"Kia aku berangkat duluan ya. soalnya nanti ada ujian, mana belum belajar lagi." Keira tampak gelisah menatap jam di dinding yang masih menunjukkan pukul 06.10 pagi. Sebenarnya Kia ingin bilang kepada Keira untuk menunggunya sebentar lagi, tapi akhirnya dia membiarkan Keira berangkat duluan dengan Pak Ahmad.
"Iya sana duluan aja, daripada entar kamu telat."
Keira langsung berjalan tergesa menghampiri Pak Ahmad. Sedang untuk hari ini Kia harus mencari angkutan umum untuk berangkat sekolah.
****
"Sial banget sih hari ini. ini bener nggak ada bis yang lewat apa."
Kiana sejak tadi bergerak-gerak gelisah, sudah sepuluh menit ia menunggu tapi belum juga ada kendaraan yang lewat. Dan bodohnya lagi ia lupa membawa ponselnya, double kill untuk Kia hari ini.
TIIN TIIN
Kiana berjengkit kaget saat bunyi klakson mengagetkannya, matanya langsung berbinar menatap pangeran berkuda putih di hadapannya. Ralat bukan pangeran, Kia hanya melebih-lebihkan. di hadapannya sekarang adalah Raja teman sekelasnya.
"Naik beb, gue anterin sampek sekolah lo." Tawaran Raja memang sangat mengiurkan untuk saat ini.
"Kita satu sekolah pinter."
Kia memukul lengan Raja sedikit keras sebelum naik di jok belakang motor nya. Walaupun harus dengan bantuan memegang lengan Raja dahulu. Jika tidak terpaksa ia sungguh malas naik motor besar seperti milik Raja yang membuatnya serasa terbang saat dibonceng.
"Jalan bang!."
Kia menepuk pundak Raja, menginstruksikan agar Raja segera melajukan motornya.
"Tega bener gue di samain sama tukang ojek." Walaupun sempat mengeluh akhirnya Raja dan Kia sampai sekolah dengan selamat. bagaimana tidak Raja sangat ngawur saat membawa motor tadi. Di kira dia punya nyawa tujuh kali kayak anak kucing.
"Tungguin dong." Saat Kia baru saja akan berjalan Raja menyuruhnya untuk menunggunya yang masih memarkirkan motor kesayangannya.
"Kok lo nggak bareng sodara lo sih beb ?" tanya Raja heran, Saat ini mereka sedang berjalan beriringan menuju kelas mereka.
"Hari ini Ira ujian, jadi berangkat pagi deh." jawab Kia singkat.
Langkah kaki Kia otomatis berhenti saat melihat orang yang sudah membuatnya nyaris mati kelaparan semalam, siapa lagi kalo bukan si Alan. Karena Alan lah tadi malam Kia nyaris tak bisa makan. Ck cowok modelan kayak gitu di tangisin sama Ira batin Kiana.
"Kenapa beb?"
Raja bertanya bingung karena tiba-tiba Kia berhenti berjalan, apalagi dengan senyum sinis di wajah Kia yang membuat Raja agak merinding.
"Bentar Ja, kamu bawain tas aku ke kelas duluan ya." Kia langsung memberikan tasnya kepada Raja begitu saja. Kemudian ia menghampiri Alan yang sedang modus ke beberapa cewek yang mungkin adalah kakak kelasnya yang juga sedang lewat koridor, Sesekali ia memutar kepalanya untuk pemanasan.
"Kak Alan."
Ia memanggil Alan yang tengah sibuk tebar pesona. Jika saja Kia tidak tahu bahwa Alan ini adalah lelaki buaya bisa jadi ia juga akan jatuh kedalam pesona Alan. Perhatian Alan dan tiga cewek yang bersamanya beralih kepadanya.
"Boleh bicara sebentar enggak?"
"Berdua." tambah Kiana.
Kiana mencoba bersikap manis untuk memancing agar Alan mau berbicara dengannya berdua. Tatapan tak suka dari tiga cewek yang tadi bersama Alan sama sekali tidak membuatnya gentar. Alan sempat memandang lekat Kiana sebentar sebelum akhirnya tersenyum manis menyetujui ajakan Kiana, mungkin baginya ini kesempatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiana Arsyana
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! {PART DI ACAK}. aku... selalu aku yang di salahkan._kiana Arsyana.