siapakah dia

49 28 0
                                    

"Bersabar itu berat dan hanya dimiliki oleh seorang pemenang maka imbalan nya surga,
Bersabarlah ...."

Keesokan hari nya.Pagi hari. Suara burung tidak terdengar justru sayup sayup kendaraan yang mulai ribut.Suasana ibu kota yang Jakarta yang ramai.Hari ini seharus nya aku bekerja sebagai barista di salah satu cafe. Tetapi saat ini aku harus mengantar kan Shafa kerumah nya. Kini kami menuju kerumah Shafa setelah sebelum nya melaporkan kejadian semalam ke polisi. Shafa berboncengan dengan ku dengan Vespa matic ku ini sementara bibi menggunakan motor matic nya.Bukan nya aku memanfaat kan keadaan,  tetapi memang motor nya bibi yang tak memadai maklum lah berat badan bibiku melebihi kapasitas alias over load mungkin kalo motor itu bisa ngomong, motor itu mungkin akan menjerit pasti nya he he.

                       * * * * *
"Nanti sampai sana aku harus ngomong apa ya keumi?" tanya Shafa.
Membuka obrolan.

"Udah lu ga usah mikir apa apa biar bibi yang jelasin, yang penting lu kasih unjuk jalan yang bener biar kita ga nyasar."

"Iya iya aku tau jalan ini ga lama dari sini juga sudah sampai dirumahku."

"Oke deh.. "

Aku sempat mengobrol lama dengan shafa selama perjalanan. Sudah kuduga sebelum nya usia kami hanya berbeda satu tahun. Shafa tengah kuliah universitas negeri dijakarta dan sebentar lagi dia akan lulus sebagai sarjana ekonomi bisnis.

"Nanti habis ini belok kiri nah ga jauh dari situ rumah ku.. " ucap Shafa.

"Ini sih ga jauh dari kerjaan gue.. "

"Oh ya.. " ucapnya. Terkejut.

"Bisa sering sering main lah kerumah ku dong."

"Iya insya Allah."

Akhirnya kami sampai di rumah Shafa. Di depan pintu rumahnya sudah berdiri wanita paruh baya yang sepertinya ibu lnya yang sedang cemas menunggu kedatangan putrinya dari ekspresi wajahnya.

"Alhamdulillah na, akhir nya kamu pulang umi ga bisa tidur dari semalem hape ku ga bisa dihubungin juga.. "

"Maafin Shafa ya mi pasti umi khawatir ya.. " Shafa memeluk ibu nya dengan erat. Sadar akan keberadaan kami Ibu Shafa langsung berbalik arah.

"Nah ini siapa? tanya umi.

"Assalamualaikum Bu.. " sapa bibi
Bersalalaman.

"Walaikum salam."

"Ayo masuk masuk ngomong nya didalam saja.. " ajak Ibu Shafa.

Di ruang tamu terdapat foto foto keluarga Shafa didindingnya dari foto itu dia mempunyai adik perempuan yang masih kecil. Dari foto itu juga aku tahu kalo Shafa ternyata gadis yang periang dan berprestasi karena foto foto yang banyak memegang piala.

"Ayo duduk biar ibu bikinin minum dulu ya.."ucap ibu shafa. Dan kemudian melangkah menuju dapur.

"Itu yang di foto adik kamu ya?"tanyaku menunjuk foto yang berada dinding itu.
"Iya itu Adeku namanya oca sekarang dia lagi sekolah kayaknya belum pulang."

"Lucu ya?" ucap bibi.

"He he iya bi kalo ada dia jadi rame rumah ini.."sahut Shafa. AYang kemudian tak selang beberapa datang ibu Shafa  membawakan kami minum. Menyudahi obrolan kami.
"Di minum dulu Bu, de.."

"Iya Bu makasih..."ucap ku. Tersenyum.

"Jadi Shafa itu semlam ga pulang dirumah Eneng ya?"tanya ibu Shafa.

"Iya Bu..."

"Jadi gini Bu Shafa ini semalam kena musibah dia dibegal motor nya diambil sekaligus handphone nya.." ucap Bibi. Merendahkan suaranya.

"Innalilahi Raji'un, tapi kaka ga papa kan itu kaki nya keanapa.. " Kaget ibu mendengar ucapan bibi barusan. Dan melihat kaki Shafa yang diperban itu.

"Ya Alhamdulillah ga papa mi cuma luka dikit doang. Alhamdulillah untung nya ada Luqman yang nolong Shafa mi semalem Shafa nginep dirumah nya bibi.. "

"Ya Allah makasih ya de makasih ya neng si Shafa ngerepotin kalian ya?"

"Engga ko Bu kita ga repot sama sekali ko Bu..."jawab bibi.

"Iya Bu.." imbuh aku. Menambahkan.

"Jadi saya sama luqman kesini hanya mengantar Shafa saja kerumah kita juga sudah lapor ke pihak yang berwajib agar masalah nya dapat diselaisaikan."

"Ibu yang sabar ya.. " Bibi coba menenangkan.

"Iya neng yang penting sekarang Shafa ga papa."

"Yaudah Bu saya sama Luqman pamit dulu ya Bu."

"Ko buru buru sekali neng.."

"Iya Bu saya harus bekerja sehabis ini."ucap bibi.

"Yasudah makasih sekali lagi ya neng.."

"Iya sama sama Bu.."

"Emm bibi boleh pinjem Luqman nya sebentar ga bi saya mau minta tolong  anterin ke luar sebentar."

"Iya tanya saja atuh neng  sama orang nya.. "ucap bibi.

"Iya ga papa ko..."

"Yaudah bibi pamit dulu ya..."

"Iya Bi hati hati ya.. " aku bersalaman.

"Luqman aku ganti baju dulu ya ini jaket kamu.. " ucap Shafa.Sembari menyerahkan jaket ku yang iya kenakan sebumnya.

"Jadi kamu tinggal dimana de?" tanya ibu Shafa.

"Lumayan Deket ko Bu dari sini ga jauh dari sini saya kerja di cafe star plus coffe yang diujung jalan sana.. "

"Owh disitu lumayan deket ya sering sering main aja kesini.. "ucap ibu Shafa.

Entah lah ini kebetulan atau takdir yang memang Allah rencanakan.

"Emm yasudah ibu kebelakang dulu ya ibu mau nelpon ayah Shafa pasti dia lagi was was kasian nanti kerjaan jadi ga fokus..."

"Iya Bu.. "

Tak lama berselang datang shafa yang
Sudah rapih dengan baju garis garis lengan panjang. Dan hijab merah nya itu. Dia terlihat cantik ketimbang saat pertama kali bertemu dengan nya.

"Shafa izin keluar dulu ya mi."

" Kamu mau kemana sih ka kaki kamu kan masih luka itu!"

"Sebentar mi mau ke danau Shafa mau nenangin pikiran sebentar aja mi.. "

"Ayo man.. "ajak Shafa.

"Umi pamit dulu ya.. "

"Kamu ini dari kecil sampai gede ini pasti kedanau ga ada bosen nya.. " ucap ibu Shafa.

"Emang kamu ga mau istirahat dulu apa ini kan masih pagi.."

"Sebentar doang ko mi."

"Yaudah hati hati ya, dijaga ya Luqman Shafa nya ya.."

"Shafa pamit dulu ya, Assalamu'alaikum.. "



Antara Shafa & MarwahWhere stories live. Discover now