marwah kamila

30 13 3
                                    

"ayo masuk Kaka cantik.." ucap Dhika adikku.
Yang mengejutkanku yang tengah  bergelut dengan motorku yang rusak.

"Kamu gimana sih de kan ada kaka didepan bukan salaman maen nyolonong aja.. " aku sedikit meninggi.

"Aku lagi males ngomong sama kaka gara gara kaka dika jadi luka begini.. " bantah dika. Memperlihatkan  lutut nya itu  yang luka.

" Kamu jatuh dimana Dik?"

"Udah lah males ngomong sama Kaka." Ucap Dika. Acuh.

"Ini si Dika jatuh dimana wah?" tanya ku pada Marwah. Dengan bahasa isarat. Marwah sahabatku  ini tidak bisa bicara karena mengalami kecelakaan waktu kecil. namanya  Marwah Kamila yang kerap dipanggil Dika dengan sebutan Kaka cantik. Wanita yang mempunyai sorot mata teduh itu sejatinya nyaris sempurna dia begitu cantik tetapi sayang dia mempunyai satu kekurangan.

Mutiara yang tergores

"Dia jatuh dari sepeda, kamu ini gimana sih man bukan jagain Ade kamu." Jawab marwah. Dengan bahasa isaratnya itu. Meski dia menggunakan bahasa isarat aku sudah mengerti gerak tubuhnya karena aku bersahabat sejak lama saat masuk awal kuliah dulu sebelum akhirnya aku memutuskan untuk berhenti kuliah dan tidak melanjutkan kuliah. Marwah menggunakan tulisan yang iya tulis di buku  yang tiap hari dibawanya itu untuk berkomunikasi.

"Iya aku tadi lagi ngurusin motor ku yang rusak makanya dia main sendiri, makasih ya udah nolongin adik aku."

"Iya sama sama, makanya di jagain adiknya." Marwah nampak kesal.

"Kaka minta maaf ya dik."  ucap ku pada Dika yang kini tengah merajuk.

"Ga mau." Jawab Dika. Ketus.

"Makan es cream yu de di taman." Rayu aku. Coba membujuk Dika.

"Ga mau." jawab Dika.memalingkan wajah.

"Kaka kan udah minta maaf maafin Kaka ya?" aku sedikit memohon.

"Aku maafin tapi ada syaratnya?" ucap Dika.

"Apaan sih syaratnya, kaka penuhin deh."

"Dika mau kalo kaka cantiknya juga ikut."

"Iya oke deh tapi Kaka cantiknya mau ga?"

"Ga ah?"jawab Marwah.Melambaikan tangan tanda menolak.

"Mau ya Kaka cantik." Bujuk Dika.

"Iya oke deh tapi ini demi kamu ya?"jawab marwah. Setelah sedikit  lama nya iya berpikir.

"Tapi motor Kaka kan rusak de kita ke taman naik apa?" mengingat jarak taman yang lumayan jauh itu.

"Naik sepeda aja ka, Kaka boncengan sama Kaka cantik deh biar aku pake sepeda ini." ucap Dika. Menaiki sepeda lipat  kesayangan itu.

"Jangan. Kamu kan juga masih luka kaki nya.." jawab Marwah seketika.
Menuliskan kata yang dimaksudkan nya itu di buku kecil nya.

"Kata Kaka kalo anak laki itu ga boleh cengeng ka, ya kan ka?" Jawab Dika. memberikan kedipan matanya.

"Pasti dong.." sahut aku.
Aku bergegas mengambil sepeda ku itu dibelakang.

Kini kami bersiap menuju taman.

"Are you ready..." aku melirik wanita bersorot mata teduh itu.

"Ready..." sahut dika antusias.

Marwah segera naik di belakang ku. Meski sedikit berat aku coba mengayuh sepeda ku ini. Meski Marwah tidak bisa bicara tetapi dia seorang pendengar yang baik walau sedikit galak.

                          * * * * *

"Alhamdulilah sampe.. " aku menghela nafasku yang tersengal sengal. Taman ini begitu indah berbagai jenis bunga di taruh di tengahnya tetapi sayang bunga di sini tak dapat di petik. Meski aku yang mengayuh sepeda Marwah nampak kekelahan itu terlihat dari keringatnya yang mengucur. Kini kami bertiga duduk di kursi panjang  menikmati suasana sore.

"Ini es cream nya..." aku memberikan es cream yang tadi aku beli  di depan pintu gerbang. Aku dan Dika memilih es dream rasa coklat sementara Marwah memilih rasa strawberry.

Dulu aku sering kesini dengan Marwah bercerita tentang indahnya masa depan nanti. Tapi sekarang aku harus menjauh darinya karena ada perasaan lain, perasan yang mungkin saja akan menghancurkan persahabatan ini. Perasaan yang harus disembunyikan dan harus terkunci rapat.

Diri ini memang menjauh tapi tidak dengan hatinya...

"Bismillahirrahmanirrahim.." ucap ku membuka es cream yang nampak enak.

"Dika ko ga baca bismillah.. " tegur marwah. Melihat Dika melahap es cream itu dengan senangnya.

"Hehe Dika lupa ka.." senyum Dika menggaruk garukan kepala.

"Emang kenapa sih ka kita kudu baca bismillah." tanya Dika. Dengan polosnya.

"Ya bismilah kan bentuk syukur kita pada Allah.." marwah menuliskan kata demi kata dilembar kertasnya.

"Mau denger ga kisah tentang bismilah?" tanyaku pada Dika.

"Emang ada ka?"

"Macem kamu cerita agama sholat aja jarang..."sindir Marwah.

"Jangan salah walaupun jarang sholat tapi pemahaman agamaku luas tau.. "

"Ini almarhum kake yang cerita." Sambung aku.
"jadi waktu itu dik ada seorang suami istri , suami nya itu seorang nelayan yang kasar dan pemarah sedang  istri ibu rumah tangga yang soleha dan selalu berdzikir dengan bacaan bismilah  suatu saat suaminya ini mau mandi karena zaman dahulu sumur di kerek jadi harus menimba air dulu kalau mau mandi ketika dia mengerek air handuk yang di taruh di pundaknya jatuh. Kebetulan sang istri ingin sholat dan abis berwudhu melihat suami
nya yang kebingungan iya bertanya pada suaminya ada apa suami ku sepertinya kau nampak kebingungan. Ya aku sedang bingung kata suaminya,  kamu ga liat  itu handukku jatuh ke dalam sumur katanya marah. Biar aku bantu kata istrinya itu. Lalu suaminya bilang kamu bisa apa sih kamu kan perempuan lagian sumur itu dalam dan kamu bisa apa selain memutar tasbih itu setiap hari kata suami itu dengan angkuh nya. Aku memang tak bisa apa apa tapi atas izin Allah aku bisa biar aku saja yang mengambilnya kata sang istri menyuruh suaminya itu untuk menepi. Lalu istrinya dengan mengucapkan bismilah menepuk pinggiran sumur dan air yang ada didalam sumur itu tiba tiba naik ke atas  membawa handuk tanpa handuk nya terkena air sedikitpun. Sang suami pun takjub dan  seketika pingsan  selepas sadarkan diri suami nya itu bertobat pada Allah dan tidak berbuat kasar pada Allah. Nah gitu dik cerita nya.Bismillah bukan doa makan doang tapi bismillah itu kalimat luar biasa karena itu kalimat Allah.

"Emm gitu ya ka. Mulai sekarang aku kalau melakukan sesuatu pake bismillah deh." ucap Dika. Antusias.

"Nah gitu dong itu baru jagoan."sela Marwah.

"Kaka cantik mau ga jadi pacar Dika?"

"Kamu itu masih kelas tiga SD dik." cibir aku.

"Tau aja cewe bening bocah pentes." batinku.

"Iya kalo kamu udah gede ya kalo Kaka juga ga dipinang orang lain duluan." Jawab Marwah.

"Emang kamu mau dipinang?" Aku sedikit terkejut.Apa iya dia jodohkan oleh temannya yang iya sering ceritakan itu.

"Iya sama kamu."

"Ngaco..." Sahut aku.

"He he nanti juga kamu tau ko siapa orang nya."

"Emang kapan mau ngelamar nya, kayaknya?" tanyaku. Penasaran.

"Rahasia Lah.."

Apakah kau telah menemukan kerang yang kuat dan rela terluka untuk menupi kekuranganmu itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Antara Shafa & MarwahWhere stories live. Discover now