7

23 4 0
                                    

"Kamu tidak bisa merubah takdir kecuali dengan do'a. Maka berdo'alah Sebab Allah yang merubah takdir dengan do'a"

***

Hari berlalu begitu cepat. Tidak terasa pula Alfaro sudah satu bulan mengajar di Universitas Islamic Centre. Hubungan antara Larina dan Keluarga Alfaro pun semakin dekat. Tidak jarang ibu Alfaro dan Aisyah datang ke kampus sekedar ingin bertemu Larina. Membuat Alfaro terheran-heran dengan kedua wanita yang dicintainya itu. Akbar sahabat Alfaro terus menerus menggoda Alfaro jika melihat kedekatan ibunya dengan Larina. Terkadang Akbar sengaja menggoda Alfaro dengan kalimat "udah khitbah aja Al. Keburu diKhitbah orang" membuat Alfaro merasa ingin sekali melempar sahabatnya itu ke Arizona.

Seperti saat ini, Akbar yang meledeknya karena tertangkap basah sedang memperhatikan Larina yang tengah duduk dibawah pohon dekat lapangan. Entah mengapa wanita itu suka sekali duduk disana.
"udah sih Al, khitbah aja. Udah dapet restu juga" celetuk Akbar seraya menahan tawanya.
"apaan sih lo bar! Gak lucu!"kesal Alfaro.
"gak mau? Biar gua aja yang khitbah dia"canda Akbar. Membuat Alfaro terkejut dan menatap Akbar tidak percaya.
"bahahha muka lo Al! Serius bikin ngakak!" Akbar tidak bisa lagi menahan tawanya saat melihat ekspresi wajah sahabatnya itu. Akbar tahu bahwa Alfaro memang ada hati pada gadis bernama Larina itu. Hanya saja sahabat tampannya itu tidak memperdulikannya, seolah-olah perasaannya itu hanya sekedar ada tidak untuk bertahan.

Dan Akbar tahu bahwa sahabatnya itu sedang menunggu seorang wanita yang juga cantik, pintar dan berpakaian syar'i, wanita yang sudah lama mengisi hatinya sejak SMA dan wanita itu sedang mengejar S2 nya di Maroko.

***

_Maroko 20.06.20_

"Ra, aku heran sama kamu yah, kamu tuh lelaki setampan dan sebaik siapa itu namanya? Alfaro yah?, dicuekin. Kasian Ra dia ngirim email kamu terus belum dibalas-balas" wanita bergamis pink lengkap dengan jilbab berwarna senada itu hanya tersenyum mendengar kalimat sahabatnya.

"dia lelaki yang baik kok Sal, dia pasti mengerti. Dia akan menungguku kok"jawabnya.
"jodoh gak ada yang tahu Ra, siapa tahu dia disana ketemu wanita baik terus nikah kan?"balas Salma.
"dia gak akan berbuat itu sal"ucap Zahra yang percaya diri bahwa Alfaro sangat mencintainya hingga sulit untuk mencari wanita yang lain itupun hanya tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya Salma.

Zahra Radatul Halwa gadis cantik usia 23 tahun yang sedang menempuh pendidikan S2 kedokteran di Maroko. Alfaro dan Zahra bertemu saat mereka sekolah. Zahra yang cerdas, pintar dan cantik serta menjadi kebanggaan disekolahnya dulu adalah wanita pertama yang berhasil membuat seorang Alfaro lelaki dingin yang menutup hati untuk wanita itu luluh hanya dengan sikap Zahra yang membuat hati Alfaro mencair saat melihat wanita itu memerah kedua matanya saat ada seorang siswa yang memarahi ibu kantin yang sudah tua hanya karena sebuah makanan yang jatuh.

@Flasback

"Kak kakak bisa membelinya lagi gak usah bentak-bentak ibunya!"

"alaaa.. Tau apa lo anak kecil!" Lelaki berseragam SMA itu mendorong Zahra hingga Zahra hampir saja terjatuh jika tidak ada tangan Alfaro yang dengan cepat menahan tubuhnya.

Sejak kejadian itulah Alfaro dan Zahra menjadi dekat. Alfaro memang tidak pernah mengungkapkan perasaannya pada Zahra. Namun seisi sekolah sudah mengetahui kedekatan mereka hingga mereka mempercayai bahwa Alfaro dan Zahra adalah sepasang kekasih.

Mereka berdua terkenal dengan sebutan "Good Couple" hingga ketika Alfaro lulus dan melanjutkan kuliahnya di Turki, komunikasi mereka sudah jarang terjadi.
Alfaro yang sibuk dengan kuliahnya, dan Zahra yang sibuk dengan sekolahnya.

Sesekali Alfaro mengirim email pada Zahra yang tidak dibalas oleh Zahra. Hingga Alfaro pulang ke Indonesia dan hendak menemui Zahra ia berencana ingin mengkhitbah Zahra tetapi orangtuanya mengatakan jika Zahra sedang studi di Maroko dan sedang belum berpikir untuk menikah.

Alfaro menjadi kecewa, ia sadar perasaannya pada Zahra melebihi rasanya pada Allah, hingga selalu memikirkan gadis itu saat di Turki, membuat Sang Pemilik Hati marah dan menjauhkannya dengan wanita yang dicintainya itu.

Alfaro sadar bahwa pikirannya terhadap gadis itu tidaklah baik. Entah apa yang merasukinya justru wajah gadis yang baru satu bulan ia kenal datang dalam pikirannya. Yah dialah Larina.

"DOR! Hayo lo lagi lamunin apa?"Akbar yang baru saja tiba membuat lamunan Alfaro menghilang.
"ngagetin aja lo bar"
"lo lagi diem-diem aje. Berdiri didepan kelas pula, dan dibawah ada Larina pula. Lagi merhatiin calon ibu dari anak-anak lo yah?"ledek Akbar lagi. Lagi dan lagi sahabatnya itu tidak pernah bosan menggodanya itu.

"udah khitbah aja Al, kita udah tua lo udah 26 bro. Masa mau bujang aja"
"lo aja duluan"
"gue sih mau kalo ada, belom ada tanda-tanda cewe cantik memikat gue Al"
"ck!! Lo tuh cantik aja yang dicari. Akhlaknya enggak?"
"yah sama Al, cantik apalagi akhlaknya baik wow udah gue khitbah"
"iyaudah cari sana"
"udah nemu gue, tapi keburu disuka orang" Alfaro terkejut mendengar ucapan sahabatnya yang terdengar serius itu.
"ohyah? Kalo dia belum dihalalin mah yah dicoba aja dulu bar"
"iyah juga sih Al"
"terus siapa sih perempuan yang bikin seorang Akbar jatuh hati. Baru kali ini gue denger lo sejak kita SMP ngomongin cewe, biasanya lo asal ngomong aja gak beneran"
"yah gua juga gak mau salah pilihlah Al buat jadi ibu dari anak-anak gue"
"terus siapa perempuan yang gak beruntung itu?"canda Alfaro.
"Parah lo Al, lelaki setampan gue ada cewe yang gua nikahin masa gak beruntung sih" Akbar pura-pura kesal pada Alfaro membuat Alfaro tersenyum hingga gigi rata dan putih terlihat, Larina yang tidak sengaja mengedarkan pandangannya dan tidak sengaja pula matanya menoleh keatas hingga melihat Alfaro dan Akbar yang sedang mengobrol, Larina terkejut melihat dosennya itu tersenyum, sebab ini pertama kalinya ia melihat sang dosen tersenyum.
'tampan' batin Larina yang tersenyum dibalik cadarnya melihat dosennya sedang mengobrol sambil tertawa dilantai atas.

Segera Larina menundukan kembali pandangannya karena ia malu pada dirinya sendiri. "ya Allah apakah aku menyukai pak Alfaro?" batinnya.

***

Larina sedang berjalan melewati koridor kampus untuk menuju keparkiran motor dan menuju tempat kerjanya, sebab hari ini ia ijin untuk pulang lebih awal pada bosnya.

Alfaro yang melihat Larina berjalan didepannya mempercepat langkahnya untuk menghampiri wanita itu.

"Assalaamu'alaikum?"
"wa'alaikumussalam" Larina menoleh matanya terkejut saat melihat lelaki yang sejak tadi berada dipikirannya itu berada dibelakangnya.
"Ini saya mau kasih ini" Alfaro memberikan bingkisan berwarna merah hati pada Larina membuat Larina terkejut dan menatap Alfaro dan menunduk kembali.
"ini apa pak?" jantung Larina sudah benar-benar tidak normal ia terus-menerus beristighfar dalam hati.
"jangan salah paham, ini dari ummi saya. Meminta saya untuk kasih ke kamu" Larina kembali menatap lelaki didepannya itu, Alfaro pun sama menatap mata indah dan teduh gadis didepannya itu.

1..2..3.. Larina kembali menundukan pandangannya. Membuat Alfaro tersenyum tanpa diketahui Larina.
"terimakasih pak, tolong sampaikan pada ibu ucapan terimakasih saya" Larina menerima bingkisan dari tangan Alfaro. Alfaro mengangguk.
"saya duluan pak. Assalaamu'alaikum" pamitnya.
"wa'alaikumussalam warrahmatullahi wabbarakatuh" balas Alfaro menatap kepergian Larina.

***

Aduh apa yang aku pikirkan tadi saat pak Alfaro memberikan bingkisan, ya Allah saya percaya diri sekali tadi. Tidak mungkin pak Alfaro menyukai aku, dari status dan derajat saja jauh sekali. Dan aku juga dengar kalau pak Alfaro sudah memiliki kekasih yang sedang kuliah di Maroko. Lihatlah, kekasihnya saja kuliah di Maroko sedangkan aku saja baru semester satu. Sudahlah aku lebih baik fokus pada kuliah dan pekerjaanku. Masalah jodoh biar Allah saja yang carikan, aku hanya bisa memantaskan diri saja. Meski tidak bisa aku berbohong bahwa aku memang memiliki perasaan pada pak Alfaro.

Ya Allah Engkau tahu mana yang terbaik untukku. Jika ia tidak baik maka janganlah Engkau tumbuhkan perasaan itu lebih dalam lagi.

****

Assalaamu'alaikum sahabat...
Terimakasih sudah mampir dan membaca ceritaku lagi..
Jangan lupa vote dan komen kalian yah..❤❤❤❤❤😊😊

Dear ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang