuju kamar Karl.
"Hah.. Kalian siapkan pemakaman permaisuri secepatnya. Jika ada yang ingin ditanyakan langsung datang kekamarku."
"Baik baginda..." balas para lelaki berbadan gagah yang berada tepat didepan pintu.
"Wait.. Wait!!.. Apa katanya, permaisuri? Baginda?
I.. In.. INI DUNIA APA COBA?!!" suara teriakan hati Kisha."Huhuhu.. Dunia apa yang kumasuki. Kalo bener ini reinkarnasi, tapi ini dunia apa? Tahun berapa? Hah.. Dosa apa yang telah kuperbuat Tuhan...
Hah.. Bodolah sekarang yang paling penting itu... Nikmati aja bersandar di dada bidang yang nikmat ini, mungkin Tuhan ga selalu jahat padaku, ini contohnya aku ketemu banyak cogan. Bahkan para pengawal aja ganteng." batin Kisha, ia mencoba mendusel lebih dalam ke dada bidang Karl."Nah.. Kisha, untuk saat ini kamu tidur sama ayah ya..."
Kreitt....
Pintu kamar milik Karl terbuka lebar, nuansa segar dan cerah mendominasi tempat ini, tak lupa juga ada perasaan yang megah dan elegan. Pemandangan yang pertama kali Kisha lihat.
Takjub.. Hanya itu yang dapat Kisha ucapkan."Kamu suka?" tanya Karl dengan senyum tipisnya.
"Au.. Au.. Ain.." balas Kisha gembira tak lupa dengan tepuk tangan kecil.
"Baiklah kalo kamu suka, sekarang tidur dulu... Udah malem. Anak bayi gak boleh begadang."
"Huhe.. Aoe..."
Karl menaruh Kisha dengan hati-hati di atas ranjang miliknya. Setelah dirasa posisi Kisha nyaman, ia menyusul Kisha disebelahnya. Tapi, sebelum itu ia sudah melepas baju miliknya dan mengganti dengan pakaian yang lebih nyaman. Dia tidur dengan menggunakan kain panjang yang diikat tepat ditengahnya, mungkin kalo di dunia Kisha bentuknya hampir mirip dengan baju handuk. Yang membedakan hanya bahan dan modelnya saja.
Karl memeluk Kisha tapi tidak terlalu erat, Karl masih waras kalo Kisha itu hanyalah anak bayi yang bisa saja mati bahkan jika hanya dijitak saja.
Pada akhirnya mereka berdua terlelap menuju alam mimpi masing-masing.
Tengah malam. Entah apa yang terjadi di tengah malam ini Kisha terbangun dari tidurnya.
"Hah.. Apa-apaan ini, kenapa aku ga bisa tidur lagi?
Apakah ini alasan bayi selalu nangis ditengah malam?" batin Kisha, tepat dihadapannya terpampang wajah tampan milik ayahnya."Wah.. Gila, nih human ganteng banget. Kalo bukan ayahku mah udah aku gercep nih..." tanpa Kisha sadari tangan mungilnya mengelus pipi ayahnya.
"Wah.. Gila.. Pipinya halus banget, pakek skincare apaan nih."
"Emh.. Kenapa? Kebangun ditengah malam.
Bukannya bayi kalo bangun ditengah malem suka nangis ya.." ucap Karl dengan suara serak khas orang bangun tidur. Mungkin Karl merasa ada seseorang yang mengelus pipinya makanya ia terbangun, Karl itu tipe orang yang sangat waspada terhadap lingkungan sekitarnya."Ao.. Oeee... Ush.." balas Kisha sambil menganggukan kepalanya tak lupa tangan mungilnya yang masih berada di pipi Karl.
"Huh.. Udah ayo tidur lagi." balas Karl sambil memeluk Kisha agar lebih dekat dengannya.
"Hah.. Emang yah.. Rasanya dipeluk orang ganteng itu beda... Gak kayak dipeluk ama si afon mahluk ga ada akhlak."
"... Kak afon, aku.. Kangen... Aku ga tau ini dimana tapi kayaknya waktu itu aku mati karna kecelakaan...
Em.. Tapi kayaknya aku ngerasa familiar sama nama ayah ibuku... Dimana aku pernah dengar ya.." batin Kisha sambil berpikir keras mencoba mengingat-ingatnya."Ouh.. Iya.. Aku ingat sekarang, bukankah ini nama dari.......
Bantu Vote+Komen, karna itu gratis.
I_m_KEN

KAMU SEDANG MEMBACA
Kisha De Cyzarine (Drop)
RandomKisha adalah seorang anak SMA biasa yang hanya menghabiskan masa SMAnya dengan bermain dan belajar. Kisha memiliki hobi membaca komik atau novel. Dia hanya tinggal bersama ayah juga kakak laki-lakinya, dirumah yang tidak terlalu besar. Ayahnya tidak...