pertemuan

97 29 12
                                    


"Kebetulan adalah takdir dan takdir bukan lah kebetulan"

Malam hari. Tidak ada cahaya bintang dilangit itu sepi seperti hati ku hari ini begitu banyak masalah orang tua ku bertengkar, kaka ku sibuk dengan dunia malam nya sendiri ingin rasanya ku berteriak entah harus kemana lagi aku harus melajukan motorku ini yang jelas aku ingin menjauh dari keramaian menyingkir dari manusia manusia egois itu.Doa ku malam ini ya Allah jangan ada lagi masalah baru karena aku hanya ingin tenang.
                    * * * * *
"Tolong.....tolong.. " teriak seseorang di kegelapan malam.
Aku coba mencari sumber suara itu berasal.

"Tolong begal.. "suara itu makin dekat.

dimana suara itu berasal. Batinku

"Astagfirullah.. " ucapku. Sembari menghampiri wanita seorang diri yang duduk tergeletak dengan kondisi nya sangat mengenaskan.

"Lu kenapa?" tanyaku. Pada wanita itu iya nampak kesakitan sembari memegangi pergelangan kakinya.

"Saya di begal mas.. " ucapnya. Sembari meringis kesakitan dengan tangan yang bersimbah darah menutup luka di pergelangangan kakinya itu.

"Astagfirullah.. " aku bergesegera menolong nya dengan menyirami air yang aku punya. Dan menutup luka di pergelangan kakinya itu dengan kain seadanya. Sepertinya luka itu bekas goresan pedang atau benda tajam sebagainya.Tak ada seorang satu pun disini untuk dimintai tolong karena kondisi tempat yang memang sepi dan larut malam.

"Lu bisa berdiri ga?" pintaku pada wanita itu. Wanita itu sebisa mungkin berdiri dengan tenaga yang masih ada. Melihat kondisinya yang kesulitan itu spontan aku menggendongnya ke motorku dan keluar dari tempat ini mencari bantuan. Wanita itu naas sekali. Baju di pundak nya juga sobek aku hanya memberikan jaketku. Dan sekarang aku harus menahan dingin nya malam ini. Entah apa yang aku harus perbuat kali ini. Sungguh aku benar kebingungan kali ini.

"Gue bawa kemana nih orang masa iya ke rumah bisa diamuk gue" bisikku. bergejolak dalam hati menembus dinginnya malam.

"Apa ke kantor polisi aja ya tapi yang ada gue disangka ngapa ngapain dia lagi aduh gue kudu gimana ya.. "
pikirku. Sembari memacu Vespa matic ku ini.

"Gue ajak ke bibi gue aja kali ya?"
bisikku dalam hati. Memutar otak.

"Lo masih kuat kan?" tanyaku. Pada wanita yang sekarang berada di belakangku.

"Iya insya Allah.. " jawab wanita itu. Masih meringis kesakitan.

Belum kutemukan jalan keluar disini. Jalan ini sangat gelap dan hanya ada lampu jalan seadanya ditambah parahnya lagi banyak lubang di jalan ini yang ekstra harus hati hati. Aku pun tak tahu kenapa sampai disini seingatku aku mengendarai motorku dengan keadaan melamun sebelum nya.

Aku melirik pada jam tanganku yang telah menunjukan pukul satu malam. Cukup lama kami mencari jalan keluar dan akhirnya kami berhasil menemukan nya. Aku memacu motorku tanpa berpikir aneh aneh sembari bersdzikir sebisa ku.

"Seperti nya ini tempat ke arah bibi ku." bisiku. Melihat papan jalan yang bertuliskan jl delima tujuh.

Tapi apa kata bibiku jika bibiku tau aku membawa perempuan ditengah malam dengan kondisi seperti ini.

Antara Shafa & MarwahWhere stories live. Discover now