8🥀

44 21 5
                                    

Kiana menelan ludahnya kasar. Ia sekarang seperti sedang ketahuan selingkuh saja, apalagi tatapan mata Arkan seakan-akan menembus tubuhnya. Padahal ia sama sekali tidak melakukan hal yang aneh-aneh bersama Alan.

Ia dibuat merinding saat Arkan berjalan ke arahnya, mengikis jarak antara mereka berdua.

"lagi-lagi lo harus repot-repot jagain cewek gue ya."
Arkan berdiri di antara Alan dan Kiana, Arkan merapikan kerah baju Alan tak lupa dengan senyuman sinis di bibirnya.

"Tapi lainkali lo nggak usah repot-repot. Gue bisa kok jagain cewek gue tanpa bantuan lo." Tambah Arkan, dia sedikit mendorong bahu Alan sehingga membuatnya mundur beberapa langkah. Alan hanya diam saja, lagipula ia malas meladeni emosi Arkan yang sama sekali tidak bisa di kontrol.

"Kalo udah nggak ada urusan lo bisa pergi!" Kali ini nada bicara Arkan lebih dingin lagi.

Alan menghembuskan nafasnya pelan. "Oke, gue cabut dulu ya Ki." Pamit Alan sebelum pergi dari taman. sedang Kiana, ia merasa sangat tidak enak dengan Alan sekarang.

"Kak Arkan kenapa sih?" Kiana berucap sebal melihat Arkan yang sudah duduk di kursi taman. Ia sungguh tidak percaya dengan tingkah Arkan tadi.

"Sama kaya lo yang cemburu liat gue deket sama cewek lain, gue juga cemburu." Jawab Arkan dingin.

Kiana menatap wajah Arkan yang masih masam, lalu ikut duduk di sampingnya. Kiana tidak mencoba menjelaskan apapun, jikalau pun ia menjelaskan mungkin tidak ada gunanya. Karena orang yang sedang marah itu selalu menganggap penjelasan dari kita hanya sebuah alasan saja.

"Padahal aku sukanya cuma sama kak Arkan, ngapain pakek cemburu segala coba."

Arkan langsung membelalakkan matanya mendengar penuturan gadis di sampingnya.

"Lo.. barusan ngomong apa?" Tanya Arkan memastikan, takut-takut jika ia tadi salah dengar saja.

"Aku suka sama kak Arkan." ulang Kiana lagi. Kiana tak mau menutupi perasaannya sendiri, lebih baik jika di ungkapkan saja menurutnya.

Tawa Arkan langsung pecah mendengar pengakuan Kiana. Ia tak menyangka jika gadis di hadapannya akan secepat itu jatuh cinta kepadanya.

"Kok ketawa sih, emang salah ya kalo aku suka sama kak Arkan?" Kiana berucap sedih, apa perasaan Kiana ini hanya di anggap lelucon oleh Arkan.

"Gue keinget kemarin aja, lo ngotot nggak mau jadi cewek gue. Dan sekarang lo ngaku suka sama gue."

Sebenarnya kalau ingat sikapnya kemarin Kiana juga malu sih, tapikan ia menolak Arkan karena cowok itu tiba-tiba asal menembaknya saja, bukan alasan yang lain kan.

"Ish kak Arkan kok gitu sih." Kiana menggerutu sebal.

Arkan tampak menghentikan tawanya. "Nggak papa sih, emang dari awal tujuan gue buat lo suka sama gue. Dan gue berhasil."

Kiana bingung apa maksud perkataan Arkan itu.

"Sekarang tugas lo cuma buat gue juga suka sama lo." Tambah Arkan lagi. Rasanya Kiana ingin mengumpat saja. setelah seenak jidat mengklaim dirinya sebagai pacar, ia juga harus membuat Arkan membalas perasaannya.
.
.
.
"Ki lo balik bareng siapa?"

Kiana menoleh sebentar ke arah Ana yang masih membereskan buku-bukunya. "Bareng kak Arkan." Kiana berucap pelan takut jika ada yang mendengarnya.

"Ki sweet banget sih cowok lo."
Mika mencolek pipi Kiana. Mika akhir-akhir ini gadis sering menggoda Kiana, apalagi gadis itu sekarang sedang kasmaran.

"Makanya cepet cari cowok sono."

"Liat An, mentang-mentang udah punya cowok jadi sombong gitu nih anak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kiana ArsyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang